LARGAS || 07

1K 95 5
                                    

07

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.


07. Liam si pengecut

Kembali lagi ke sekolah, kini Derai tengah mencari keberadaan Rafael. Bukan maksud apa-apa, dia hanya ingin mengantarkan hodie milik Rafael yang waktu itu dia pinjam. Mungkin sudah sekitar sepuluh menitan, bel istirahat telah berbunyi. Dan ia baru keluar kelas, sebab ada tugas tambahan dari Bu Gina guru sejarah wajib. Derai tidak ingin mengerjakan di rumah, karena di rumah entah kenapa untuk membuka buku saja rasanya sangat malas.

Di lorong sekolah, banyak sekali para murid yang menatapnya, namun sekarang Derai sudah biasa dengan tatapan aneh yang mereka lemparkan untuknya, Derai sudah tidak peduli, walau dalam hati masih merasakan sesak.

Tidak jauh dari sana, ada Largas yang tengah berjalan seorang diri sambil sesekali mengelap keringat di dahi menggunakan tangan. Namun Derai tidak melihat, cewek itu sibuk bergulat dengan pikirannya sampai ia tidak sadar jalannya miring, dan mau menabrak tembok, Untungnya dengan sigap, tangan Derai ditarik oleh Largas hingga wajahnyalah yang menabrak dada bidang cowok jangkung itu. Bahkan tote bag yang dipegang Derai seketika lepas dan mendarat di lantai.

Sorakan heboh mulai terdengar di lorong, ulah beberapa murid yang lewat, mereka layaknya sedang menonton adegan di film-film romantis, namun agak sedikit kecewa dengan pemain ceweknya.

Spontan Derai tersadar, dia langsung mendorong dada Largas agar cowok itu sedikit mundur, lagi-lagi jantungnya kembali berdetak cepat, hanya karena Largas. Ada apa ini?

"Eh, maaf-"

"Kebiasaan," potong Largas, menampilkan wajah datar membuat Derai menegang.

"Mau kemana?" Largas mengubah kembali raut wajahnya menjadi biasa seperti tidak terjadi apa-apa, walau dalam hati dia sangat gemas dengan tingkah Derai yang ceroboh.

Dan Largas bertanya, untuk merubah suasana karena mendadak menjadi menegangkan, cewek di hadapan Largas alias Derai menghela napas lega. Dia mulai menjawab pertanyaan yang terlontar dari mulut Largas.

"Mau nganterin hodie Rafael, waktu itu aku pernah minjem." Largas cowok jangkung itu, bingung, bukannya Derai takut jika berdekatan dengan Rafael apalagi Liam?

Namun karena Largas tidak ingin tau lebih lanjut, dia pun memberitahu keberadaan Rafael. Si pemilik senyuman manis itu berada di belakang sekolah, sedang bermain bola bersama yang lainnya.

Tadinya Largas ikut, namun karena haus dia izin terlebih dahulu untuk ke kantin membeli minum. "Makasih, Gas. Aku ke sana dulu ya," pamit Derai memberikan senyuman semanis mungkin pada Largas kemudian meraih tote bag yang mendarat di lantai.

"Iya," balas Largas setelahnya, mereka terpisah.

Sampai di belakang sekolah, Derai merasa sangat menyesal datang ke sini, karena di lapangan sepakbola yang luas itu, banyak sekali murid laki-laki, ada yang sedang bermain bola di lapang. Ada juga yang menjadi suporter di sisi lapangan.

LARGAS [Selesai]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن