Chapter 9

184 8 0
                                    

NC hari ini ditiadakan dahulu mengingat suasana akademi yang masih kacau.Jadi para pelajar pulang sesuai jam pulang dan sedikit bersusah payah karena para wartawan yang masih berkerumun digerbang.

"Kau sudah pulang?.Apa akademi sekacau itu tristan?",tanya ibunya tristan yang melihat anaknya pulang lebih awal.

"Iya",ucap tristan singkat tak seperti biasanya.

"Kenapa kau memasang wajah seperti itu?.Apa ada masalah?",tanya ibunya tristan.

"Tidak.Tidak ada apapun",ucap tristan masih lesu.

"Baiklah kalau begitu.Oh ya ayahmu sebentar lagi akan kembali kesini", ucap ibunya tristan menyampaikan berita yang ia terima tadi.

"Benarkah?.Memangnya pekerjaan ayah disana sudah selesai?",tanya tristan karena ayahnya sering kali keluar negeri secara tiba-tiba.

"Katanya sih sudah selesai.Dan akan menetap disini."

"Baguslah.Dengan itu ayah tak akan kembali kesana lagi",ucap tristan

*
"Baru beberapa minggu disini kau sudah mendapat luka seperti itu?.Apa kau mau pindah saja?.Dia tidak akan senang melihatmu seperti ini",tanya seseorang yang sedang duduk sambil membaca buku.Parisya tak menjawab ia menatap luka ditanganya.

Flash back on

"Kenapa?.Kenapa kau berhenti?.apa ada-",parisya bingung kenapa emely menghentikan perkataannya dan malah menatap dirinya.

"Kau?.kau itu?.Sebenarnya siapa?."

"Maksudnya?",tanya parisya yang makin kebingungan.

"Kau itu?.apa kau seorang calon idol?.Atau malah artis?,atau model,mungkin?,atau jangan jangan kau malaikat ?.Katakan! kenapa wajahmu bisa secantik ini?",tanya emely yang saat ini melihat wajah parisya dengan berbinar.

"Tidak.Aku bukan yang seperti itu."
Parisya mengatakanya dengan sedikit terbata-bata.

"Benarkah?.Kau tahu?,kau itu sangat cantik.Matamu,kulitmu,hidungmu,bibibirmu semuanya sempurna.Bahkan yang melihatnya pasti akan langsung jatuh hati.Kenapa kau menutupinya dengan rambutmu?.Apa kau sengaja menyembunyikannya?.Kenapa?,apa kau sedang menjadi buronan?.Argh tidak maksudku apa kau sedang dicari-cari oleh para agency?."

"Tidak.aku hanya-"

"Tak apa jika kau tidak mengatakan alasannya.Tapi kau benar-benar cantik.Apa kau berniat ikut NC model atau Aktris mungkin?."

"Entahlah.aku belum memilih."

"Ah sayang sekali.Tapi apa kau masih mau menutupi wajahmu itu?."

"Sepertinya iya"

"Baiklah kalau itu pilihanmu.Aku akan menutup mulutku dan menyimpan rahasiamu.Kau tahu,aku pandai menyimpan rahasia".Emely mengatakanya dengan bangga dan kemudian mulai melanjutkan mengeringkan rambut parisya.

Flashback off

"Tidak.Tidak perlu.Aku menyukai tempat itu",ucap parisya sambil meminum tehnya.

"Baiklah kalau kau menyukainya"
,ucap pria itu sambil membenarkan kacamatanya.

*
Beberapa hari berlalu,para wartawan sudah tidak mengganggu akademi lagi.Keributan seperti drama-drama juga menyurut.Sebaliknya hubungan parisya dan emely semakin dekat,
mereka sudah duduk sebangku.
Makan kekantin bersama dan melakukan apapun bersama. Tristan masih saja berusaha mendekati parisya.Dan terkadang bergabung dimeja makan mereka.Sasha dan kedua temannya diskors selama seminggu dan juga diberi surat peringatan.Keadaan mulai berubah sedikit demi sedikit seiring berjalannya waktu.

"Bagaimana?,sejauh ini ada NC yang kau minati?",tanya emely,mereka berjalan bersama untuk keluar gedug akademi.Sudah lebih dari 2 minggu mereka mencoba beberapa NC namun belum memutuskan mana yang akan diikuti.

"Aku belum memutuskan",ucap parisya pelan.

"Baiklah.Tapi mulai besok gantian kau yang memilih mau mengikuti NC apa,selama ini kau mengikuti apa yang kupilih meskipun kau hanya sekedar melihat saja",ucap emely tak mau tahu.

