Jika napas ini habis • 6

6.2K 465 17
                                    

[

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[...]

Flashback ...

"Hen, maafin Abang gua. Maafin di

"Ngak perlu minta maaf. Lo ngak salah."

"Tapi, Hen, gu

"Kita ngak kenal. Jadi, ngak usah ngerasa bersalah sama gua."

      Kintan terpaku mendengar kata yang Mahen lontarkan. Cengkeraman erat di pergelangan tangan Mahen, perlahan terlepas. Luka di mana-mana dan sedikit darah terlihat mengering. Ia tidak tahu jika dampak saat melihat wajah Mahen bisa juga menyakiti hatinya.

     Sudut matanya terasa panas dan ia mulai berkaca-kaca. Mahen melangkah pergi meninggalkan sejuta sunyi bersama angin yang berhembus.

     Belum sempat ia mengenal lebih dekat dengan Mahen, tapi semuanya terasa sangat tiba-tiba. Di hari pertama ia berkenalan dengan seseorang semua sirna dan terganti dengan sambutan keburukan.

Kintan meremat dasi segamnya. Bagaimana ia mengambil hati Mahen jika sudah seperti ini?

Flashback end ...

     Mahen berjalan meninggalkan atap sekolah. Rautnya memancarkan rasa kecewa dan amarah yang nyatanya enggan untuk hilang. Kemunculan Kintan yang tak di duga, membuat Mahen harus berpikir dua kali kalau nyatanya gadis itu adalah Adik dari Axel—siswa yang terkenal dengan aksi bullying.

     Tepat saat langkah kakinya melewati lorong sekolah, para pasang mata tertuju padanya—memandangnya bahkan penuh tanda tanya. Wajah mereka tak dapat lagi Mahen artikan.

Jika Napas Ini Habis [END] ✔Where stories live. Discover now