My Bodyguard 12

98.2K 10.1K 105
                                    

DOKK DOKK DOKK DOKK

Suara gedoran pintu terus terdengar tak mau berhenti. Karena melihat siswa lainnya terganggu, terpaksa Bu Wiwik berdiri dan melihat siapa pelakunya.

Ketika pintu kelas dibuka, tidak ada siapapun. Wanita yang menginjak kepala 5 itu bertambah geram. Kata anak jaman sekarang adalah bad mood. Alisnya menukik tajam. Serta tatapan mengintimidasi memastikan tidak ada yang berbuat curang.

"Waktu kurang 15 menit lagi!"

Terdengar keluhan dari semua siswa. Mereka menjawab satu soal saja belum. Jangankan menjawab, apa yang dimaksud soal itu saja mereka tidak tahu.

"Tapi baru 10 menit, Bu," protes salah satu siswa laki-laki.

"Tidak usah protes!"

Kan. Lebih baik jangan berbicara dengan Bu Wiwik jika dia sedang di mood yang buruk. Perkataan kita akan selalu dianggap salah ataupun mengganggu.

DOKK DOKDOKDOKK DOK DOK

Lagi. Semua terlonjak kaget ketika suara gedoran itu kembali terdengar. Berbeda dari sebelumnya jika pelakunya tak menampakkan diri. Kini dua orang menempelkan wajah mereka ke jendela kaca sambil tersenyum lebar.

Sean dan Langga.

Rupanya mereka belum pergi dari sana. Mereka terus menerus menggedor pintu tanpa henti. Bu Wiwik membuka pintu dengan kasar. Matanya sudah melotot tajam.

Sebelum pintu berhasil dibuka sepenuhnya, Sean dan Langga sudah berlari menjauh sambil tertawa. "AYO BU KEJAR KITA!"

Terlihat dengan jelas jika mereka meledek. Tak ingin menghabiskan energi, Bu Wiwik memilih berdiri di ambang pintu berkacak pinggang menatap tajam kedua murid somplak itu.

"Terharu banget gue punya temen berani kaya mereka berdua," ucap Arka berpura-pura menghapus air mata tanda terharu.

Athan dan teman-temannya tak berniat membantu Sean dan Langga. Biarkan mereka bermain sesukanya. Lagipula itu sudah biasa bagi mereka. Tak ada Sean dan Langga, dunia terasa sepi.

Di sisi lain Alora malah mengambil kotak bekal yang dibawakan oleh Tarani tadi pagi. Di dalamnya ada sandwich telur, tanpa sayur. Sebab Athan tak suka sayur.

Alora menepuk paha Athan dan menyodorkan bekal itu. Athan mengernyit, "Apa?"

"Makan," jawab Alora polos.

"Masih ada guru bego!" Walaupun berkata seperti itu, Athan tetap mengambil satu roti itu.

"Selagi tidak ketahuan, tidak masalah," jawab Alora enteng.

"Yang satu kenapa nggak lo makan?" tanya Athan melihat sisa roti di kotak.

"Mama kamu buat bekal buat kamu."

Athan menyuapkan potongan roti terakhirnya. "Sisanya buat lo." Alora mengangkat bahu. Tidak bertanya lagi dan mulai memakan sisa roti itu.

"SEAN! LANGGA! MASUK KELAS SEKARANG!" teriakan Bu Wiwik menggema.  Mungkin bisa terdengar dari lapangan upacara yang saat ini sedang dibuat berlarian oleh Sean dan Langga.

"GAMAU! TAKUT NANTI DIJEWER BU WIWIK KAYAK DULU!" balas Sean berteriak tak kalah keras.

"MASUK ATAU TAS KALIAN JADI KORBAN!"

Gawat! Bu Wiwik sudah mengancam. Tak perlu disuruh lagi, kedua laki-laki itu berlari kembali. Mereka sampai di depan pintu kelas dan Bu Wiwik berdiri di hadapan mereka. Sudah tak terkira bagaimana emosinya sekarang.

"Kalian ini sehari saja tidak membuat masalah tidak bisa ya?!" geram Bu Wiwik.

"Kayaknya sih emang nggak bisa, Bu," jawab Langga yang diangguki Sean.

MY BODYGUARD [SELESAI]Where stories live. Discover now