Chapter 8

209 10 0
                                    

"Apa yang kau lakukan hah!?.Selama ini kau menyembunyikan flasdisk itu.Jika kau menemukan bukti kenapa kau tidak memberikan itu padaku?."

Bentak jacob sambil mencengkeram kerah james.Saat ini mereka tengah berdua di atap kantor polisi.

"Kenapa?.Aku atau kau itu sama saja bukan?.Jangan bersikap kekanak-kanakan seperti ini."

"Kekanak-kanakan?.Aku?.Justru kau yang kekanak-kanakan.Kau tidak memberitahu kami kalau kau menemukan bukti itu.Apa kau berniat menyelidiki ini sendiri hah?.
Apa kau lupa kau yang menyerang gadis tak bersalah karena kecurigaanmu yang berlebih itu hah.
Sekarang kau mengatakanku kekanak-kanakan?.Apa kau ingin berpura-pura menjadi detektif teladan hah!?.Seperti ayahmu itu!"

"Cukup!.Dasar brengsek! Jika kau membawa-bawa ayahku lagi aku akan melupakan kalau aku ini polisi dan akan membunuhmu disini!,sekarang juga"

James beralih membentak jacob dan mencengkeram kerahnya dengab kuat.

"Benar juga.Seingatku ayahmu dulu juga terobsesi dengan Pv"

"Dasar brengsek!"

Bugh! James melayangkan bogem mentah ke Jacob.Mereka sudah akan terlibat perkelahian jika tidak ada yang datang memisahkan mereka.
Perkelahian itu berhasil dihentikan dan jacob bersama juniornya kembali kebawah.Namun mereka masih saja saling memberikan tatapan tajam.

"Brengsek!",umpat james.Ia selalu saja hilang kendali jika menyangkut almarhum ayahnya.Willi masih menemani james yang amarahnya mulai mereda.

"Kapten!.apa saya boleh tanyakan sesuatu?",tanya willi hati-hati.

"Fiuh.Katakan!",ucap james sambil menghela nafas.

"Darimana kapten mendapatkan flasdisk itu?",tanya willi

"Aku mengunjungi rumah duka dan meminta izin melihat-lihat kamarnya.
Dia termasuk keluarga yang berkecukupan dan orang tuanya juga tidak terlalu mengekangnya soal nilai ataupun pergaulan,dia anak yang normal dan baik.Aneh saja jika dia tiba-tiba stres dan menggunakan narkoba.Dari catataan medisnya juga dilaporkan bahwa gangguan mental yang diderita belum lama.Dan benar saja aku menemukan flaskdisk yang berisi rekaman percakapan tersangka dengan pembunuh bayaran itu.Juga ada rekaman video pembunuhan yang diambil secara diam-diam.Tapi dia terlalu takut untuk melaporkan ke polisi",jawab james sambil merapikan bajunya

*
"Hey!  Apa yang kalian lakukan?"

Teriak seseorang yang baru datang membuat sasha dan antek-anteknya terkejut dan panik.

"Kami tidak melakukan apapun bu.Dia terjatuh sendiri."

"Iya kami tidak melakukan apapun."

"Kalian pikir aku akan percaya hah!?,kalian bertiga ikut ibu keruangan guru,sekarang!"

"Tapi bu"

"Tidak ada tapi-tapian."

Mereka bertiga diseret keruang guru secara paksa.Dan seorang gadis masuk dan membantu parisya.

"Kau..baik baik saja?.Mari kubantu."

Ucap gadis itu sambil memapah parisya keruang uks.Parisya sesekali meringis saat merasakan nyeri.
Untunglah jarak toilet dan uks tidak terlalu jauh.Koridor juga sepi karena ini sudah jam masuk.

"Kebetulan aku selalu membawa baju cadangan.Kau bisa memakainya.Kau bisa sakit jika tidak mengganti pakaianmu, setidaknya pakaian luarmu harus kering",ucap gadis yang sering parisya lihat itu.Parisya malah menatap tangan yang terulur itu.Saat ini mereka sudah tiba diuks dan kebetulan petugasnya sedang tidak ada ditempat.

"Kenapa kau diam saja?.Tenang saja itu masih bersih,aku belum memakainya."

Parisya menerimanya dengan ragu.
Namun tak langsung memakainya ia malah memeganginya saja.

"Kenapa lagi?.Jangan bilang kau malu?.Baiklah baiklah aku akan membalikan badan.Padahal kita sesama perempuan",ucap gadis itu sambil membalikan badan.Setelah parisya selesai mengganti pakaian,
gadis itu mengobati luka parisya.

