Kenapa - Karena

1.4K 207 59
                                    

"Tapi terkadang, ada alasan penting kenapa seseorang bisa seegois itu." - Noushin Lovandra.

***

Malam kembali menyapa, lengkap dengan bulan dan bintang yang segera hadir menghiasi langit.

Rion dan anak gadisnya sudah ada di cafe tempat dimana Gaby merayakan ulang tahun nya, sejak langit masih berwarna jingga. Ngomong-ngomong untuk hari ini, mereka sama-sama menyimpan rahasia.

Tea menyimpan rahasia kalau hari ini dia jalan dengan cowok, yang mana kalau ketahuan Papi, bisa habis riwayat nya.

Sedangkan Rion, dia menyimpan rahasia dari anak gadisnya kalau hari ini, dia pergi untuk menyenangkan sekrestaris nya yang sudah berusaha keras untuk menyiapkan pesta besar-besaran. Seandainya Tea tahu, bisa gawat karena alasan nya pergi itu untuk urusan penting, bukan jalan dengan seseorang, terlebih orang itu wanita.

Well, seminggu sebelum ulang tahun Tea, itu ulang tahun Gaby, anak dari sahabat Rion yang sudah dia anggap sebagai anak sendiri, sekaligus sahabat dari anak gadisnya yang sudah seperti saudara kembar. Hubungan mereka memang sedekat itu meskipun tidak ada darah yang sama mengalir dalam tubuh.

Ulang tahun ke enam belas versi Gaby, tidak semewah yang akan Tea rayakan minggu depan. Gadis yang hari ini usianya genap itu, hanya mengundang keluarga, sahabat, pacar dan teman dekat saja. Dan semua orang yang hadir disana, tersenyum hangat menyambut kedatangan Jeni yang membawa kue di kedua tangan nya.

Gaby pun langsung sumringah saat melihat lilin angka enam belas itu.

"Woah... Aku udah gede ternyata." Pekik Gaby senang sekaligus tidak menyangka karena bisa menginjak usia ini. Dan kelakuan nya itu mengundang banyak tawa.

"Ya masa iya, udah punya pacar masih ngaku kecil aja." Jawab Jeni sang Mama yang langsung membuat Gaby merengut.

"Kata siapa? Gaby tetap masih kecil dimata Papa pokoknya." Kali ini giliran Evan yang menyeletuk.

"Udah gede, Evan. Tahun depan mau punya KTP."

"Masih kecil, Jeni. Orang kalo ditinggal di rumah sendirian aja ketakutan, terus telepon aku sambil nangis-nangis."

"Itu mah cemburu aja karena kita jalan berduaan dia nggak diajak."

"Dih Mama, Papa, kok malah ribut sih! Udah dong, mending acaranya dimulai sekarang." Kesal Gaby pada kedua orang tuanya.

"Alright. Ah, maafin kita ya, suka gitu emang kalo bercanda. Yaudah, kita mulai sekarang. Papa, buka acaranya." Ujar Jeni yang langsung diangguki Evan.

Kemudian Evan pun berdiri di depan untuk membuka acara ulang tahun anak gadisnya, sekaligus memberikan untaian kalimat penuh syukur, juga menyematkan doa dan harapan untuk Gaby kedepan nya. Setelah itu, barulah acara yang sebenarnya dimulai. Semua orang menyanyikan lagu selamat ulang tahun yang kemudian diakhiri Gaby dengan meniup lilin angka enam belas nya dengan semangat.

"Happy birthday to my lovely daughter, my one and only--I mean for now because--"

"Ih... Pokoknya forever one and only, Papa!" Gaby merengek sebab dia tidak mau jadi yang pertama untuk kedua orang tuanya. Dia hanya ingin selalu menjadi satu-satunya.

"Nggak mau punya adek?"

"Nggak mau!"

"Shhh... Malu sama pacar, Gaby." Kata Jeni sambil melirik Akrie yang sejak tadi senyum-senyum sendiri.

"Papa nya nyebelin sih, Ma. Udah tau aku nggak mau punya adek."

"Iya-iya. Kamu bakal jadi satu-satunya kok, tenang aja. Sini sayang peluk." Ucap Jeni menenangkan sambil merentangkan tangan nya untuk menyambut Gaby dalam pelukan.

Me vs PapiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang