chapter 38 ✓

893 68 3
                                    

38. Penelusuran

****
H A P P Y
R E A D I N G ! !
__________________________________
S U D A H
D I R E V I S I !

F O L L O W  A K U N
A U T H O R
xyksyy
I G : ( thiss.saaa )
__________________________________

Jujurly buat chapter ini merinding bgt, pdhl aku orngny penakut 😭🙏🏻 jdi maap klo ga horor bgt yaaa

"Tentu, rumah nomor 47?"tanya Nenek tersebut. Mereka terkejut kala mendengar ucapan Nenek Fadli yang sudah mengetahui tujuan mereka datang.

"I-iya Nek, bisa Nenek ceritakan tragedi itu?"

"Baiklah Nenek akan menceritakan kejadian itu, rumah nomor 47 adalah rumah termewah pada saat itu. Nenek bekerja di rumah itu saat berumur 33 tahun hingga 43 tahun. Majikan Nenek bernama Axio Agram Smith, beliau salah satu anggota keluarga Smith. Tuan Axio memiliki anak kembar bernama Kenan dan Kendra. Pemicu masalah itu dimulai saat keluarga Tuan Axio berkumpul dengan Tuan Leonard dan teman-temannya di rumah Tuan Leonard, si kembar saat itu bermain dengan anak Tuan Leonard dan juga anak dari teman-teman Tuan Leonard namun kejadian naas membuat mereka bermusuhan. Saat si kembar bermain tiba-tiba ada dua buah peluru mengenai salah satu si kembar dan Tuan Axio terkejut saat melihat anaknya terbaring mengenaskan dan salah satu dari teman Agla memegang pistol, seketika Tuan Axio murka dan menuduh mereka membunuh anaknya, setelah kematian salah satu anaknya beliau menjadi mencari pelampiasan dengan menculik dan membunuh anak-anak kecil,"jelas Nenek Rina.

"Kalau boleh tau siapa yang meninggal di tembak Nek?"

"Nenek tidak tau siapa yang tiada karena Tuan Axio tidak memberitahu Nenek,"jawab Nenek Rina.

"Setelah kejadian itu bagaimana Nek?"

"Tuan Axio selalu saja membawa anak kecil untuk di bunuh, Nenek yang saat itu mengetahui hendak melaporkan ke polisi namun ketahuan oleh Tuan Axio dan ia mengancam akan membunuh keluarga Nenek, Nenek akhirnya hanya bisa diam melihat perbuatan Tuan Axio, setiap hari ada saja anak kecil yang di seret lalu di bunuh, teriakan minta tolong mereka terngiang-ngiang di ingatan Nenek sampai saat ini, tangisan mereka juga masih teringat, Nenek selalu membersihkan darah setiap hari namun suatu hari Nenek di larang untuk membersihkan darah yang berceceran oleh Tuan Axio, dan akhirnya beliau ketahuan dan menjadi buronan, semenjak saat itu Nenek langsung berhenti menjadi pekerja di sana dan tidak tau bagaimana nasib keluarga itu,"tambah Nenek Rina.

"Berarti Nenek udah gatau kemana anak Uncle Axio yang masih hidup?"

"Tidak, Nenek tidak tahu, ah iya Nenek ingat kalau Tuan Axio keluar dari keluarga Smith dan berganti marga menjadi Matheus,"ujar Nenek Rina saat mengingat fakta itu.

"Apa Nenek tau apa penyebabnya?"

"Kalau tidak salah karena ayah Tuan Axio tidak membagi rata warisan pada anak-anaknya lalu Tuan Axio berontak dan keluar dari keluarga Smith,"jelas Nenek Rina.

"Ohh jadi begitu, oiya Nek apa boleh kita pergi ke rumah itu?"tanya Dave.

"Boleh saja tapi hati-hati karena banyak semak belukar dan juga hati-hati kalau di ganggu anak kecil ya,"pesan Nenek Rina pada mereka.

"Baik Nek terima kasih banyak atas informasinya, kami pamit dulu Assalamualaikum,"ujar Agla mewakili para sahabatnya dan berpamitan pada Nenek Rina.

"Waalaikumsalam, hati-hati Nak."

Mereka segera menuju rumah nomor 47 dengan Fadli yang menunjukkan arah rumah tersebut. Fadli memilih pulang karena takut dengan hawa rumah mewah tersebut.

 𝐀𝐠𝐥𝐚𝐧𝐭𝐚 𝐊𝐞𝐧𝐳𝐨 𝐒𝐦𝐢𝐭𝐡  [full rombak] Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum