Jika napas ini habis • 38

2K 173 23
                                    

"Hen, jangan lama-lama ya, tidurnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hen, jangan lama-lama ya, tidurnya. Gua kangen berantem sama lo."

Mahesa Guinandra

⚠️ Baca part sebelumnya agar tidak lupa ⚠️

     Mahesa menatap nanar sosok lelaki yang terbaring di dalam sana, sosok yang begitu mirip dengannya, sosok yang kemarin masih bertegur sapa dengannya-bahkan berjanji, jika sosok itu akan menunggunya—melihatnya membawa pulang medali yang sudah ia janjikan sebelumnya.

     Namun, sosok itu nyatanya ingkar. Matanya yang tertutup rapat, beberapa alat penunjang hidup—menempel di tubuhnya, juga terdapat ventilator di dalam mulutnya. Sosok itu tak bergeming, hanya terdiam—tertidur pulas.

     Tangan kanan Mahen menempel di sebuah dinding berlapiskan kaca lalu teremat begitu erat dengan kelopak matanya yang sudah bergetar. Setelahnya, air mata pun lolos begitu saja.

     "Mana janji lo?" tanyanya lirih. "Lo udah janji kan, sama gua kalau lo bakal nungguin gua? Lo bakal lihat gua pulang bawa medali?"

     Lelehan air mata itu masih terus mengalir, bibirnya bergetar—seakan menahan sesak yang menghimpit dadanya.

     "Tapi sekarang apa? Lo malah asik tidur, kan?" tukasnya lagi. "Kenapa lo ingkar, Hen? Kenapa lo gak nepatin janji lo? Kenapa? Kenapa?!"

     Katakan Mahesa tak berdaya, Mahesa lemah—melihat pemandangan di depan, yang mampu menyayat seluruh bagian tubuhnya.

     "Ssst, Mahen kuat, kok... Mahesa ngak boleh sedih, Mahesa harus doain Mahen."

     Jo membawa Anaknya ke dalam pelukan, Mahesa menenggelamkan wajahnya di dalam pelukan sang Ayah. Pertahanannya runtuh, ia menangis sejadi—jadinya. Ia menumpahkan segala sesaknya.

     Lantas Jo? Ya, lelaki itu harus tegar, ia haru kiat di hadapan Anak-anaknya juga istrinya. Meski ia sendiri juga lemah, tapi sebagai kepala keluarga—Jo harus mampu menguatkan keluarganya—menjadi pondasi kokoh untuk mereka.

     "Mahen ingkar janji, Ayah... Mahen bohong," gumam Mahesa dengan tangis yang masih terdengar sesenggukan.

     Jo mengusap punggung Mahesa, netranya menatap jauh di dalam sana-Anaknya yang kini terbaring koma.

     "Kita doakan Mahen sama-sama ya? Mahen pasti kembali, Mahen pasti kembali bersama kita," ungkap Jo mencoba menenangkan sang Anak.

     "Kenapa semesta jahat sama kita? Kenapa, Yah?"

     "Mahesa gak boleh begitu." Jo menolak asumsi yang keluar dari mulut Mahesa. "Semua yang sudah terjadi, itu atas kehendak Tuhan. Mahesa gak boleh menyalahkan apa yang sudah terjadi."

Jika Napas Ini Habis [END] ✔Where stories live. Discover now