Chapter 5 (3)

90 11 0
                                    

Kevin Verleen,seorang sipir junior baru yang bekerja dipenjara yang dipenuhi para psikopat dan sampah masyarakat yang sudah tidak bisa ditoleransi.

Pekerjaannya hanya berdiri dan menjaga para tahanan.Dia tidak pernah mengharapkan gaji yang besar ataupun banyak kenalan.Dia disini karena rekomendasi seseorang.Dia memang sering dipandang sebelah mata,baik dari para tahanan maupun rekan kerjanya.Entah karena usianya ataupun kemampuannya yang belum seberapa.Tapi dia tidak keberatan asal dia bisa bekerja dengan tenang.Meski terkadang dia merasa ingin diperhatikan ataupun dihormati juga.

Tapi sedikit harapannya itu terwujudEntah kabar baik atau buruk untuknya.Dia malah dikenal tahanan yang baru masuk.Yang kebetulan adalah orang yang dicari diseluruh dunia.Baru beberapa hari dia masuk,tapi suasana penjara ini seakan berubah mengikutinya.
Banyak kejutan yang membuat kevin sedikit menyesali berada disini.

Pakaiannya kevin terlihat kacau.Dia baru selesai membantu mengatasi tahanan yang sakit kembali ke sel.Saat kekacauan tadi,dia memang tidak ada disana karena jam istirahatnya.
Beruntung sekali dia,setelah makan malah disuruh membantu orang sakit yang muntah-muntah.Dia hanya berdoa agar makanan yang ia makan tidak ikut keluar.

Kevin yang merasa dipanggil sedikit terkejut.Hari ini dia sudah cukup banyak menerima kejutan.Dan tahanan yang paling diincar dunia malah memanggilnya dengan nada bersahabat seperti itu.Dan melambaikan tangan selayaknya memanggil temannya melalui celah celah besi.Kevin menenggak ludah.
Jika begitu,orang bisa salah paham dan menganggap dirinya sebagai komplotannya.

Dengan ragu kevin mendatangi parisya.Mau tak mau dia harus menjalankan tugasnya.Tapi dia terlihat sangat menjaga jarak.
Parisya mengerutkan keningnya.Tapi kemudian mencoba tersenyum.

"Kau takut padaku?,kenapa berdiri sejauh itu?"

Kevin tertangkap basah.Dia mencoba mengatur dirinya.Mau tidak mau imi adalah tugasnya dan dia tidak boleh terlihat lemah.

"Tidak.Aku hanya menjaga kemungkinan terburuknya.Mm..ada yang kau perlukan?,tanya kevin dengan nada yang mencoba setenang mungkin.Dan menatap parisya seberani mungkin.

"Tenang saja, aku tidak akan merebut senjatamu itu"

Ucapan parisya membuat kevin refleks memegang senjatanya.Dan itu membuat parisya terkekeh kecil.
Karena dia tahu,pria didepannya itu benar-benar sedang ketakutan.

"Begini saja,kau boleh memborgol tanganku dulu,setelah itu baru bicara",ucap parisya sambil secara sukarela mengulurkan kedua tangannya.Kevin terlihat menatap tangan itu sekilas tanpa mengeluarkan borgol.

"Apa yang kau inginkan?.Katakan saja",ucap kevin lagi.Dia tidak ingin terlihat lemah ataupun mudah dipermainkan.Parisya kembali tersenyum.

"Aku menyukaimu.Tapi bukan itu yang mau kukatakan.Apa...apa kau bisa membawakanku makanan?.Aku benar-benar kelaparan disini.Bahkan sepertinya aku bisa mati sebelum dijatuhi hukuman mati",ucap parisya dengan polosnya sambil sedikit mendramatisir.Kevin kali ini benar-benar terkejut.Bahkan ekspresinya tak bisa ia sembunyikan.
Entah karena sikap polos parisya atau parisya yang membicarkan kematian semudah itu dan setenang itu.

"Hey"

"A-aku akan coba tanyakan",jawab kevin terburu-buru hingga perkataannya sedikit terbata.Parisya tersenyum dan mengacungkan jempolnya.

"Kau memang yang terbaik"

Kevin pergi dengan sedikit kikuk.
Setelah punggung itu menjauh,
parisya mengubah senyumannya menjadi tatapan serius.

"Kenapa kau sangat terobsesi padanya?.Kau tadi benar-benar terlihat menakutkan",celetuk jack yang memperhatikan interaksi mereka.Meski dia tidak melihat langsung ekspresi parisya karena parisya membelakanginya.Kali ini parisya tersenyum tipis dan menoleh.

"Tidak,aku hanya benar-benar lapar.Memangnya salah siapa dulu ini",ucap parisya dengan santai menyindir orang yang meremehkannya serta mengacaukan makanannya.Kedua orang itu tidak membalas.Mereka menatap kearah lain setengah menunduk.

"Kau memang sudah banyak berubah",ucap jack membuat parisya terdiam.

