Chapter 5 (2)

85 5 0
                                    

Parisya dan tristan sedang duduk menyender digerbang rumah parisya.
Disamping parisya ada sebotol air putih yang sudah berkurang.Tristan masih memperhatikan parisya yang sudah mulai tenang tapi dia masih menatap kosong kedepan.

"Alasanku.Alasanku memakai obat penenang itu.mungkin karena kekerasan,penculikan,perpisahan,
pelecehan,kematian,kehilangan,
kesepian,rasa takut,cacian,entahlah.
Aku tidak tahu yang mana",ucap parisya sambil memejamkan matanya dan memeluk tubuhnya sendiri dan menunduk.Parisya menggelengkan pelan.

"Aku tidak mengingatnya,kapan aku memulainya.Tapi aku tidak bisa melupakan tatapan-tatapan orang setelah mengetahui,cacian mereka padak.Apalagi saat- ",parisya sengaja menghentikan kalimatnya.Tangannya menyentuh kepalanya sendiri.Terasa guratan panjang yang kasar dikulit kepalanya.

"Luka ini selalu mengingatku pada mereka",ucap parisya lagi kini sambil tersenyum kecut.Parisya mengambil nafas panjang dan menghembuskannya pelan.

"Parisya aku-"

"Tidak.Kau benar,ini semua memang sulit untukku.Tapi sepertinya sudah tidak masalah.Sekarang,sudah saatnya aku keluar dari jurang kegelapan itu",ucap parisya sambil menegadahkan kepalanya menatap langit malam sambil tersenyum.

Blam....

Suara dentuman ledakan terdengar kencang.Seketika suasana malam yang sepi itu berubah menjadi ramai.Mereka yang sedang berada didalam rumah langsung keluar.
Saling bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.Sebuah sumber cahaya kemerahan terlihat tak begitu jauh dari sana.

Beberapa orang yang penasaran dengan terburu-buru menuju arah cahaya.Tak jarang dari mereka yang membawa ponsel untuk merekam.

"Apa itu?.Kecelakaan atau gas meledak?",tanya tristan yang mulai penasaran.

"Bom",ucap parisya singkat.

"Bom?,maksudmu ada serangan teroris saat ini?",tanya tristan sambil menatap parisya dari samping.

"Mungkin",ucap parisya lagi yang kini menatap tristan serius.

*
Saat ini james sedang melaju dengan kecepatan diatas rata-rata.Dia bergegas karena mendengar suara ledakan.Dari suaranya jelas tak jauh dari tkp yang ia datangi tadi.
Perkiraannya tepat karena didepannya banyak mobil yang terhenti membuat jalanan macet.
James berlari meninggalkan mobilnya.

Didepannya sudah banyak kerumunan orang-orang yang ingin melihat bahkan tak keberatan jika harus saling mendorong.Semua suara bercampur menjadi satu dan kilatan flash ada dimana-mana.James terpaksa mendesak sana sini untuk sampai ke tempat terjadinya ledakan.

Ada 3 mobil dan 1 bus yang terbakar.
Dan satu ambulans yang sudah tak berbentuk karena dari sanalah sumber ledakan itu terjadi.James mendekati ambulans yang sudah tak berbentuk,apalagi manusia yang ada didalamnya.James memejamkan matanya sebentar sambil memalingkan wajahnya dari ambulans itu.Ada rasa sakit yang menyayat hatinya dan juga rasa bersalah karena dialah yang mengirimkan ambulans itu pergi.

Para rekannya sudah tiba dan mencoba menghalau para masa.
Mereka juga berusaha memasang garis polisi.Bentakan,umpatan,
dorongan,segala hal mereka dapatkankan saat mencoba menghalangi warga untuk mendekati tkp.James menggelengkan kepala berusaha menyadarkan dirinya agar kembali fokus.

Dan saat itu sudut matanya melihat orang yang familiar.Dia berada digaris depan dan sedang membungkuk.Jari telunjuknya terlihat menyeka jalan.Dia kembali berdiri dan menatap telunjuknya.
Tiba-tiba dia melihat kearah james yang juga sedang menatapnya dari kejauhan.Dia mengatakan sesuatu sambil terus menatap james tapi james tidak bisa mendengarnya.

