Dua Pagi

1.4K 211 99
                                    

Playlist:

Payung Teduh - Di Ujung Malam

Kamu datang memang aku minta
Bahkan sampai meninggalkan bekas didalam dada
Hingga hati mulai berkata
Yang istimewa...
Jangan dibiarkan begitu saja

***

Pandangan mata Adrastea di penuhi oleh kabut-kabut tebal yang membuatnya tidak bisa melihat apa pun. Akan tetapi, dia terus berjalan, percaya bahwa nanti langkah nya akan berhenti di sebuah tempat yang sangat indah.

Tangan nya bergerak ke kanan dan kiri, berusaha menyingkirkan kabut itu. Hingga kemudian senyuman nya terbit kala mata nya berhasil menemukan warna hitam diantara warna putih yang ada. Langkah nya semakin cepat, tidak peduli dengan tanah tidak rata yang dipijakinya. Sedikit lagi dia akan mendekat, sebelum akhirnya langkah nya terhenti tatkala bebatuan membuat nya tersandung.

Dia meringis, merasa sakit sekali di bagian lutut nya. Maka dengan terpaksa, dia mengabaikan tujuan nya hanya untuk duduk dan melihat betapa parah nya luka yang dia dapat.

"Pasti sakit." Seseorang berucap, membuat Adrastea mendongak untuk mendapati sesosok wanita cantik yang terlihat tidak asing bagi nya.

"Kamu... siapa?" Tanya nya penasaran lalu di balas senyuman meneduhkan oleh wanita di depan nya.

"Ini Mami, sayang."

"Mami?"

"Hmm Mami Lavenia. Adrastea udah besar ya, udah enam belas tahun. Anak Mami makin cantik."

"Mami..."

"Biar Mami lihat luka kamu. Ah, tidak parah, kamu akan baik-baik saja."

Selagi wanita itu menunduk, Adrastea menatap lekat-lekat wajah wanita yang mengaku sebagai Mami nya, memang benar, ada banyak kemiripan dengan nya.

"Mami," Panggilan itu membuat Lavenia menengadah, menatap anak gadisnya dengan senyuman penuh sayang.

Karena hal itu, Tea jadi merasa hangat seperti masuk kedalam ruangan penuh penghangat saat musim dingin.

"Iya sayang ini Mami." Lalu tangan Lavenia menyentuh rambut hitam panjang anak gadisnya.

"Adrastea udah gede, jaga Papi baik-baik ya."

"Jangan nakal ya, jangan buat Papi khawatir terus, Papi sayang banget sama kamu."

"Kalo Papi yang nakal, kamu harus ingetin baik-baik, terus kalo nakal banget, laporin ke Oma."

"Mami sayang sama kamu. Tapi Mami cuma bisa ngawasin kamu dari sini, kamu baik-baik ya sama Papi. Dan seperti nya waktu Mami sudah habis. Mami harus segera kembali."

Kontan saja Adrastea dibuat membelalakan mata seketika saat Mami nya bangkit.

Ada senyuman yang menghiasi bibir wanita itu meskipun Tea dapat melihat genangan air yang sedang di tahan supaya tidak keluar dari mata indah Mami nya.

Me vs PapiWhere stories live. Discover now