Lost Control

619 108 20
                                    

Di dunia ini, ada tiga hal yang Tea takuti.
Pertama, petir.
Kedua, setan.
Ketiga, dan paling di takuti; adalah kemarahan Papi.

Bisa dibilang, Rion memang jarang marah. Marah dan kesal beda ya. Kalau setiap hari nya, Rion memang suka dibuat kesal sama tingkah Tea yang kadang usil, dan menyebalkan. Kalau marah, well kemarahan Rion bisa dihitung jari. Bahkan Tea masih mengingat  apa saja yang pernah mendatangkan kemarahan Papi nya.

Pertama kali Rion marah pada Tea itu waktu Tea masih duduk di bangku sekolah dasar. Saat itu Rion sedang sibuk-sibuk nya mempersiapkan opening Helios Mall, yang kebetulan dekat dengan hari ulang tahun Tea yang ke tujuh. Tea marah karena dia sedih kalau Papi nya nampak tidak peduli dengan hari istimewa nya, jadi dia melakukan aksi mogok dalam segala hal untuk dua hari.

Tea pikir itu akan jadi cara yang ampuh untuk membuat Papi nya memperhatikan nya, tapi ternyata Tea salah. Papi nya marah besar sampai menghancurkan guci besar yang ada di rumah, lalu mengancam Tea kalau misalkan Tea melakukan aksi mogok lagi, Papi akan membawa nya ke panti asuhan supaya di urus di sana.

Padahal, seandainya Tea tahu, kalau Papi nya sengaja membuka Helios Mall di hari yang sama dengan hari dimana Tea lahir, dan seandainya Tea tahu juga, Helios Mall yang ada di Jakarta adalah hadiah ulang tahun untuk nya. Tapi waktu itu Tea terlalu kecil untuk tahu semuanya, dan Rion masih belum sepenuhnya menjadi orang tua yang bisa memahami dan menerima banyak hal dalam mengasuh seorang anak. Karena bagaimana pun, mengurus anak tidak mudah, terlebih Rion hanya melakukan nya seorang diri, tanpa istri yang menemani.

Kemarahan Papi Tea yang kedua, waktu itu Tea dan Oma lagi gencar-gencar nya menjodohkan Rion dengan wanita pilihan mereka. Saat itu Tea sudah duduk di bangku menengah pertama.  Tea dan Oma yang meskipun dipisahkan jarak antara Jakarta-Bogor, tapi dalam hal mesdiskusikan wanita incaran mereka untuk Rion, tidak ada yang bisa menghalangi nya, sekalipun jarak yang cukup jauh diantara mereka. Dan cara mereka begini: Dalam sebulan sekali, ketika Tea mengajak Papi makan di luar, akan selalu ada wanita yang datang ke meja mereka dan meminta bergabung atas suruhan Melanie. Waktu itu tugas Tea menjadi pengawas sekaligus pengabadi moment yang kemudian akan di laporkan pada Oma. Cara itu berjalan mulus untuk beberapa bulan sampai pada akhirnya, Rion jenuh dan menyidang anak dan Ibunya.

Waktu itu tidak ada barang yang dipecahkan Rion, Tea juga tidak diancam pergi ke panti asuhan, pun dengan Melanie yang tidak di apa-apakan. Hanya saja, Rion sengaja mengabaikan dua orang itu dalam waktu yang lama, nyaris sebulan. Dan selama itu, Rion lebih banyak mengahabiskan waktunya seorang diri di kantor.

Tea sampai sampai menangis setiap hari karena Papi mengabaikan nya selama itu. Papi nya berangkat sangat pagi ketika Tea belum bangun dan pulang ketika Tea sudah terlelap. Dan ketika Tea sengaja begadang buat nungguin Papi, Papi malah pulang pagi dengan keadaan mabuk berat. Dan setelah kejadian itu, Tea dan Oma berhenti menjodohkan Rion dengan perempuan pilihan mereka. Tea menyadari kalau perbuatan nya salah, sebab hati Papi nya masih dikuasai mendiang Mami.

Kemarahan ketiga, waktu Tea pulang telat dan pulang nya di antar Jeno, teman sekelasnya yang nyaris jadi pacar dia. Waktu itu Tea masih kelas sepuluh, dan untuk pertama kalinya pergi ke pesta remaja bareng teman-teman sekelas nya. Tea pergi atas izin Papi, yang sudah menanda tangani proposal yang dia buat. Dan Rion mengizinkan dengan syarat Tea tidak boleh pulang telat dari waktu yang sudah di tentukan, yakni pukul sembilan malam sudah harus sampai rumah.

Tapi ya, nama nya juga remaja yang baru mengenal dunia luar dan lagi, ini pertama kalinya Tea ikut pesta dengan teman sebaya, jadi dia lupa waktu dan baru pulang ketika jarum pendek menunjukkan pukul sebelas malam. Jangan tanya sebanyak apa missed call an dan pesan masuk yang dia terima dari Papi, itu jumlah nya ratusan. Karena sudah malam, Tea jadi enggan memesan layanan taksi online karena itu beresiko. Sedangkan untuk menelepon Papi, Tea juga nggak mau kerena nanti teman-teman nya akan menjulukinya anak manja---ya meskipun memang begitu fakta nya, tapi waktu itu Tea mau kasih citra yang keren dulu pada teman-teman nya. Dan ya, waktu itu ada Jeno yang sedang dekat-dekat nya dengan Tea, dan cowok itu menawarinya tumpangan, jadi,Tea harus memanfaatkan kesempatan buat lebih dekat lagi. Karena Tea tahu itu tidak kan terjadi berulang kali---menyadari Papi nya yang overprotective.

Me vs PapiOnde as histórias ganham vida. Descobre agora