Chapter 20

128 7 0
                                    

Suara tembakan terdengar secara bertubi-tubi.Sudah lumayan lama dia melakukannya.Meskipun ini lapangan tembak milik kepolisian tapi dia sudah mendapat izin untuk menggunakannya.

"Jadi?.Kau menemuiku hanya untuk menontonmu berlatih menembak?"

Dia melepaskan pengamannya dan menanggapi orang yang bertanya pada dirinya.Pertama dia terkekeh karena sedari tadi asik sendiri dan membiarkan orang itu hanya berdiri saja disampingnya.

"Ayolah kak!.Kau harus mengevaluasi tembakanku itu",ucapnya kepada james yang dia anggap sebagai kakaknya sendiri.

"Amor,aku tau bukan itu yang ingin kau tanyakan",ucap james pada amor yang bisa dibilang murid sekaligus adiknya itu.

"Ahaha memang ada yang ingin kutanyakan.Emm Apa pernah ada kasus menembak yang tak sengaja tepat sasaran?",tanya amor dengan serius.James menata mata amor yang terlihat antusias.

"Tentu saja ada,tapi kasus seperti itu langka.Seorang pemula saat terkejut bisa saja mengenai tepat sasaran.Itu namanya keberuntungan.Dan seorang profesional saat terkejut bisa saja meleset atau tepat sasaran juga.
Biasanya seorang profesional saat pelurunya meleset dia akan berusaha mencoba mengenai titik sasaran lagi",jelas james.

"Tapi,bagaimana jika dia meleset dan terus mengenai titik yang dianggap sebagai kesalahan itu.Menurutmu itu apa?", tanya james pada amor.

"Entahlah.Keberuntungan pemula?.
Atau profesional?",ucap amor ragu-ragu.James mengambil pistol amor dan menembakannya.

Tembakan itu mendarat di sisi tengah antara titik sasaran dan juga tepiannya.Tak hanya sekali,james melepaskan tembakan beberapa kali.
Dan mendarat dititik yang sama.
James tersenyum pada amor dan memberikan pistolnya.Amor menerimanya sambil kebingungan.
James lalu melangkah meinggalkan lapangan tembak itu.

"Hey kakak,apa maksudnya tadi?"
,tanya amor sambil mengejar james.

"Sudahlah.Pikirkan saja sendiri.Dan ya,kau menanyakan hal itu memangnya kau pernah menemui kasus seperti itu?"

*
Kegiatan pembelajaran akademi berjalan seperti biasa.Suasananya juga lumayan tenang.Namun parisya selalu merasa seperti sedang diawasi.
Dia tidak berniat memberitahu emey, tristan maupun marko.Karena mereka bisa saja panik.

Mereka berempat akhirnya kekelas tembak lagi karena mendapat undangan dari kak amor dan mereka tidak enak untuk menolaknya.Namun saat ini parisya baru masuk kekelas itu.Marko,tristan dan emely sudah masuk duluan karena ada yang parisya lupakan saat kekamar mandi tadi.

Sebenarnya mereka mau menemaninya tapi mereka sudah menerima undangan jadi tidak sopan jika mereka berempat telat.
Sesampainya didalam,parisya disapa kak amor mereka berbincang sambil menuju ketempat marko,tristan dan emely.

"Mereka disana",tunjuk amor

"Terimakasih kak",ucap parisya

"Baiklah.kau duluan saja, sebentar lagi akan bergabung dengan kalian",ucap amor dan diangguki oleh parisya.

Parisya berjalan kearah mereka bertiga.Tapi entah perasaan parisya saja atau memang ini lebih ramai daripada kemarin.Namun entah bagaimana parisya kehilangam keseimbangan dan menabrak seseorang yang melepaskan tembakan.

Dor...

Brukh...

Semua orang yang tak sengaja melihatnya terkejut.Tatapan mereka langsung terarah pada parisya.Peluru itu melesat keatas jauh dari arah target.

"Maafkan aku,aku tak sengaja.Apa kau terluka?" ,tanya parisya sambil menatap orang yang ia tabrak tadi.
Orang itu tak menjawab,dia terdiam menatap parisya dengan lekat.

"Parisya kau baik-baik saja?",tanya tristan yang mengulurkan tangannya untuk membantu parisya berdiri.Parisya yang berdiri ganti menguluran tanganya kepada orang yang ia tabrak tadi.

"Kau baik-baik saja?.Ayo kubantu,
jesline,"

Jesline masih tak menanggapinya.Dia masih menatap parisya.Jesline

"Kau pasti sangat terkejut",ucap parisya lagi.Dan kali ini jesline mengedipkan matanya dan mengalihkan pandanganya dari parisya.Ia berdiri sendiri dan melangkah meninggalkan Kelas itu.

