Don't Mess With My Daughter

428 85 9
                                    

Playlist: Surrender - Natalie Taylor

After she left, everything was so dark and empty

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

After she left, everything was so dark and empty. But when I see in her eyes, I found a purpose to be alive. I want stay here, continue my life.... Because of her, my beloved daughter, Adrastea. - Asterion Helios.

***

Hari-hari terus berganti hingga sampai menjadi minggu. Sudah satu minggu lamanya, Tea tidak mendapatkan kabar dari Papi. Dan jujur.... Dia sedih, juga khawatir. Sebenarnya Papi dimana? Apa Papi baik-baik aja, Papi udah makan atau belum? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang melintasi anak itu ketika memikirkan ayahnya.

Bahkan, steak sapi yang ada di hadapan nya pun hanya gadis itu pandangi saja sejak tadi, tanpa minat untuk memakan nya.

"Papiiii... Mau tukeran menu dong. Punya Papi kayanya lebih enak, hehehe." Tea mengerjap ketika mendengar ucapan itu yang berasal dari meja sebelahnya. Dia lalu menoleh, dan mendapati ayah dan anak perempuan nya sedang duduk berhadapan sambil menikmati hidangan mereka. Tea pikir usia laki-laki itu tidak beda jauh dengan usia Papi nya, sedangkan anak perempuan laki-laki itu seperti nya baru menginjak tiga belas atau empat belas tahunan.

Dilihatnya, ayah dari anak perempuan itu menukar menu miliknya dengan milik sang anak, hingga kemudian munculan senyuman bahagia dari wajah anak gadis tersebut.

"Makasih Papi... Love you, mwahh!"

"Giliran ada maunya aja jadi romantis ya kamu?"

"Hehehe, tapi aku sayang Papi banget kok."

"Iya, yaudah habisin makanan nya."

"Aye-aye captain!"

Interaksi ayah dan anak itu terus Tea perhatikan. Mereka nampak sangat dekat, sebagaimana seperti dirinya dengan Papi nya.

Dan tentu saja, rasa rindu Tea terhadap Papi jadi semakin besar dan menggebu-gebu. Papi memang sering pergi meninggalkan nya bahkan sampai sebulan lebih. Tapi selalu ada kabar setiap waktunya. Entah itu hanya chat biasa, atau pun panggilan video. Tidak seperti satu minggu terakhir. Papi nya bahkan hanya pamit dengan untaian kalimat dalam sebuah pesan, dan hari-hari berikut nya tidak ada satu kabar pun yang Tea dapatkan.

Tea menunduk lesu, ketika dadanya dialiri rasa sesak secara tiba-tiba. Bahkan rasanya jauh lebih sakit saat dia harus mengakhiri hubungan asmara pertamanya dengan Sean.

"Papi... Where are you?"

Dan hanya kalimat itulah yang mampu Tea ucapankan dalam hatinya.

Bagaimana pun, Tea hanya punya Papi seorang. Papi adalah segalanya, dan ketika Papi pergi bagaikan ditelan bumi, Tea merasa kehilangan akan sosoknya. Meskipun di lain sisi, dia juga masih kecewa dengan Papi nya.

Me vs PapiWhere stories live. Discover now