Chapter 32 Season 2 End

115 7 0
                                    

"Siapa kau sebenarnya?"

Parisya terdiam sebentar saat mendengar pertanyaan james.Alisnya terangkat,kemudian tersenyum kecil.

"Pertanyaan macam apa itu,detektif?.
Anda ingin mengetes alat ini lagi?.Mmm padahal aku sudah berulang kali mengatakan pada anda.Namaku Parisya Valerie Johnson.Dan aku benar anak angkat mendiang proff.Johnson.Surat yang anda terima waktu itu juga asli"

Parisya mengatakannya dengan tenang.Alat itu juga tidak menunjukan ke abnormalan.James juga tahu itu.Karena itulah dia mengganti pertanyaanya.

"Kau yakin itu pertamakalinya kau bertemu proff. Johnson lagi?.Karena waktunya tepat sekali dengan waktu kematiannya"

James yang merasa parisya terlibat dalam kasus itu.Kali ini parisya terdiam.Alat itu menunjukan ke abnormalan.Parisya menghela nafas.

"Yah,baiklah.Itu memang bukan yang pertama.Aku pernah bertemu dengannya secara tidak langsung.
Lebih tepatnya,aku menyelamatkan ibu angku"

Kini parisya tak menatap james.Tapi menatap guratan meja itu.Dia teringat lagi kejadian waktu itu.

Flashback on

Sore itu aku baru saja membeli makanan.Beruntung sekali aku,karena lampu pejalan kaki sudah menyala.Aku tidak perlu menunggu waktu lagi untuk menyeberang jalan.

Sudut mataku menangkap adanya orang yang berkumpul.Aku menoleh dan melihat ada wanita yang tergeletak disana.Beberapa orang mengerumuninya tanpa menolong sama sekali.Orang-orang bodoh,jika tidak menolongnya harusnya sekalian mengabaikannya saja.Menjijikan.

Argh sial,mataku bertatapan dengan anak kecil itu.Tidak.Anggap saja aku tidak melihatnya.Jika aku kesana,itu hanya akan membuat lampu penyebarangan ini berganti.Aku benar-benar benci jika harus menunggu lagi.

Meski aku sudah membulatkan tekadku tapi langkahku akhirnya terhenti saat sebuah tangan kecil memegang tanganku.Spontan aku menunduk untuk melihatnya.Itu gadis kecil tadi.Cepat juga dia.Dia menatapku dengan matanya yang berirurai air mata.Sekali lihat saja aku tahu kalau dia anak orang yang tergeletak itu.

"Ib-ibuku..."

Kata-katanya terbata,dia bahkan mencoba menghapus air matanya.Dan menenangkan dirinya sendiri.

"Tolong ibuku,kumohon.Dia tiba-tiba terjatuh dan pingsan.Mereka hanya melihat dan tidak menolongnya"

Dia bersusah payah mengatakannya sambil menghapus air matanya.
Usianya pasti kisaran 5 atau 6 tahun.
Tapi dia sudah peka seperti ini.
Baiklah,sesekali seperti ini boleh juga.Lagipula lampunya beberapa detik lagi juga berubah.Anggap saja aku sedang jadi malaikat hari ini.

"Baiklah,ayo lihat ibumu",ucapku sambil menggandeng anak itu dan menuju kerumunan tak berguna itu.Tangannya benar-benar kecil.Seakan bisa patah kalau aku menggenggamnya erat.Tapi,kenapa dia menggenggam tanganku sangat erat?.

Sampai disana aku menginterupsi mereka untuk mundur agar tidak mengerumuni.Aku menunjuk seorang berkacamata yang memegang ponsel untuk menghubungi ambulan.Dilihat sekilas saja ini cukup serius.Dia bisa mati jika tidak segera ditolong.

Aku memeriksanya sebentar.Kemudian mengeluarkan sedotan dan tisu yang baru saja kubeli.Dan mengeluarkan pisau kecil yang selalu ada dikantongku.Lebih baik jangan tanyakan atau berpikir kenapa aku selalu membawa pisau kecil.

Saat aku akan menyayat lehernya,lagi-lagi aku  terhenti saat tangan kecil itu menggenggam bahuku.Dia terlihat ketakutan.Aku tidak tahu kenapa.dia terlihat ketakutan.Tapi apa boleh buat.

"Hey anak manis,tutup matamu dan berbaliklah.Percayakan ibumu padaku,ibumu akan baik-baik saja",ucapku dengan senyuman kecil.Kalau ingin berpura-pura menjadi malaikat setidaknya aku harus melakukannya sepenuh hatu kan.

MY LITTLE SECRET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang