Don't Leave Me

803 147 23
                                    

Biasanya, saat bel pulang berbunyi, Tea tidak langsung keluar. Cewek itu diam dulu dikelas buat ngerjain tugas yang hari ini diberikan. Meskipun tugas itu untuk minggu depan. Akan tetapi, untuk hari ini gadis itu sedang dalam mode malas dan ingin cepat pulang saja. Sudah rindu dengan kasur.

Tea menghentikan langkahnya ketika dia sudah berada di depan lobby. Cewek itu mengesah panjang ketika menyadari Javas belum menjemputnya. Lalu, dia memilih untuk duduk di kursi tunggu sambil memainkan ponselnya, membuka aplikasi instagram dan mengunjungi akun Papi nya.

Senyuman nya langsung merekah ketika dia melihat foto teratas yang Papi nya upload. Itu foto dirinya dengan caption 'I miss u' yang diunggah pada dua hari yang lalu. Iya, Tea tidak bosan-bosan melihatnya. Setelah puas, dia pun meng scroll kebawah.

"Ckckck... feed nya berantakan banget. Tapi mending sih, dari pada Pak Oris." Saat mengucapkan Pak Oris, Tea merendahkan suaranya. Takut bilamana orang nya dengar kan bisa bahaya.

Well, foto-foto yang Rion posting di instagram itu sebagian besar isinya anak gadisnya. Emang bucin banget pokoknya.

Lagi asik-asiknya dengan kegiatan yang dia lakukan, tiba-tiba Javas menelepon hingga kemudian Tea pun menjawabnya.

"Ha--"

"Gue di depan gerbang. Buruan!"

Secepat kilat, panggilan pun berakhir. Tea segera bergegas. Langkahnya sedikit terburu sebelum kemudian terhenti seketika saat dua suara memanggil namanya dengan cara yang berbeda.

"Adras--"

"Tea!"

Sang empunya nama langsung mematung ditempat seraya melirik satu-persatu manusia yang memanggil nya.

Itu Rendy dan Sean yang berdiri hadap-hadapan dengan jarak cukup jauh. Mereka sama-sama sedang menatapnya sampai Tea bingung harus berbuat apa.

"Tea--"

"Adras."

Sekali lagi, cowok-cowok itu berujar barengan.

"Hng... Y-ya?"

"Kamu--"

"Kamu--"

Dua cowok itu berucap barengan lagi sampai pada akhirnya mereka berdua saling melempar tatapan tajam satu sama lain.

"Lo ngapain ikut-ikutan gue?!" Seru Rendy.

"Excuse me?" Jawab Sean dengan nada mengejek.

Karenanya Tea menghela napas, berusaha tenang supaya tidak menimbulkan kesalahpahaman.

"Kalian--"

Pip-pip-pip~

Tea tidaj jadi melanjutkan kalimat nya karena suara klakson mobil itu. Lalu, matanya pun menoleh kesana. Dan seketika, ekspresi nya langsung berubah jadi cerah, saat mendapati pria berkemeja hitam yang lengan nya digulung sampai siku, dipadukan celana satin hitam, sepatu hitam dan kacamata hitam yang bertengger dihidung nya, yang sedang berdiri di samping mobil.

"PAPI!" Seru Tea hingga dua cowok tadi langsung mengikuti arah pandangan nya.

Benar, itu Papi nya.

Mendengar seruan itu, Rion pun langsung melepas kaca mata hitam nya lantas merentangkan tangan dengan senyuman lebar yang menghiasi wajahnya.

Well, Tea merasa diselamatkan dari situasi yang tidak dia sukai. Makanya, dia segera berlari--mengabaikan dua cowok tadi-- untuk menghampiri Papi nya, lalu menghambur dalam pelukan. Tidak peduli jika nanti dia dinilai seperti bocah lima tahun.

Me vs PapiWhere stories live. Discover now