Jika napas ini habis • 26

2.2K 198 16
                                    

"Bisakah aku menetap bersama mereka lebih lama lagi?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bisakah aku menetap bersama mereka lebih lama lagi?"

Mahen Guinandra


^^ Happy Reading ^^

     Kejadian semalam masih begitu jelas terekam di otak Mahesa bagaimana tubuh saudaranya yang menolak kemoterapi. Dokter sempat mengatakan jika kondisi Mahen cukup baik dari hari-hari sebelumnya. Akan tetapi, semua berjalan tak sesuai harapan, membuat Mahesa tak bisa tenang hingga kini pagi sudah menjelang.

     Dan lebih menjengkelkannya lagi saat Mahesa yang pagi ini berniat pamit kepada Mahen karena hendak pergi ke sekolah, seketika ia urungkan. Pasalnya, tahu-tahu—keluar dari bilik kamar mandi Mahen sudah lengkap dengan seragam sekolah.

Apa yang ada di pikiran saudaranya saat ini?

"Hen?" Mahesa mengernyitkan dahi—mencoba meyakinkan diri jika apa yang ia lihat saat ini adalah salah.

     Sedangkan Mahen, mendengar namanya di panggil oleh seseorang—sontak kepalanya terangkat dan menyunggingkan seulas senyum kepada lelaki yang beberapa menit lahir setelahnya itu.

"Ah, Sa... Lo udah dateng? Baru aja gua mau telfon tadi," jawabnya di sela ia mematut dirinya di hadapan kaca dengan kedua tangannya yang memasang sebuah dasi.

"Hen? Lo mau ngapain?" malah kini Mahesa melontarkan pertanyaan yang membuat dahi Mahen mengernyit.

"Lo lihat gua ngapain?" Mahen balik bertanya. "Pakai dasi, lah," lanjutnya yang kembali memfokuskan diri di hadapan kaca.

     Bukan, bukan jawaban itu yang Mahesa mau—keluar dari mulut kembarannya. Tapi perihal kenapa lelaki itu sekarang sudah memakai seragam lengkap? Padahal semalam ia tahu persis jika Mahen masih tidak dalam kondisi baik-baik aja.

"Ngak—lo ngapain pake seragam sekolah?" lagi-lagi Mahesa bertanya dengan nada sedikit terdengar tidak bersahabat.

Mahen terkekeh. "Ya, sekolah. Emang mau ngapain lagi? Gua udah lama ketinggalan pelajaran. Gua gak mau ntar gak lulus. Ntar gak masuk perguruan tinggi lagi," gerutunya.

Kedua tangan Mahesa mulai terangkat dan berhasil mendarat di bahu sang kembaran. Lalu kembali melontarkan pertanyaan, "Siapa yang ijinin lo sekolah? Lagian lo lupa semalem lo kenapa? Dan Mama sama Ayah tahu soal ini?"

Jika Napas Ini Habis [END] ✔Where stories live. Discover now