Prolog

6.2K 270 28
                                    

Alur dirobak.

Nama tokoh pun diganti, kecuali LARGAS!
Kalian 'kan baca prolog, berarti kalian harus baca sampe ending, jangan diprolog doang!🤍

Nama tokoh pun diganti, kecuali LARGAS! Kalian 'kan baca prolog, berarti kalian harus baca sampe ending, jangan diprolog doang!🤍

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Prolog

Sebenarnya mereka setan apa manusia? Mengapa mereka tidak pernah berpikir terlebih dahulu sebelum berucap?

......

Di bawah derasnya hujan, terdapat seorang gadis dengan kupluk hitam yang membalut kepala, beserta hodie hitam dipadukan celana jeans abu, tengah berjalan tanpa arah, bola mata biru pucat itu memancarkan bahwa dia sedang tidak baik-baik saja.

Kristal bening terus keluar dari pelupuk mata, bersamaan dengan deras-nya hujan. Pikirannya terus dikelilingi kejadian yang baru saja terjadi tadi siang.

"Hai, perkenalkan nama aku, Deri Adera." Derai tersenyum pada teman-teman barunya yang sekarang tengah menatap dirinya dengan pandangan aneh.

"Buset, kayak hantu lo, putih banget," celetuk salah-satu laki-laki yang bernama Megan.

"Salah tempat dia, harusnya dia di kutub utara, biar jadi ratu es." Semua murid tertawa, sampai membuat Derai menundukan kepala, sambil menahan sesak di dada.

"Ehh ... liat, itu matanya gerak-gerak sendiri." Derai semakin menunduk saat semua murid kembali menatapnya.

"Heh sudah-sudah! Jaga mulut kalian!" Bu Rere langsung menenangkan.

"Emang salah ya, kalo aku terlahir kayak gini? Kenapa sedari kecil aku selalu dapet ejekan, entah dari tetangga, maupun dari teman-teman kompleks." Derai mendongak, lalu memejamkan mata menikmati hujan yang mengguyur seluruh tubuhnya.

Derai ingin memiliki teman.

Derai ingin bersekolah dengan tenang, tanpa adanya ejekan.

Derai ingin orang lain menerima keadaannya.

Derai membuka mata kembali, saat mendengar klakson mobil yang terus berbunyi, mata Derai semakin melebar saat dirinya baru tersadar, bahwa ia berada di tengah-tengah jalan.

Banyak sekali kendaraan umum berupa mobil yang membunyikan klakson, sedari tadi memerintah Derai untuk segera menyingkir dari sana.

Derai terpekik, ketika tangannya ditarik dengan kuat oleh seseorang ke halte pinggir jalan, jantung Derai berpacu lebih cepat saking kagetnya.

LARGAS [Selesai]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz