chapter 27 ✓

963 60 2
                                    

27. Murung

****
Happy Reading
Sudah direvisi!!

Berbeda dengan Agla yang kini di sekolah memasang wajah dinginnya namun jika dilihat dengan seksama maka akan terlihat murung seakan tak memiliki semangat hidup.

Dor!

"WOEEEE WASAP BROO AGLA,"teriak Teo hingga membuat Agla terkejut.

"Bangsat setan!"umpat Agla. Ia menatap tajam tersangka yang kini malah tersenyum konyol.

"Pak bos nape murung gitu mukanye,"tanya Eja saat menyadari raut Agla.

"Gak,"singkat Agla. Ia kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas diikuti ketiga sahabatnya. Teo menyenggol lengan Dave membuat Dave berdecak kesal.

"Apasi,"ketus Dave, moodnya pagi ini tengah buruk karena suatu hal yang membuat dirinya emosi hingga membuat dirinya saat ini di kelilingi amarah.

"Lah kok ngamok, anu itu Agla naon dah Dep?"tanya Teo pada Dave.

"Mana gue tau, tanya ke dia sendiri lah,"acuh Dave. Ia menyusul Agla yang sudah di jauh di depan mereka.

Teo cengo, "Bangke di tinggal gue, heh bocil tunggu gue cil,"Teo berteriak memanggil Eja yang sudah ngacir meninggalkan Teo seorang diri.

"Mereka tuh sadis banget kalo sama gue, ntar kalo keilangan sahabat ganteng kayak gue bingung, secara gue kan limitit edisyen"dumel Teo. Ia menyugar rambutnya lalu berjalan sok cool di depan pada siswa perempuan.

Sesampainya di kelas Agla masih saja diam tak berucap sepatah katapun membuat teman-temannya bingung. Ah mereka baru menyadari bahwa Ira tidak berangkat.

"Ga, Ira mana? besti gue nggak kenapa-kenapa kan?"tanya Mora. Agla menoleh.

"Gak berangkat, Altair lagi manja sama dia,"jawab Agla. Ia kembali murung mengingat itu. Sebut saja ia cemburu pada anak sendiri karena memang itu kenyataannya.

"Ini konsepnya lo lagi murung gara-gara Ira kaga berangkat gitu?"tanya Eja yang mengerti situasi saat ini.

"Hm."

"Jangan bilang lo juga cemburu sama anak lo yang pasti sekarang lagi di peluk-peluk Ira terus di cium ah iya jangan lupa di manja juga,"sahut Teo memanasi Agla.

Agla yang tadinya tetap menahan diri agar tidak cemburu dengan anaknya lagi malah kembali cemburu saat mendengar ucapan Teo yang padahal hanya memanasi dirinya.

Matanya berembun menahan tangisan. Kali ini Agla mengenakan kacamata hingga menambah pesona dirinya, tak bisa membendung tangisan ia langsung menangis sambil memeluk Dave yang ada di sebelahnya, "Huaaaaa mau Ira hiks mau mbull,"rengek Agla. Teo yang manjadi biang kerok langsung diam saat melihat tatapan maut Dave dan para sahabatnya saat ini.

Saat ini kelas sepi sebab para siswa tiba-tiba di kumpulkan di aula untuk pemberitahuan penting hingga menyisakan Agla dan temannya yang malas untuk berkumpul di aula.

"Yahh kok lo malah nangis sih,"tanya Zaza. Ia masih terkejut melihat Agla yang menangis.

"Mau Iraaa hiks Daveee,"Dave menghela nafas. Ia harus menggunakan jurusnya kali ini walau harus menahan malu di depan kedua gadis di depannya.

"Aglantaa, udah-udah jangan nangis nanti matanya merah loh, liat sini Dave liat matanya, nahkan merah,"lagi-lagi Mora dan Zaza melongo mendengar nada lembut Dave yang seperti membujuk seorang anak kecil yang tengah merajuk.

Teo dan Eja sudah tak heran dengan itu sebab mereka jika menangis juga yang menenangkan Dave. Keduanya tertawa melihat wajah bingung kekasih mereka, "Dave emang gitu kalau salah satu dari kita ada yang nangis, dia memang dingin dan terkesan ketus tapi sebenernya dia tuh lemah lembut dan sabar banget, bahkan dia yang dulu ngurus kami kalau lagi dalam mode childish, Dave itu udah kayak Bundanya kami lah intinya,"jelas Eja panjang lebar. Kedua gadis itu mengangguk mengerti dan bersyukur bahwa dahulu kekasih mereka ada yang mengurus jika dalam mode childish.

 𝐀𝐠𝐥𝐚𝐧𝐭𝐚 𝐊𝐞𝐧𝐳𝐨 𝐒𝐦𝐢𝐭𝐡  [full rombak] حيث تعيش القصص. اكتشف الآن