40. ODETTA

4.6K 1K 45
                                    

Menyelesaikan masalah dengan keluarga memang berbeda tantangannya dengan menghadapi masalah bersama. Posisi Odet sekarang ini seperti dirinya adalah musuh bebuyutan dari keluarganya sendiri. Meski bukan keluarganya yang menganggap demikian, tapi Odet yang merasa demikian. Sulit sekali untuk memisahkan perasaan malu untuk menatap ayah, ibu, dan adiknya yang semakin dia dekat ke rumah, semakin Odet rindukan mereka. 

Sentuhan tangan Bima yang hangatnya tak bisa Odet jelaskan membuat ia tersadar dari rasa gugup sekaligus rasa frustrasi karena inin seperti pertemuan pertama dirinya dengan keluarganya. Padahal Odet sudah dibesarkan oleh keluarga itu, tapi sekarang rasanya aneh karena tidak sepenuhnya bisa langsung memeluk ketiganya. 

"Tenangin diri kamu dulu, baru nanti aku bawa masuk ke rumah kamu."

Odet hanya menganggukkan kepalanya tanpa tahu apa yang sedang dirinya pikirkan saat ini. Semua hal sangat complicated di kepalanya. Jika terus menerus membiarkan rasa takut dan gugup menguasai, yang ada Odet malah lari dari sana. 

"Inhale, exhale, Det. I'm here, we face it together." Kenapa kalimat itu terdengar seolah mereka berdua akan mengakui kesalahan bersama, ya? 

"Bim, kok, malah kayak kita mau ngaku kalo MBA, sih?" Odet tertawa dengan apa yang terjadi saat ini. Sungguh situasi ini membuat mereka tertawa. 

"Oh, aku juga baru sadar pas kamu bilang gini." Bima menepuk jidatnya. "Berasa aku bakalan dipukul habis sama ayah kamu."

Odet menyetujuinya, mereka memang seperti sedang membagi kegugupan hingga terlihat seperti pasangan yang harus dinikahkan besok supaya tidak menggemparkan tetangga. 

"Oke, sekarang?" tanya Odet setelah menghela napasnya untuk meyakinkan diri untuk berdamai dengan keluarganya.

"Yok!" Bima dengan semangat turun dan memutar langkah untuk segera membukakan pintu bagi Odet. 

Namun, perempuan itu lebih dulu membuka pintunya tanpa mengira Bima di sana hingga membuat pria itu terbentur dengan pintu mobilnya sendiri.

"Ya, ampun, Bim! Maaf, maaf. Aku kira kamu nggak disitu, maafin aku." Odet menjadi bingung sendiri, dia panik melihat Bima mimisan. "Bim ... kamu mimisan!"

Odet yang histeris membuat orang di rumah keluar dan melihat kegaduhan yang ada. Odessa yang mungkin merasakan kedatangan putrinya langsung keluar rumah dan menghampiri mereka. 

"Odetta? Kenapa?"

"Ibu ... Bima, Bu. Hidung Bima berdarah, Bu!" Sekarang Odetta kembali menangis. Emosinya campur aduk karena bisa melihat ibunya dalam situasi begini. Padahal rencananya Odet akan bersimpuh dan memohon. 

"Kita bawa masuk," ucap Odessa yang membantu Bima berjalan sementara pria itu sibuk mendongak supaya darahnya tidak semakin mengalir banyak.

Odet yang menangis turut menuntun disisi kanan Bima. Ini adalah kejadian paling tidak terduga sama sekali. Mereka masuk ke rumah dengan tatapan bingung dari Dastari. Dalam hati Odet mencari-cari keberadaan ayahnya. Ayah ... Odet kangen. 

"Duduk disini, ibu ambilkan air dulu." Wanita itu menatap Dastari yang terdiam di tempatnya. "Tari, kamu ambil tisu."

"I ... iya, Bu."

