32. ODETTA

3.9K 928 30
                                    

Bima membuka ponselnya ketika benda untuk berkomunikasi itu bergetar. Kenapa langsung Bima buka? Karena nada pesan masuk, atau telepon dari orang yang paling dikhususkan itu pasti berbeda. Sudah pasti asalnya dari Odet.

Odet [Boleh ketemu?]

Bima tidak bisa berpikir dengan jernih. Dia mengakumulasi pembicaraan apa yang akan Odet sampaikan padanya.

"Kalo ini soal Anggada, mendingan gue tolak, kan?"

Bima tidak ingin terlihat membela diri secara berlebihan jika yang ingin Odet bicarakan adalah kejadian mengenai pemukulan yang dilakukan Bima pada Anggada. Meski sudah terlewati selama dua hari, Bima tahu betul kebiasaan Odet yang suka membahas masalah tidak pada saat itu melainkan beberapa hari setelahnya.

Bima [Kalo ini soal pacar kamu, aku gak mau, Det.]

Kenapa Bima selalu menekankan kata pacar pada Odet? Itu karena perasaan cemburu Bima. Dia hanya sedang tidak terima bahwa ada pria lain yang menyandang status pacar Odet. Memang tak adil jika Bima tidak terima, karena sebelumnya Bima sudah memiliki pacar bahkan tanpa sepengetahuan Odet. Meski sejujurnya Bima lebih banyak terkena protes dari mantan-mantannya karena lebih sibuk dengan 'cewek lain' yang tidak lain adalah Odetta. Bahkan jika pergi ke suatu tempat untuk liburan yang menjadi partner Bima adalah Odet. Jadi, apa gunanya mereka sebagai kekasih Bima?

Odet [Gak, kok. Aku pgn ngomong berdua aja.]

Bima [Ok. Ktmu dmna?]

Odet [Aku ke apart kamu, boleh?]

Apartemen adalah destinasi terakhir yang biasanya digunakan mereka ketika membutuhkan privasi lebih. Karena bertemu di kafe atau semacamnya tidak akan membuat Odet leluasa untuk membagi cerita. Meski seharusnya bisa di rumah Odet, tapi mengingat tetangga perempuan itu yang sudsh dicuci otaknya oleh Anggada, sepertinya memang hanya apartemen milik Bima satu-satunya tempat paling aman.

Bima [Ok.]

Bima tidak mau bersikap seolah mereka masih bersahabat, dalam artian Bima memang ingin hubungan mereka maju atau tidak sama sekali. Namun, karena Odet masih menentukan pilihan pada Anggada, yang bisa Bima lakukan adalah bersikap seolah menjaga jarak supaya Odet sadar bahwa dengan satu orang—Anggada—membuat orang-orang yang dulu ada di dekat perempuan itu menjadi menjauh.

Ini bukan sekadar karena Bima sengaja. Semua ini tidak akan terjadi andai Anggada tidak membawa pengaruh buruk bagi Odet. Jika seorang Anggada adalah gentleman yang benar-benar membuat Odet bahagia, bisa dekat dengan keluarga perempuan itu, Bima akan berusaha merelakkan dan tidak mengikuti rencana Seda untuk membiarkan Odet bersama Anggada. Jika Anggada adalah pria yang bersaing dengan cara adil, Bima akan menunjukkan daya saing terang-terangan.

"Maafin aku, Det. Aku perlu ikutin rencana ayah kamu. Kamu harus terbentur sendiri baru bisa sadar," gumam Bima menatap ponselnya yang menunjukkan aktivitas bertukar pesan.

Ya, saat ini ucapan maaf dari Bima hanya sebatas di belakang Odet. Tiba saatnya, Bima akan meminta maaf langsung pada Odet.

*

Bima membuka pintu mobilnya untuk segera berangkat menuju apartment guna menemui Odet. Ponselnya berbunyi dan Bima lebih dulu mengambil posisi untuk bisa menjawab panggilan dari mamanya.

"Halo, Ma?"

"Kamu pulang jam berapa, Kak? Mama mau ajak kamu ketemu anak temen mama."

Bima menarik napas dalam-dalam. Dia memang belum memberitahu usaha yang dilakukan untuk mengejar Odet pada mamanya.

"Aku kayaknya nggak pulang, Ma. Aku mau bawa kerjaan ke apartment."

Terdengar decakan dari Rosalia—mama Bima yang ayu parasnya itu. "Kerja melulu? Kapan bikinin mama cucu, Kak?"

"Ya, ampun, Ma." Bima mendesah dan mengurut pelipisnya. "Sabar, ya? Aku juga lagi usaha buat bisa dapetin seseorang."

"Loh? Kamu ada calon? Ngapain mama sibuk cariin kalo kamu punya kandidat sendiri, Kak?" Rosalia semakin berdecak karena merasa sudah melakukan tindakan tak berguna.

"Kan, aku nggak minta, Ma. Lagian mama nggak konfirmasi dulu kalo ada niatan cariin calon. Main asal nanya pulang atau nggak kayak begini."

"Salah kamu ini, Kak! Mama malu bilangnya. Eh, tapi ... siapa nama perempuan yang kamu deketin? Mama kenal, Kak?"

Bagaimana Bima harus membahasnya? Bima bukan Tuhan yang bisa yakin bahwa akhirnya Odet akan menjadi pasangannya. Jika terlalu mengumbar, Bima takut mamanya akan kecewa bila ini tidak berjalan sesuai keinginan. Bagaimana bila ditengah perjalanan cinta Odet, Anggada malah bisa berubah karena mengikuti cara Odet? Bagaimana bila pada akhirnya yang Odet pilih adalah Anggada? Mamanya pasti akan sangat kecewa.

"Aku nggak bisa bilang sekarang, Ma. Begitu ada sinyal calon yang ini mau, aku langsung daftar ke KUA nggak nungguin lagi, Ma. Doakan aku, ya, Ma."

Rosalia menghantarkan amin paling panjang dan paling niat yang pernah Bima dengar dalam hidupnya. Mamanya ternyata benar-benar ingin melihat Bima menikah segera.

"Oke. Mama nggak akan ganggu kamu lagi, mama percaya kali ini kamu memang nggak akan main-main. Mama tunggu kabar baiknya. Kalo langsung ada cucunya mama nggak masalah, Kak."

"Ya ampun, Ma! Udah, deh, Bima jalan dulu."

Sudah, Bima mengakhiri pembicaraan dengan mamanya dan segera memacu kendaraan menuju apartemen yang dituju. Untung saja jasa cleaning service selalu Bima prioritaskan. Disaat begini Odet tidak akan bersin-bersin karena debu.

Semoga kali ini mereka bisa bicara dari hati kehati dan memiliki waktu untuk menyadari hati masing-masing.

ODETTA [TAMAT]Where stories live. Discover now