"Mau berapakali kau mengatakan itu?.Manusia memang seperti itu,berubah karena keadaan memaksa mereka.Argh lupakan,aku tidak ingin membahasnya",ucap parisya sambil duduk bersandar ketembok dan memejamkan matanya.Moodnya langsung berubah.

"Tapi,apa perkataanmu tadi benar.
Kau tidak ingin melarikan diri dari sini?",tanya jack lagi.Kali ini dia tak menatap parisya dan hanya menatap lurus kedepan.

"Ya begitulah",ucap parisya langsung tanpa berpikir.Bahkan untuk sekedar membuka matanya saja tidak.

Beberapa saat kemudian kevin kembali.Dia bersama 2 orang yang membawa troli makanan berisi roti dan air mineral.Satu orang diberi satu.Biasanya itu tak dilakukan tapi berhubung karena mereka ceroboh dan tak mengecek makanan,mereka meminta maaf menggunakan roti itu.Parisya bangkit dan menghampiri kevin yang membagikan roti itu padanya.

Kevin berpikir mungkin parisya bukan orang yang seperti kebanyakan orang pikirkan.Bahkan dia masih tersenyum seperti itu.

"Kau mendapatkanya.Bagus sekali",puji parisya.Saat kevin mengulurkan roti itu,parisya berniat mengambilnya tidak bukan rotinya.Tapi dia memegang lengan kevin kuat bahkan mencengkeramnya.Tentu saja kevin panik dan mengambil cepat pistolnya dengan tangan kiri.Begitu juga petugas dibelakangnya.Tapi kemudian dia menurunkannya saat melihat satu tangan parisya memegangi kepala dan dia terlihat menunduk.

Dia masih mencengkeram lengan kevin kuat tapi juga terlihat kesakitan.Kevin menyimpan senjatanya lagi.

Arghsshh...

"Kau baik-baik saja?",tanya kevin yang melihat parisya terus menunduk hingga rambutnya yang panjang menutupi wajahnya.Bahkan dia seperti menahan rasa sakit.

"Hey"

Kevin spontan berteriak saat cengekraman itu mengendur dan parisya jatuh tak sadarkan diri.Saat itu juga petugas yang membawa kunci datang dan membuka sel itu bersama petugas wanita.Sipir wanita itu menyingkap rambut yang menutupi wajah parisya dan menpuk-nepuk pipinya.Tak ada jawaban ataupun reaksi.Mereka akhirnya membawa parisya keruang kesehatan khusus tahanan.

Bukan hanya kevin yang kebingungan dengan situasi itu.Jack yang mengenal parisyapun mengerutkan kening.

"Apa ini termasuk kedalam rencanamu?",gumam jack yang tak bisa menebak isi pikiran parisya.

*

Parisya mencoba membuka matanya.Dia tidak ingat berapa lama dia pingsan.Hanya saja tadi kepalanya benar-benar terasa sakit seperti akan pecah.Inipun masih menyisakan rasa nyeri dilukanya yang waktu itu.Dia  melihat cahaya yang terang,matanya belum bisa fokus tapi saat menoleh dia melihat beberapa peralatan medis disampingnya.Saat akan menggerakan tangan kanannya,dia tidak bisa karena terborgol.

Seketika ingatannya kembali ke saat dia masih kecil dulu.Rasa sakit yang sama dan ruangan yang hampir serups.Ingatannya muncul kembali bersama rasa sakitnya.Air matanya,
teriakannya juga permohonannya yang dulu tak permah digubris.

"Arghss..tidak"

Parisya duduk dengan susah payah.Dia tidak ingin berada disini.Matanya seperti berhusinasi antara masa kini da masa lalu yang mirip.Otaknya seperti menghadirkan kenangan itu dalam bentuk 3 dimensi.
Nafasnya tercekat dan pendek-pendek.Dadanya sesak,
kepalanya sakit.Dia menggerak-gerakan tangannya yang diborgol dengan kuat.Dia ingin pergi dari sini.

Parisya jatuh dari tempat tidur,dia  terduduk sambil menunduk dengan satu tangan yang masih terborgol diatas.Nafasnya tak beraturan.Dia merasa seperti tak bertenaga.
Matanya masih belum bisa fokus.Dia terkena serangan panik.Dadanya benar-benar sesak.Kepalanya pusing karena kekurangan oksigen.Parisya memukul-mukul dadanya agar setidaknya rasa sesak itu hilang.Semua yang dis lihat berputar dan berbayang.

Satu tangan terulur padanya,diikuti kaki terbalut sepatu yang kini ada didepannya.Parisya masih menunduk,namun tangannya menggenggam erat tangan yang terulur padanya itu.Dia mencengkeramnya erat untuk mengurangi rasa sesaknya.Sambil mencoba mengatur nafasnya.

Kau benar-benar terlihat tersiksa

MY LITTLE SECRET Where stories live. Discover now