44. Tanganku masih disini, Nai

3.1K 440 412
                                    

Dito menarik tangan Zhela hingga ke tempat lumayan sepi di sebrang Kafe

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dito menarik tangan Zhela hingga ke tempat lumayan sepi di sebrang Kafe. Ia mengatur nafas agar tidak meluapkan emosi kepada perempuan yang sedang bersamanya. Zhela melepaskan tangan Dito dengan cara menghempaskan tangannya keras hingga genggaman itu terlepas.

"Sakit, Dit!" keluh Zhela.

Dito menunduk sebentar. "Sorry." suaranya terdengar piluh. "Lo tau kan kenapa Zein se emosi itu sama Leo? terus kenapa lo harus bawa dia ke tempat kita, Zhel? dia udah berusaha mencelakakan Zein!"

"Kalau lo bawa gue ke sini cuma buat marahin gue, cukup!" nada bicara Zhela meninggi. "Salah kalau gue berusaha bikin Kafe kalian lebih mendapatkan keuntungan? mereka cuma mau kerja sama, Dit."

"Lo nggak denger omongan Tante Diana tadi? okeee! kita nggak bisa suruh lo buat jauhin keluarga Leo karena gue tau lo suka sama dia, iya kan? stop sangkut pautin dia sama gue atau Zein. Silahkan menjalin hubungan diluar urusan kita bertiga, usaha lo akan sia-sia kalau lo berusaha suruh kita buat baikan! itu nggak mungkin!" Dito menghela nafas untuk menstabilkan emosinya. "Percuma, Zhel, sesakit apapun gue, seberat apapun masalah gue, lo nggak bakal pernah paham. Lo nggak pernah ngerasain, lo cuma suruh gue bangkit, gue sembuh dan gue damai sama masalalu. Padahal gue cuma mau dimengerti, keluarga kita berbeda, keluarga gue hancur dan keluarga lo utuh harmonis di dalamnya. Memang benar, mereka yang tidak merasakan, tidak akan pernah tau bagaimana cara menghargai cerita orang."

Dito hendak meninggalkan Zhela yang berdiri mematung, tapi tangannya ditahan oleh perempuan di hadapannya. "Bukan gitu maksud gue, Dit—"

Sekilas senyum Dito terlihat namun sangat sebentar bahkan Zhela tidak mampu melihat senyum itu. "Thanks udah berusaha jadi yang terbaik, lo tetep sahabat cewek terbaik bagi gue maupun Zein. Tapi, coba pikirin gue ya, Zhel. Gue yang lindungin lo dari amarah Zein padahal gue tau lo jatuh cinta dengan orang yang gue benci, lo selalu bela Leo padahal lo tau gue ada di sini. Gue lakuin itu bukan secara cuma-cuma, mana ada orang yang melindungi musuhnya hanya karena temennya sendiri? coba pikirin posisi kita." ucap Dito lalu melangkah pergi menyebrang ke arah Kafe.

*****

Setelah kejadian di Kafe, Zein dan Naila kembali pulang ke rumahnya. Hari sudah menjelang sore, rencananya mereka ingin membuat teh dan menikmatinya di belakang rumah. Naila sudah menyiapkan 2 gelas teh yang masih hangat sambil menunggu Zein keluar dari kamar mandi karena lelaki itu disuruh Naila langsung mandi untuk menghilangkan amarahnya.

Naila membuka ponselnya yang sekarang jarang dibuka, bahkan media sosialnya saja seperti tidak ada kehidupan di sana. Tidak ada yang menjamin kehidupan setelah menikah, ia mempunyai masalah besar hingga kecil, memperhatikan serta memenuhi hak untuk merawat Zein. Sesekali memang mengabari, menanyakan kabar kepada keluarganya.

Ada pesan masuk 15 menit yang lalu. 3 pesan dan 1 panggilan tidak terjawab. 'Mama Wiyah' itulah yang mengirim pesan kepada Naila. Tidak menunggu lama, ia menekan tombol untuk menelepon dan bertanya apa yang bisa ia bantu.

SENDU (On Going)Where stories live. Discover now