Apa yang dikatakan emely tidak salah.Contohnya saat kelas memasak, Parisya hanya ikut mencatat dan memperhatikan,ia sama sekali tak berminat untuk menyentuh masakan maupun bahan.

Kelas melukis dia hanya diam menatap kanvas tanpa melukis ataupun mencampur warna apapun.Dan masih banyak lagi yang parisya lewatkan.

"Tapi-.baiklah", ucap parisya mengalah.

"Baiklah kita berpisah disini,sampai jumpa lagi,selamat berlibur",ucap emely sambil menyebrang jalan.

Rumah mereka memang letaknya saling berlawanan arah.Parisya menatap jalanan dan menghela nafas.
Parisya mulai berjalan,ia merasakan ponselnya berdering.Ia melihat sekilas layar ponsel kemudian menggeser tombol berwarna merah dan mengembalikan kesaku lagi.

*
"Aku mencoba menghubungimu,
kenapa kau tolak hah!,aku membutuhkan bantuanmu",ucap seseorang pria yang memakai masker dan kacamata hitam.

"Aku sibuk.Kenapa kau menghubungiku?",tanya orang misterius yang memakai jubah hitam.Wajahnya tak terlihat.

"Aku ingin kau menghabisi dia",ucap pria berkacamata sambil meletakan foto.

"Ini?,kenapa kau mau menghabisinya?.Dia tidak terlihat berbahaya?",tanya orang misterius itu.

"Tentu saja tidak.aku hanya ingin memperingatkan seseorang saja.Jangan tanyakan lagi,lakukan saja."

Pluk..

"Ini baru setengah,setengah lagi setelah pekerjaanmu selesai",ucap pria itu

"Baiklah akan kupastikan besok kau mendapat kabar baik",ucap orang misterius itu.

"Baiklah.kupercayakan tugas ini padamu"

*
Hari ini weekend,parisya menghabiskan waktu untuk menemani emely jalan-jalan.Mereka pergi kebeberapa tempat yang belum pernah parisya kunjungi setelah pindah kenegara atau lebih tepatnya kota ini.Mereka berdua bersenang-senang hingga sore hari baru pulang.Itupun karena emely tiba-tiba mendapat pesan dari kakaknya dan memintanya untuk pulang.

Ya karena sudah terlanjur keluar rumah,parisya memutuskan untuk mampir kecafe waktu itu.Karena ia juga tak berada jauh dari sana.

Baru saja ia akan memasuki cafe tapi dia bersenggolan dengan seseorang hingga hampir jatuh.

"Ah maafkan aku.Aku tidak-...argh.."

Parisya meringis kesakitan saat tanganya dicekal dengan keras oleh orang itu.

"Hey gadis kecil!,apa kau tidak punya mata hah!",ucap orang itu dengan penekanan disetiap katanya.

"Argh....maafkan aku.Aku benar-benar tidak sengaja."

Pria itu terlihat menatap parisya dari ujung rambut hingga ujung kaki.Dia tersenyum.

"Hey jangan menunduk!.Biar kulihat wajahmu itu",ucap pria itu dengan tatapan mesum.

"Hentikan!,ini bukan saatnya bermain-main.Sudah kubilangkan kita ada pekerjaan",ucap seseorang dibelakang pria yang mencekal parisya.

"Argh baiklah.Kali ini aku akan melepasmu.Tapi lain kali jika kita bertemu lagi,aku tak akan melepaskanmu",ucap pria itu sambil melepaskan cekalannya yang membuat tangan parisya sudah memerah.Mereka berjalan meninggalkan parisya,sepertinya mereka sedang terburu-buru.

Parisya ingin masuk kecafe namun sebuah kertas menarik pandanganya.
Ia memungut kertas itu dan melihatnya.Itu bukan kertas,itu selembar foto.

"Inikan... "

*
Tristan mengendarai mobil
kesayanganya melintasi jalan yang lumayan sepi hanya ada pepohonan saja.Ia sudah terbiasa melewatinya saat akan pergi kerumah neneknya.Ia datang untuk menjemput neneknya karena ayahnya baru saja kembali kekota ini.Entah kenapa ia merasakan sesuatu yang tidak beres.Dan firasatnya tepat,ada dua motor yang mengikutinya.Motor itu tiba-tiba menghadang mobilnya membuat tristan membanting stir kekiri dan mobilnya keluar jalur.

Bragh....

Mobil itu menabrak salah satu pohon.Asap mengepul tebal dikap depan.

"Brengsek!"

MY LITTLE SECRET Where stories live. Discover now