LARGAS || 29 AKHIR

1.9K 80 4
                                    

Akhir yang tepat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Akhir yang tepat

Detik menit telah terlewatkan, malam semakin larut, namun kedua pasangan itu masih asik mengobrol di dalam tenda. Suara tawa menggelegar sedari tadi terus terdengar menemani malam yang sunyi, akan tetapi suara tawa itu tidak muncul lagi dari bibir keduanya. Sebab suara notip dari ponsel mengganggu aktivitas mereka, setelah membaca pesan dari salah satu aplikasi berwarna hijau, mata Largas langsung terbelalak kaget. Ada nomor yang tidak dikenali, mengirimkan video saat Derai berada di club tengah di goda oleh para pria hidung belang.

Gadis yang malam ini tampil cantik itu, belum tersadar dengan ekspresi Largas yang tengah kaget, gadis itu masih menyembunyikan wajahnya di dada bidang Largas, pasalnya dia malu karena Largas terus menggodanya

0855 ...

Gimana? Lo terkejut gak liat kelakuan pacar lo yang keliatannya polos banget? Lo ditipu! Cewek sialan itu munafik!

Rahang Largas mengeras, bahkan dadanya tiba-tiba merasakan sesak. Mengapa bisa Derai berbuat seperti itu? Sedangkan dia yang di sana sedang berkuliah terus berdo'a agar cepat-cepat lulus dan secepatnya bisa menikahi Derai. Bahkan di sana ia sama sekali tidak tergoda oleh plajar perempuan yang secara terang-terangan menggodanya.

"Kamu kenapa?" tanya Derai menangkup pipi Largas, ia merasa aneh dengan tingkah Largas yang tiba-tiba saja diam.

Largas langsung menjauhkan tangan Derai dari wajahnya, dia bangkit dari tidurnya tanpa membalas ucapan Derai sampai membuat perempuan itu semakin kebingungan. "Gas," panggil Derai sambil menyentuh punggung Largas dengan tangan kanan.

"Kamu banyak berubah ya, Rai," lontar Largas kemudian terkekeh lirih, menahan semua rasa sesak yang menyerang dadanya.

"Maksud kamu apa, Gas? Aku gak ngerti." Largas menghela napas kasar, lalu berbalik menghadap Derai, tidak lupa Largas menyodorkan ponselnya pada Derai.

Dengan ragu Derai menerimanya, dahi Derai mengerut saat melihat layar ponsel Largas menampilkan isi chatan dengan nomor yang tidak ada nama. "Aku gak bisa baca lebih jelas, aku gak bawa kacamata," ungkap Derai cengengesan.

"Puter aja videonya, gak usah baca yang itu," titah Largas intonasinya sedikit meninggi.

"Biasa aja dong ngomongnya!" sentak Derai karena kesal, tadi saja Largas bersikap manis padanya. Wajah Derai ditekuk, lalu dia mulai memutar video yang tadi di suruh Largas. Seketika matanya melebar sempurna, tangannya bergetar, Derai menatap Largas takut.

"Gas," cicit Derai.

"Kenapa?" tanya Largas menatap datar Derai.

"Kamu marah?" tanya Derai dengan bibir bergetar.

"Menurut kamu?"

Derai meraih tangan Largas, namun Largas langsung menjauhkan tangannya, tatapan kecewa yang kini Derai dapatkan dari Largas. Derai merasakan sakit di hatinya, apalagi penolakan cowok itu saat ia akan menggenggam tangannya. "Maafin aku," lirih Derai menahan tangis.

LARGAS [Selesai]Where stories live. Discover now