SoL 14

3.3K 725 110
                                    

Hai...aku kembali.

Apa kabar kalian semua?

sehat selalu, ya

ini aku bawa lily dan eros.

semoga suka.

happy reading.

Eros selalu tersenyum tiap kali melihat nomor Lily yang berhasil didapatkannya. Benar-benar jauh dari ekspektasinya. Lily meberikan nomornya dengan mudah, tanpa adanya penolakan sama sekali.

Nomor itu memang sudah berada di genggamannya. Namun, ia sama sekali belum pernah mencoba untuk menghunbungi di empunya. Yang terpenting adalah keduanya sudah saling menyimpan nomor satu sama lain.

Di sela waktu istirahatnya, ia lebih memilih untuk berselancar di dunia maya dan menolak ajakkan teman-temannya untuk mencoba permainan baru di konsil game milik Marcel. Sebuah single sofa di sudut ruangan menjadi tempat favoritnya saat ini. Ia memilih menyingkir sejenak agar fokusnya tak terganggu.

Selama ini, Eros memang tak begitu aktif di dunia permedsos-an. Hanya membuka akunnya saat ingin, itupun benar-benar hanya mengecek tanpa melakukan posting foto atau hal serupa lainnya. Tapi, sejak beberapa hari terakhir ia menjadi lumayan aktif dan ... sering mencuri-curi waktu demi bisa membuka sebuah aplikasi di ponselnya.

"Kenapa banyal cowok yang di foto-fotonya?" gumamnya. Saat ini, ia tengah melihat profile seorang gadis yang diam-diam selalu berhasil mengacaukan pikirannya akhir-akhir ini. "Ada yang centang biru pula. Berarti famous, kan? Kayaknya mereka juga akrab satu sama lain."

Tak perlu heran. Gadis yang dikaguminya jelas berasal dari keluarga kaya raya yang sukses dan terpandang. Circle pertemanan pun tak main-main. Titel sebagai anak konglomerat yang tersemat padanya membuatnya menjalin pertemanan dengan banyak orang yang berasal dari berbagai kalangan.

"Eh? Dia dekat juga sama artis cowok ini? Mereka sering balas-balasan comment."

Sudah satu minggu nomor itu mengendap di dalam ponselnya. Eros belum juga memutuskan untuk lebih dulu menghubungi Lily. Keberaniannya tak sebesar menghadapi pasien kritis yang hampir meninggal di meja operasi karena melahirkan.

"Lo ngapain sih dari tadi di pojokkan?" tegur Bayu. Diintipnya layar ponsel Eros yang masih menampakkan halaman profile Instagram Lily. "Stalking cewek?"

"Nggak. Cuma cari tau aja."

"Itu cuma bahasa halusnya. Jangan cuma berani stalking."

"Lo sendiri nggak ngerasa kesindir sama omongan lo barusan?" sahut Eros santai. Bayu sontak mengerutkan keningnya. "Larasati. Lo aja selama ini cuma berani perhatiin dia dari jauh."

"Kata siapa?"

"Gue."

"Gue sama dia sudah jadian, kok."

Eros menatap rekannya itu dengan tatapan tak percaya. Bagaimana bisa? Ah, sudahlah.

"Ayo ke luar. Dokter Alam sebentar lagi visite."

OoO

Lily mendapatkan ada satu pesan yang baru saja masuk ke ponselnya. Bukan pesan dari nomor tak dikenal. Nama si pengirim pesan jelas tertulis di sana, 'Mas Eros'.

Resepsi pernikahan Gendis masih beberapa hari lagi. Mereka berdua memang belum sempat membicarakan waktu untuk berangkat ke acara itu. Ia pun akhirnya membuka dan membaca pesan itu.

[Mas Eros]
Hai, Ly.
Kamu apa kabar?

[Lily]
Hai, