Satu April

3.1K 274 88
                                    

April telah datang.

Tidak sedikit pula yang menyambut nya dengan April mop. Tapi tentu saja tidak untuk seorang Asterion Helios. Di setiap tahun nya setiap kali bulan April datang, pagi-pagi sekali Rion berkunjung ke tempat peristirahatan terakhir mendiang istri nya.

Kabut masih nampak dibarengi dengan udara yang sedikit menusuk kulit. Rion menghela nafas berat ketika kaki nya berhenti tepat di salah satu pusara dengan nama, Lavenia Kemala.

Dia melirik bunga lavender yang ada ditangan nya lantas mengulas senyum seraya berjongkok tepat di depan pusara itu.

"Aku datang, La." Kata nya, lalu meletakkan bunga lavender itu di pusara Lavenia.

"Happy anniversary, La."

Alasan kenapa pria itu mengistimewakan satu April, itu karena hari ini adalah hari jadi Rion dengan Lala. Hari dimana Asterion Helios si kapten basket menyatakan cinta nya pada Lavenia Kemala si murid jenius kala itu. Juga, hari dimana dia mengucap janji suci dengan wanita yang sama, ditahun ketiga setelah mereka resmi berpacaran.

Dulu, dia dan wanita itu adalah teman sekolah yang asing satu sama lain. Sebab Rion begitu populer dikalangan para gadis karena ketampanan nya juga posisi nya sebagai kapten basket di sekolah. Sedangkan Lavenia adalah gadis biasa yang meskipun sangat cantik tetapi tidak populer karena dia kutu buku. Hidup nya disekolah penuh dengan belajar, dan tempat favorite nya adalah perpustakaan. Beda dengan Asterion yang suka dilapangan.

Hingga suatu hari kemudian, insiden terlambat mendekatkan kedua nya. Mereka sama-sama mendapat hukuman membersihkan halaman. Dari sanalah, Rion mulai terpanah melihat Lavenia.
Dari kesabaran nya yang luar biasa, cara dia bicara yang lemah gemulai, serta... Wajah nya yang meneduhkan mata, terlebih ketika menyebutkan nama Rion dengan senyum nya. Hingga detik itu juga, Rion mendeklarasikan rasa, kalau dia menyukai siswi bernama Lavenia Kemala itu.

Rion terkekeh ketika mengingat bagaimana dulu dia jatuh begitu dalam pada sosok Lala--panggilan kesayangan Rion untuk mendiang istri nya. Lala yang manis, Lala yang penuh kelembutan, Lala yang selalu membuat hari-hari Asterion Helios jadi berwarna.

"Aku kangen, La. Kamu tahu itu."

"Kamu udah pergi lama. Hampir enam belas tahun. Ninggalin aku dan anak kita."

"Ah, anak kita tumbuh dengan baik, La. kamu tenang aja, karena aku mampu berperan sebagai Ayah dan Ibu untuk anak kita. Oh iya, dia manis dan juga cantik. Mirip Mami nya."

Kemudian Rion pun menyatukan tangan nya sambil memejamkan mata untuk mendoakan Lala nya supaya bahagia di sana, di sisi Tuhan, untuk selama nya.

***

Noushin masih belum bisa percaya kalau ini adalah kenyataan, iya, sebab ketika dia mencubit pipi nya dengan keras, dia meringis kesakitan.

Tau apa yang bikin Noushin seperti itu? Mobil audi merah yang kini ada di depan nya.

Sekitar pukul lima pagi, seseorang mengetuk pintu apartment nya dengan keras. Beruntung nya, saat itu Noushin sudah rapih, tinggal mengeringkan rambut saja. Lantas dia membuka pintu nya, dan langsung terkejut ketika melihat bos nya disana.

"Bapak mau jemput saya?" Tanya Noushin.

"Nggak. Saya cuma mau mengantarkan ini." Lalu Rion memamerkan satu buah kunci mobil di depan wajah Noushin.

"Oh, Bapak mau saya nyetirin Bapak?"

"Nggak."

"Terus?"

"Ambil."

"Hah?"

Rion menghela nafas nya sebelum meraih paksa tangan wanita itu. Lantas, dia manaruh kunci mobil itu diatas telapak tangan Noushin.

Me vs PapiΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα