Chapter 8 (2)

75 7 0
                                    

Jarum jam bergerak mengisi keheningan ruangan itu.Meskipun diluar banyak orang yang melakukan tugasnya.Suara mereka tak terdengar dari dalam karena ruangan yang bisa dibilang kecil itu kedap suara.Tapi masih ada kaca yang bisa membuat dapat melihat kedalam maupun sebaliknya.

Perempuan yang sedang duduk diruangan masih tidak ingin mengatakan satu patah katapun.
Tangannya terborgol dengan masih ada noda darah.Wajah serta pakaiaanya juga dipenuhi darah.
Kondisinya benar-benar kacau.
Bahkan bekas tangan seseorang masih terlihat melingkar dilehernya.

Beberapa orang terlihat memperhatikanya dari luar.Mata mereka menunjukan emosi yang berbeda.Meski tak bisa mendengar ucapan mereka,perempuan itu bisa membaca raut wajah maupun gerak bibir mereka.

Dia menghela nafas dan menyandarkan punggungnya kekursi keras dan dingin itu.Kepalanya menengadah menatap langit-langit ruangan.Bola matanya melirik kanan-kiri,tak ada apapun yang menarik.Ruangan itu hanya ada dua kursi dan satu meja kecil ditengah.
Catnya yang putih membuat terlihat semakin membosankan seperti ruangan rumah sakit.Duduk disini beberapa menit saja sudah membuat orang stres karena bosan.

Parisya beralih menundukan kepalanya.Menatap besi dingin yang melingkar dikedua tangannya.
Dia terjebak disini karena tuduhan membunuh seseorang.Dan orang itu adalah Amor.Instruktur kelas menembak.James mendapatinya disamping amor yang sudah pucat dan berlumuran darah.

Saat itu james melihatnya dengan tatapan membunuh.Dia tidak segan-segan mencekiknya dan berteriak padanya.Dengan segenap kesadarannya yang masih tersisa dia membawa parisya kekantor polisi.

Beberapa orang masih melirik kearahnya sambil berbicara.Tak lama kemudian james datang.

Beberapa waktu yang lalu dia menyeret parisya dan hampir membunuhnya.Dia juga sempat mengumpat pada petugas yang menginterogasi parisya karena parisya tidak menjawab dan james merasa tidak perlu menanyainya lagi.Karena menurutnya semua sudah jelas.

James membuat keributan.Setelah itu mereka meninggalkan parisya sendiri diruangan.Termasuk menyeret james keluar.Setelah itu dia dipanggil oleh kepala kepolisian untuk menghadap.
Sudah pasti dia mendapat teguran karena tidak boleh melibatkan emosi dalam pekerjaan.

Dan saat ini James mencoba masuk keruangan itu lagi namun beberapa orang terlihat menghalanginya.
Mereka tidak mau james melakukan hal yang diluar kesadarannya.Dan menyesali hal itu nanti,karena semua yang disana tahu kedekatan james dengan amor.

Seseorang berpakaian lengkap masuk kekantor polisi.Dia mengatakan tujuannya datang dan petugas itu mengantarkannya.Saat sampai didepan ruangan itu dia melihat orang yang ingin ditemuinya ada didalam.

Dia berbicara dan meminta izin untuk bertemu dengan parisya.James menghentikan pengacara itu dengan tangannya,Henry menatapnya dingin dan memberikan kode untuk menjauhkan tangannya darinya.Karena dia sudah mendapatkan izin dan james tidak berhak untuk menghalanginya.

Parisya melihat orang itu akhirnya menghampirinya.Jelas sekali dia datang kesini dengan terburu-buru.
Belum sempat dia mengatakan sesuatu,parisya sudah berbicara terlebih dahulu.

"Maaf.Aku tidak bisa menjeputmu,"
ucap parisya sambil menatap pria.
Henry mengehela nafas.

"Tidak masalah.Aku sudah mendengarkan garis besarnya saat menuju kesini.Tapi katakan padaku,kau tidak-"

"Aku tidak melakukannya",ucap parisya memotongnya.Kali ini tanpa menatapnya.Pandangannya lurus kedepan,menatap james yang ada diluar ruangan.

"Baiklah aku mengerti.Aku akan mencoba mengeluarkanmu",ucap pengacara parisya kemudian keluar lagi.Dia berbicara dengan yang bertanggung jawab disana.Meski tidak mendengar,parisya tahu james sedang bertengkar dengan pengacaranya.

MY LITTLE SECRET Where stories live. Discover now