Odet rindu pada adiknya itu. Pasti rasanya aneh mendapati Odet di sini, sedangkan beberapa waktu ini mereka hampir tidak berinteraksi sama sekali. Dastari pasti canggung sekali dengan situasi ini. Kakak yang sudah memberikannya contoh tak baik datang ke rumah dan membuat kegaduhan. 

"Nih, Kak." Odet terkejut ketika Tari mengangsurkan tisu kepadanya. 

"Hah?" sahut Odet. 

"Ini, kasihin ke Kak Bimbim."

Odet menerimanya, dia ingin menangis karena Tari malah sengaja memberikan tisu itu pada Odet. Padahal Tari bisa langsung memberikannya pada Bima. Odet merasa sangat beruntung karena tidak dijauhi sama sekali dengan keluarganya. 

"Makasih," ucap Odet yang serupa dengan gumaman. 

"Kecil banget suaranya, Det?" kata Bima seraya menerima tisu untuk menangani darah di hidungnya. 

"Apa?"

"Itu, kamu bilang makasih ke Tari. Kenapa suaranya kecil banget? Jadinya cuma aku yang denger."

Odet menatap Dastari yang masih berada di dekat mereka. Anak itu menatap Odet dan Bima dengan tatapan biasa saja. 

"Aku ..."

"Minum dulu, Nak Bima." Odessa memberikan segelas air pada Bima. "Ini, kamu juga minum, Odet. Kamu pasti kaget banget tadi."

Odet mengangguk dengan canggung. Sungguh dia tidak bisa mencari dimana pun sosok keluarga seperti ini selain keluarganya sendiri.

Selama beberapa saat mereka hanya diam dan Bima juga tidak berniat memulai. Mereka bertiga seakan kompak menunggu Odet untuk memulai. 

"Bu, Tari, aku mau minta maaf sama kalian karena udah bikin masalah dan bikin kecewa. Aku bodoh banget bersikap kasar seperti malam itu."

Dastari tidak memberikan tanggapan apa-apa, mungkin karena merasa dia yang paling kecil di sana dan dia harus diam supaya tidak mengacaukan pembicaraan serius ini.

"Odet, ibu nggak pernah marah sama kamu. Sejak awal, kami memaafkan kamu. Justru ibu takut kamu kenapa-napa karena nggak memberikan kabar. Lain kali, kalo kamu menginginkan sesuatu, langsung bilang aja. Jangan tiba-tiba marah, ya? Ibu nggak tahu kamu kenapa malam itu sampai marah banget, ibu jadi nggak bisa menyikapi sikap kamu dengan baik. Maafin ayah kamu juga yang teriak dan usir kamu malam itu, ya?"

Odet tentu saja mengangguk. Tanpa diminta, Odet jelas sudah memaafkan ayahnya yang selalu memberikannya kasih sayang dan sekarang Odet merindukan pria itu. 

"Ayah ... masih marah sama aku, Bu?" tanya Odet ragu.

Odessa menghela napasnya. "Selama kamu nggak pulang, sejak malam itu, ayah kamu jadi lebih pendiam dan menyibukkan diri di kantor. Malah belakangan seringnya ikut kru produksi yang syuting luar kota. Hari ini, ayah kamu ikut syuting ke Jogja. Padahal dia nggak diharapkan anak buahnya ada di sana."

Tidak bisa menahan rasa sedihnya, Odet semakin menangis karena ayahnya malah menyiksa diri sendiri dengan pekerjaan. "Ayah pasti nggak mikirin kesehatannya, Bu."

Odessa memberikan anggukan. "Telepon sekarang ayahmu. Ibu rasa dia akan pulang kalo kamu yang minta. Kamu tahu, kan, ayahmu nggak akan bisa tahan dengan embul kesayangannya?"

[Bab 46 & 47 sudah tayang di KK, ya. 💜]

ODETTA [TAMAT]Where stories live. Discover now