"Emely,namaku emely.Kalau kau ingat kita satu kelas.Dan aku duduk disebelahmu.Jika kau ingat aku juga sering dibuli",celetuk gadis bernama emely itu yang entah kenapa bisa mengatakannya santai seolah ia terbiasa dengan itu.

"Kenapa kau membantuku?",tanya parisya setelah sekian lama terdiam.
Emely menghentikan gerakan tanganya yang sedang mengobati tangan parisya.

"Kau ini?.Apa seseorang harus punya alasan untuk membantu orang lain hah?",ucap emely sambil terkekeh.
Parisya masih menatap emely dari balik rambutnya yang mulai kering.

"Waktu itu aku tidak menolongmu meskipun aku tahu.Dan kau bisa saja mengabaikanku seperti aku mengabaikanmu saat itu.Kenapa kau tidak melakukannya?",tanya prisya dan mungkin ini dialog terpanjangnya.Emely tersenyum bahkan nyaris tertawa.

"Aku tahu.Aku bisa saja mengabaikanmu.Tapi aku tak bisa,
hati nuraniku mengatakan aku harus membantumu.Jadi aku hanya mengikutinyal,ucap emely ringan.

"Kau terlalu baik",celetuk parisya membuat emely terdiam kemudian ia tertawa.

"Kau mengatakannya seolah-olah kau itu orang jahat ya.Hahaha",ucap emely sambil tertawa

"Ah maaf.Aku tidak pernah berbicara seperti ini dengan seseorang.Aku jadi mengatakan hal yang aneh",ucap parisya dengan suara lirih dan menundukan kepalanya.Emely sedikit terkejut dengan reaksi parisya.Ia jadi sedikit mengerti bahwa sepertinya selama ini parisya tidak mempunyai teman.

"Argh...bisa dibilang aku juga baru pindah kesini beberapa bulan sebelum kau.Jadi aku belum punya teman,apa kau mau menjadi temanku?",tanya emely sambil mengulurkan tanganya untuk berjabat tangan.

"Teman?",tanya parisya sambil menatap tangan emely yang masih menggantung.

"Argh kau membuat tanganku menggantung terlalu lama kau pikir ini tidak melelahkan hah",ucap emely sambil meraih tangan parisya dan menjabat tanganya.

"Sekarang kita teman",ucapnya sambil tersenyum.

"Oh ya aku akan mengeringkan rambutmu.Aku sudah meminta izin tadi jadi kita tak perlu kembali kekelas lagipula sebentar lagi pulangkan.Apa kau sudah memilih NC?",tanya emely sambil mengeringkan rambut parisya dengan hair dryer.

"Belum."

"Apa kau ingin pergi bersamaku?.
Siapa tau kau berminat dengan NC yang akan kucoba malam ini.Tapi jangan terkejut karena aku memilih.."

Emely menghentikan kalimatnya.Ia terdiam menatap parisya.

"Kenapa?.Kenapa kau berhenti?.apa ada...",parisya bingung kenapa emely menghentikan perkataannya dan malah menatap dirinya.

"Kau?.kau itu?.Sebenarnya siapa?"

*
Beberapa saat yang lalu

"Gara-gara kau aku kehilangan dia.
Bahkan kupikir dia kembali kekelas,tapi dia tak ada disini",ucap tristan kesal

"Salahku?.Kenapa menjadi salahku?.
Dan juga kenapa kau mencarinya?.
Jangan bilang beberapa hari ini kau menjadi gila karena mencarinya?.Apa yang dia lakukan hingga kau tergila-gila kepadanya seperti ini?.Dari awal aku sudah mencurigainya.Ada sesuatu yang aneh..."

"Tutup mulutmu!.Jangan katakan yang tidak tidak.Dia tak melakukan apapun padaku dan juga dia tidak aneh mengerti?",ucap tristan yang langsung memotong perkataan marko dengan kesal.

"Sebentar lagi kelas dimulai kenapa dia belum kembali.Aku harus.."

"Hey mau kemana kau!.Sudah tahu kelas akan dimulai tapi malah mau keluar",ucap marko sambil menghentikan tristan pergi.

"Tapikan.."

"Sudah.Sekarang kau yang harus mendengarkanku.Apa perlu aku menghubungi ibumu dan mengatakan kau bolos kelas?."

"Argh....baiklah.Dasar pengadu!",ucap tristan yang makin kesal.Namun ia tak berdaya jika sudah menyangkut ayah atau ibunya.Marko selalu mengeluarkan kartu asnya diwaktu yang tidak tepat seperti ini.

*
"Terimakasih,idemu bagus juga.
Berkat kau aku sudah menghajarnya meski ketahuan dengan guru."

"Tidak masalah.Aku hanya senang membantu."

MY LITTLE SECRET Where stories live. Discover now