Extra Part

2.2K 75 6
                                    

Extra part
Bertemu kembali

Sepulang dari kantor, Largas berniat mengunjungi rumah keluarganya, namun dia harus pergi dulu ke sebuah supermarket untuk membeli sesuatu, tentu saja itu untuk keluarganya. Memang setelah Largas menjadi seorang arsitek beberapa bulan lalu, ia memilih membeli rumah sendiri, katanya Largas ingin hidup mandiri dan sekarang adalah waktunya. Largas juga sekarang bekerja untuk adik-adiknya sekolah, mengingat sekarang papanya sudah pensiun dari pekerjaannya, jadinya tidak bisa membiayai kuliah Galih dan juga sekolah Hana.

Sekarang Largaslah yang menanggung semua kebutuhan adik-adiknya, sedangkan Papanya kini tengah mencari cara agar bisa kembali bekerja. Largas sama sekali tidak keberatan, karena Largas selalu berpikir yang membiayai sekolah dan mendukungnya adalah keluarganya, jadinya Largas juga harus membagi hasil kerja kerasnya dengan keluarga.

 Largas sama sekali tidak keberatan, karena Largas selalu berpikir yang membiayai sekolah dan mendukungnya adalah keluarganya, jadinya Largas juga harus membagi hasil kerja kerasnya dengan keluarga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Toko roti," gumam Largas saat matanya tidak sengaja melirik jendela, yang menampilkan sebuah toko roti kecil, mungkin baru saja dibuka. Pasalnya Largas sering lewat jalan ini, dan kemarin-kemarin toko itu tutup tidak ada yang menjual apapun di sana. Ditambah toko itu masih sangat sepi, hanya ada beberapa orang yang masuk ke dalam toko itu.

Dan pada akhirnya Largas lebih memilih toko roti dibandingkan dengan supermarket, mengingat Bunda juga sangat suka dengan roti. Jadi Largas berpikir, Bunda pasti senang jika ia membelikan banyak roti.

Setelah ke luar dari mobil, barulah Largas berjalan masuk ke dalam toko roti, baru saja masuk, Largas sudah disuguhkan aroma roti yang menyeruak dan membuat perut keroncongan, tidak lupa roti itu sudah berjajar rapi di depan kasir, siap untuk di beli dan dibawa pulang.

Setelah ke luar dari mobil, barulah Largas berjalan masuk ke dalam toko roti, baru saja masuk, Largas sudah disuguhkan aroma roti yang menyeruak dan membuat perut keroncongan, tidak lupa roti itu sudah berjajar rapi di depan kasir, siap untuk di b...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"

Permisi Bu? Ibu penjualnya di mana?" tanya Largas pada seorang paruh baya yang tengah memilih roti lalu memenaruhnya di atas nampan, mungkin nantinya akan diserahkan pada penjual dan si penjual akan memasukan roti yang ia beli ke dalam paper bag cokelat.

"Sedang pergi ke toko sebelah Nak, katanya mau beli minum," jawab Ibu paruh baya ramah, dan Largas hanya mengangguk saja kemudian mulai memilih roti yang ia inginkan.

Dua nampan telah penuh dengan berbagai macam roti, Largas menaruhnya di meja kosong, untungnya di dalam toko ada meja bundar dan juga dua kursi kayu. Jadi Largas bisa menunggu penjual toko sambil duduk.

Tidak lama, pintu terbuka menampilkan seorang wanita berpearawakan mungil dengan kedua tangan yang tengah menggenggam sebotol minuman. "Maaf nunggu lama," ucapnya sangat sopan.

"Nggak papa," balas Ibu tadi yang mengobrol dengan Largas, samar-samar Largas mendengarkan percakapan ibu tadi dan si penjual. Akhirnya Largas bisa menghela napas lega, karena si penjual telah datang. Lelaki dengan kemeja biru tua itu mulai membawa kedua nampan ke depan kasir.

Largas pikir penjual roti ini sudah tua, namun nyatanya masih muda, melihat dari perawakannya. Tapi entah kenapa ia sangat penasaran dengan wajah si penjual, pasalnya si penjual tengah memunggunginya, rupanya tengah memasukan beberapa roti yang tidak bisa dijangkau oleh si Ibu.

Saat berbalik badan, tubuh Largas langsung menegang, untungnya dua nampan di tangannya telah di taruh di meja, jika tidak mungkin akan terjatuh ke lantai. Bahkan sekarang jatungnya berdebar kencang, dia masih tidak percaya dengan sesosok manusia di depannya.

"Hai," sapa Brenda melempar senyum selebar mungkin pada Largas, meski ia merasakan hal yang sama seperti Largas, terkejut.

"Ini aja, Kak?" tanya Brenda sambil memasukan roti ke dalam paper bag, sedangkan Largas masih terdiam kaku, ia terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Bukannya Brenda sudah meninggal? Lalu ini siapa?

"Ini, semuanya jadi seratus duapuluh ribu," kata Bbrenda menyerahkan dua paper bag besar pada Largas. Dan Largas segera tersadar, kemudian merongoh saku celananya untuk mengambil dompet.

"Terimakasih, Kak," ujar Brenda menerima uang pemberian Largas, kebetulan pas jadi Brenda tidak perlu memberikan kembalian pada Largas.

Buru-buru Largas keluar dari toko roti itu, membuka pintu mobil lalu masuk, dan langsung mengambil sebotol air putih yang ia letakan di kursi samping kemudi.

'Brenda?'

Udah selesai hehe

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Udah selesai hehe.
Btw, aku mau bikin Largas2 kalian mau baca gak?

Komen dong please😭🤍🙏

LARGAS [Selesai]Where stories live. Discover now