chapter 33 ✓

1.3K 71 2
                                    

33. Masa lalu

****
H A P P Y
R E A D I N G ! !
__________________________________
S U D A H
D I R E V I S I !

F O L L O W  A K U N
A U T H O R
xyksyy
I G : ( thiss.saaa)
__________________________________

"Ini Pak Bos kaga balik sekolah apa gimane,"celetuk Teo. Kini sahabat Agla berada di kantin setelah membereskan kekacauan tadi. Para siswa dan siswi langsung di pulangkan setelah kejadian tadi.

"Kayaknya kaga, lagian udah di suruh pulang sama Bu Kaje kan,"sahut Eja setelah menelan batagor yang ia pesan.

"Tapi lo tadi aneh ga si tiba-tiba Bu Bos jadi kayak anak kecil?"percakapan yang sebenarnya di mulai.

"Loh sahabat gue emang kenapa?! tadi kalian bilang dia baik-baik aja,"semprot Zaza. Ia belum tahu bagaimana keadaan sahabatnya yang satu itu sebab tidak terlihat sejak tadi.

Teo meneguk ludah nya dengan susah payah. Ia mejelaskan yang di maksud oleh Eja, "Jadi tadi waktu Kean sama Agla lagi berantem tiba-tiba Ira nyamperin mereka berdua, nah yang buat kita bingung itu dia seakan nggak kenal kita semua karena manggil kita Uncle, kalo aku liat dia kayak anak kecil soalnya dari tatapannya tadi keliat polos banget kayak anak kecil,"jelas Teo.

"Dan yang buat gue kaget dia nyebut dirinya itu bukan Ira tapi Fliska, ntah nama dia Friska atau Fliska, logat dia aja kayak anak kecil,"lanjut Eja.

"Maksud kamu cadel?"tanya Mora yang sedari tadi menyimak percakapan mereka.

"Nahh bener! dia cadel ngomongnya,"seru Teo.

"Kalau menurut gue kayaknya Ira punya alterego,"sahut Dave yang sedari tadi terdiam memikirkan kejadian tadi. Sikap Ira langsung berubah drastis.

"Tapi bukannya kalau punya kepribadian ganda pasti ada pemicunya kan? atau masa lalu Ira ada yang buat dia kayak gitu?"bingung Mora.

"Bisa jadi, dari pada mikir yang nggak-nggak mending kita tanya sama suaminya aja,"usul Zaza.

"Agla nyuruh kita ke mansion Smith, barusan dia chat gue suruh kesana ada yang mau di bahas tentang kejadian tadi,"tutur Dave. Mereka meninggalkan area kantin yang sudah sepi.

****

"Aloo kamu nama na siapa? Kaka! Dede na lucu,"seru Friska kala bermain dengan Altair.

"Suka?"tanya Agla.

"Huum! pipi na gemes pengen Fliska mamam."

"Jangan dong nanti nangis,"jawab Agla.

"Agla, sini Mama sama Papa mau ngomong sama kamu,"panggil Alena.

"Ah iya Ma, Friska tunggu Kaka di sini ya main sama Altair dulu, jangan di buat nangis,"Agla mengecup kening Friska.

"Oteee Kaka, paipaii."

Agla segera keluar kamar untuk berkumpul dengan orang tua Ira dan juga di pastikan sahabatnya pasti sudah datang. Suara derap langkah kaki mengalihkan atensi orang-orang yang tengah berbincang di ruang tengah.

"Sini Ga,"Agla tersenyum tipis dan menghampiri mereka.

"Jadi lo nyuruh kita kesini buat bahas apaan?"tanya Teo memecah keheningan.

Agla menoleh ke arah para sahabatnya.

"Sebenernya gue nyuruh kalian kumpul buat dengerin penjelasan dari Papa Dirga tentang perubahan sikap Ira, pasti kalian mikir itu kan."

 𝐀𝐠𝐥𝐚𝐧𝐭𝐚 𝐊𝐞𝐧𝐳𝐨 𝐒𝐦𝐢𝐭𝐡  [full rombak] Where stories live. Discover now