Jika napas ini habis • 35

1.9K 166 26
                                    

"Sembuh? Apakah itu mungkin?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sembuh? Apakah itu mungkin?

—Mahen Guinandra

⚠️ Baca part sebelumnya agar tidak lupa ⚠️


     Jarum jam terus bergerak, waktu terus berjalan dan hari semakin larut malam. Tapi pintu itu tak kunjung terbuka dari dalam. Jo masih setia menenangkan Ibunya yang samar-samar masih terdengar sesenggukan.

     Sedangkan Mahesa tak bisa duduk dengan tenang, kakinya terus bergerak, jantungnya terus berdetak kencang, ketakutan pun mendominasi.

     Mahen baik-baik aja, Sa. Iya, dia ngak bakal ninggalin lo. Dia masih di sini. Jangan takut, jangan takut, tenang ok... Tenang.

     Mengangkat kedua tangannya, meletakkannya di kepala—setelahnya Mahesa sedikit menarik rambutnya. Ia sudah meyakinkan dirinya sendiri kalau kembarannya akan baik-baik saja di dalam sana, tapi tetap saja—ketakutan itu masih terus berlanjut.

     Cklek

     Hingga semua penantian pun terjawab sudah, terdengar derit pintu yang terbuka dari dalam. Sontak memperlihatkan seorang Dokter yang keluar dengan sedikit senyum menghiasi wajahnya yang mulai timbul keriput.

     Tak urung membuat Mahesa dan kedua orang tuanya berangsur mendekati sang Dokter—yang pasti menanyakan perihal keadaan Mahen di dalam sana.

     Apakah Mahen baik-baik saja?

     "Dokter gimana keadaan Anak saya, Dok?" Jo langsung bertanya, lelaki itu tampaknya terburu-buru.

     Helaan napas terdengar keluar dari celah bibir sang Dokter, setelahnya membuka suaranya, "Mahen sudah membaik, dan untuk saat ini keadaannya sudah stabil."

     Ada rasa bahagia tercampur sedih, meski begitu mereka mampu bernapas lega karena Mahen-nya sudah kembali. Dan seperti yang di harapkan, jika Mahen adalah Anak yang kuat.

     "Syukurlah, terima kasih, Dok." Alya beringsut menundukkan kepala sebagai rasa terima kasihnya pada sang Dokter—yang sesekali mengusap matanya yang tersisa jejak air mata.

     Dalam hati Mahesa tersenyum lebar, Tuhan mengabulkan doanya. Ia sempat memikirkan hal-hal aneh saat melihat tubuh kembarannya yang kejang-kejang.

     "Untuk saat ini Mahen masih di bawah pengaruh obat," tukas sang Dokter kembali. "Mungkin besok ia akan sadar."

     Setelahnya berujar serupa, sang Dokter samar-samar menatap Jo—Ayah Mahen, lalu berujar, "Pak Jo, bisa ikut keruangan say? Ada yang harus saya sampaikan."

Jika Napas Ini Habis [END] ✔Where stories live. Discover now