7. Terpuruk.

3.1K 390 20
                                    

-Part mengandung unsur sensitif

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-Part mengandung unsur sensitif. Ambil baiknya dan buang yang buruk ya!🤗-

Music on
Rossa- Takdir Cinta

*****

Allah genggam hatiku, semua hidupku ada di tangan-Nya.
Tidaklah Allah beri sesuatu ujian tanpa adanya hikmah dibalik semuanya.

-Naila Bilqis Al Madinah-

*****

3 hari lagi, bukan waktu yang singkat bagi Naila Bilqis Al-Madinah. Jujur saja semua rasanya kacau. Saat ini aku berada diruang tamu dengan Umi karena murojaah setiap hari agar hafalan Al-Qur'an tetap melekat.

Shadaqallahul-'adzim' (صَدَقَ اللهُ اْلعَظِيْمُ) "Maha benarlah Allah yang Maha Agung".

Aku menyelesaikan bacaan Al-Qur'anku. Mufid tiba-tiba duduk disebelahku dengan baju kokoh putih dan sarung kotak-kotak. Bau parfum dan bau apapun yang menyengat tidak aku sukai, membuat pusing.

"Mufid ih kakak nggak suka bau parfum kamu," ucapku menjauh.

Mufid mendengus justru mengangkat tangannya dan menarik tengkuk leherku untuk mendekat pada ketiaknya. "Kenapa? Enak nih nih! bau parfum Mufid. Ini beli waktu pulang kajian tau!" tawanya pecah saat aku memukul paha kakinya keras.

Melihatku tidak nyaman dengan kehadiran Mufid membuat Umi berpindah duduk. Kini Umi berada ditengah antara kita berdua. Tersenyum melihat tingkat kedua anaknya yang masih sama seperti dahulu kecil. Memeluk pundakku dan pundak Mufid menyatukan kami bertiga.

"Hanum, aku mau ketemu anak-anak dulu," ucap pria diluar pintu.

"Mas, dirumah cuma ada aku dan mereka berdua. Kalau dilihat tetangga bisa bikin fitnah,"

Pria itu menghela nafas. Gadis kecil dibalik pintu kamarnya mengamati kedua orangtuanya. Setelah mendengar pembicaraan keduanya berlari memeluk Ayahnya. Diteras rumah mereka berpelukan bertiga.

"Anak Ayah!" seru pria itu.

"Ayah kenapa nggak tinggal disini lagi? Kata Umi, Ayah udah nggak tinggal disini. Kenapa Ayah? Ayah marah sama Nai soalnya minta uang jajannya banyak, iya Ayah? Maaf Ayah," cibir gadis berusia 6 tahun.

"Hust enggak kok Nai anak pintar, nggak nakal. Sama kayak Adek Mufid pinter," pria itu menoel hidung anak gadisnya dan anak lelakinya. "Mufid umur berapa sekarang?"

"4 Tahun Ayah!" jawabnya semangat.

"Mufid kalau nanti Ayah pergi kamu harus jadi ironman buat kak Naila sama Umi Hanum ya?"

Anak lelaki kecil itu mengerutkan dahinya. "Ironman? yang biasanya Ayah main sama Mufid itu ya? yang superhero warnanya merah sama kuning?" tanya Mufid lalu diangguki oleh Dzaki. "Ayah, Mufid suka batman. Jadi batman aja boleh?"

SENDU (On Going)Where stories live. Discover now