"Sepertinya dia marah padaku",ucap parisya.

"Tidak apa-apa.Paling dia hanya terkejut", ucap emely sambil menengakan Parisya yang merasa bersalah.

Para instrukturpun mengecek apakah ada yang terluka karena tembakan itu.Parisya juga meminta maaf kepada semuanya.Setelah itu NC itu berjalan normal kembali meski ada beberapa bisik-bisik tentang kejadian barusan.

Amor menatap peluru yang megenai atap itu.Mau bagaimanapun arah itu jelas bukan kearah sasaran.Amor beralih menatap parisya yang sedang diajari tristan.

"Jelas jesline tadi segaja melakukannya.Tapi parisya?.
Bagiamana bisa waktunya tepat sekali.Seakan parisya tau kemana jesline akan menembakannya."

Amor keheranan,karena sebenarnya sebelum jesline dan parisya bertabrakan amor berlari untuk mencegah jesline.Karena dia tahu apa yang akan dilakukan jesline.Amor sedikit terkejut saat tatapannya bertemu dengan parisya.

Parisya sedang memegang pistol dengan posisi menembak dan menatapnya beberapa detik tanpa ekspresi kemudian baru tersenyum dan beralih menatap sasaran dan menarik pelatuknya.

*
Malam ini dingin karena hujan turun dengan lebat.Tak jarang suara petir terdengar.Tak terasa james sudah lumayan lama bertugas dinegara ini.Dia jadi sedikit merindukan tanah kelahirannya.

Dan sepertinya mereka benar.Sudah lama james tidak mendengar tentang PV yang berarti disana sudah aman.Tapi tetap saja masih ada rasa mengganjal dihati james seakan kasus PV ini belum tuntas.Bagaimana bisa PV menghilang begitu saja meninggalkan kerabat korbannya yang masih menderita karena kehilangan.

Rasanya ia tak rela jika pv hidup dengan nyaman.James kembali menatap foto ayahnya.Orang yang pertama kali menangani kasus ini.

Jeder Pet..

Suara petir seakan menjadi petunjuk bahwa listrik akan mati.Kantor polisi itu menjadi gelap gulita.Lampu darurat memerlukan waktu untuk nyala.Kilat menyambar lagi memberikan efek cahaya.

James masih menatap foto ayahnya yang terlihat sekilas saat petir menyambar.Namun matanya membulat,ekspresinya terkejut saat menatap benda disamping foto ayahnya.Kilat menyambar beberapa kali dan membuatnya jelas.James mengambilnya tepat saat itu lampu darurat menyala.

Dan kebetulan petir sudah berhenti menyambar meski masih hujan.Seolah-olah langit ingin memberitahunya.James mengambil ponselnya dan menyalakan fitur senter.Dia meletakan gelang itu ditempat gelap dan mengarahkan ponselnya kebelakang lempengan mirip kaca yang ada digelang itu.

Apa yang james lihat saat gelap tadi benar. Terlihat dua huruf disana.
James memanggil willi dan meminta sesuatu darinya.James juga berlari kearah lemari dan mengambil beberapa berkas.Bahkan panggilan diponselnya ia abaikan.

*
"Dasar detektif menyebalkan.Dia tidak mengangkat panggilanku.Tapi tunggu kenapa aku harus menceritakannya.Bisa saja itu hanya kebetulankan.Benar sekali.Yang ada aku malah kena omelannya dan dia akan menganggapku murid yang bodoh.Baiklah lupakan saja,"

Amor berhenti menghubungi james.Amor berjalan menuju mobilnya yang ada diparkiran karena akademi telah usai.

*
Parisya sengaja tidak pulang bersama mereka.Dia berdiri didepan gerbang sendirian.Sebuah mobil hitam berhenti didepannya.Ia menatapnya sekilas kemudian memasuki mobil itu.Mobil itu berjalan meinggalkan area akademi dalam keheningan.

Tristan yang sedari tadi menatap dari kejauhan sedikit curiga.Apalagi saat melihat ekspresi parisya yang berubah saat menerima pesan dan meutuskan untuk pulang sendiri.
Tristan memutuskan mengikuti mobil itu.Namun jalanan itu tidak asing untuknya.Dan setelah sekian lama akhirnya mobil itu berhenti.

"Bodoh!.Kenapa aku sangat bodoh.
Memangnya kemana lagi mobil itu pergi kalau tidak kerumah parisya.
Aku terlalu khawatir.Sebaiknya aku kembali",gumam tristan sambil memutar arah saat mobil parisya masuk kehalamannya.

*
"Aku yakin itu tidak kebetulan.Siapa dia sebenarnya?.Aku harus mencari tahu identitasnya. "

*
"Ketemu."

MY LITTLE SECRET Where stories live. Discover now