LARGAS || 05.

1.2K 103 2
                                    


Happy Reading
Masih ada yang nunggu?
Jika ada typo tolong tandain🙏


05. Cemburu


......

Selesai upacara kelas XII Ipa 3 langsung menjalankan pelajaran orahraga, sekarang mereka tengah berbaris untuk pemanasan, di depan mereka ada Pak Jian yang tengah mencontoh gerakan.

"Derai, apa kamu baik-baik aja?" tanya Pak Jian dia melihat wajah Derai sangat pucat, seperti mayat, Derai menggeleng pelan sebagai jawaban, dan memberikan senyuman tipis. Derai memang begitu jika terkena paparan sinar matahari.

Para murid lainnya langsung mencibir Derai, mereka terlihat sangat panas, karena Pak Jian terlihat khawatir pada Derai berbeda dengan murid lelaki yang menyoraki Pak Jian.

Biar dijelaskan, Pak Jian adalah salah satu guru paling muda, dari guru yang lainnya. umurnya 27 tahun, banyak murid perempuan mengidolakan Pak Jian karena sangat tampan seperti orang korea.

"Baiklah, kalian boleh milih orahraga apa aja, asalkan kalian olahraga, yang ketahuan tidak olahraga maka nilai kalian kosong," peringat Pak Jian kemudian berlalu dari lapangan.

Mereka langsung bersorak kegirangan, murid cowok memilih untuk bermain bola di lapangan luas belakang sekolah, sedangkan murid perempuan memilih bermain basket, bahkan mereka sudah mengaatur posisi masing-masing.

"Ngapain lo? Kita gak ngajak lo, tau diri dikit dong," sentak Jeslin pada Derai yang ikut berbaris, gadis itu sedikit tersentak. Demi apapun sekarang Derai sudah seperti orang bodoh yang sedang dipermalukan.

"Maaf,  tapi aku boleh ikutan?" Jeslin berdecih, kemudian mendorong tubuh Derai ke pinggir lapangan, untungnya Derai bisa menyeimbangkan tubuhnya yang hampir terjatuh.

"Najis, pergi sana!" Lagi-lagi Derai menghela napas, jangan ditanya jika hatinya sangat sakit, tentu ini sangat menyakitkan.

Berarti sekarang Derai harus pasrah jika nilainya kosong, dengan berat hati, gadis berambut putih itu melangkah pergi dari lapangan, dia berjalan menuju taman sekolah. Letaknya berada di samping gedung sekolah.

Dia mendaratkan bokong di kursi kayu ukuran panjang, kemudia terdiam memikirkan kedepannya dia harus bagaimana? Seketika keinginannya untuk berhenti sekolah muncul di otak, namun Derai kembali teringat perjuangan sang Ibu yang rela di kasari oleh Papa demi mendapatkan hak asuhnya. Ibu sangat mengerti, sekarang Derai bebas melakukan apa saja di luar ruangan, contohnya sekarang ia bisa bersekolah umum.

Sedangkan jika bersama Papa, maka Derai tidak akan bebas dan tidak akan mengetahui dunia luar.

"Ngapain lo di sini?" Derai kembali tersentak, saat mendengar suara Largas namun wujudnya tidak terlihat. Dia belum menjawab, Derai masih mencari-cari keberadaan Largas.

"Nyariin ya?" Derai bangkit dari kursi, keadaan taman sekolah terlihat sangat sepi, ia jadi teringat perkataan Sora teman sekelasnya, katanya di taman sekolah ini ada penghuninya, tentu saja itu bukan manusia.

Apa jangan-jangan, yang berbicara padanya bukan Largas melainkan mahkluk lain sedang menirukan suara Largas?

"Largas, apa itu kamu?" Derai bertanya dengan suara pelan, bulu kuduknya meremang, isi kepala sudah terisi oleh hal-hal menakutkan.

LARGAS [Selesai]Where stories live. Discover now