*
Tristan sedang kebingungan mencari seseorang ditengah kekacauan ini.
Setelah mendengar ledakan itu parisya ingin melihatnya jadi tristan menemaninya kelokasi.Saat tiba disana ternyata sudah ramai sekali.
Semua orang saling dorong hanya karena ingin melihat apa yang terjadi.
Dan karena dorongan-dorongan itu tristan kehilangan parisya.

Polisi juga baru sampai,meski kondisi semakin kacau namun perlahan mulai teratur.Tristan mulai mencari lagi dan kini dia sudah melihatnya.

"Astaga,apa yang dia lakukan didepan sana?",tanya tristan sambil mencoba menerobos dan mendekati parisya.Meski ia harus berdesak-desakan,dia tidak peduli.

Dengan semua usahanya menerobos dia hampir meraih tangan parisya namun seseorang menabraknya hingga tristan hampir jatuh.Saat dia melihat kembali,parisya sudah tidak berdiri disana.Tristan mulai frustasi,
tapi dia mencoba mencarinya lagi.

*
James sedang menarik seseorang meninggalkan keramaian.Dia menghentikan langkahnya dan berbalik menatap orang yang ia tarik.
Dia juga sedang menatapnya.

"Apa kau bisa mengulangi apa yang kau katakan tadi?",tanya james pada parisya secara to the point.Parisya tidak menjawab tapi malah mengulurkan tangannya.
James menatap uluran itu tak mengerti,tapi setelah parisa membuka telapak tangannya,james menemukan jawabannya.Disana ada sebutir pil yang menghitam karena terbakar.

"Apa ini?",tanya parisya merujuk pada pil yang ia pegang.

"Ini,ini barang bukti kepolisian.Aku tidak berkewajiban menjawab pertanyaan dari orang awam",elak james.

"Lebih baik katakan saja apa yang tadi kau-"

"Narkoba?.Benarkan?,Detektif?",tanya parisya langsung menjurus.James diam tak menjawab.

"Bagaimana ini?",tanya parisya dengan nada khawatir sambil memutar tubuhnya kesamping.

"Aku tidak tahu kalau sekarang ambulans menjadi alat pengedar narkoba?.Bukan.Ambulans itu ditumpangi seorang pengedar narkoba.Tidak,tidak.Mana mungkin seorang pengedar narkoba dipindahkan menggunakan ambulans.Kecuali dalam keadaan darurat.Seperti,tidak ada kendaraan lain?.Tidak.Jelas sekali mobil polisi tiba dengan waktu yang cukup cepat menandakan mereka tak jauh dari sana.Dan tidak ada petugas polisi didalam ambulans itu,ucap parisya yang berhenti sejenak untuk mengambil nafas.

Oh aku tahu,pengedar narkoba itu sudah menjadi mayat?.Tidak.Jika benar bagaimana pil ini kutemukan disana.Seharusnya pil itu ada ditangan kepolisian sebagai barang bukti.Kecuali pil ini sengaja dikirim bersama mayat itu.Kira-kira apa alasannya?,ucap Parisya lagi.Dia akhirnya menatap james yang sedari tadi diam terpaku.

Apa lagi memang?.Obat itu akan dikirim kepusat penelitian karena polisi tidak mengetahui narkoba jenis apa itu.Tidak,karena ada seseorang yang sudah tahu.Benarkan detektif?",
tanya parisya dengan menatap james.

"Hentikan!.Kau tidak akan ma-"

"Kenapa?.Apa karena tebakanku tepat?.Atau karena ini mengingatkanmu pada sesuatu?."

"Hentikan.Aku tidak tahu apa yang kau maksud?.Lebih baik sampai disini saja.Maafkan aku karena sudah menarikmu sembarangan",ucap james terlihat seperti dia sengaja menghindar.

"Iremia 45",celetukan parisya membuat james yang berniat pergi dari tempat itu terhenti.Dia membalikan badan dengan cepat dan menatap parisya yang membelakanginya.Parisya membalikan badannya juga.Dia tersenyum menatap james yang penuh kebingungan.Dia kemudian mengulangi perkataannya lagi dengan menekan setiap kata.

"Iremia.45"

MY LITTLE SECRET Where stories live. Discover now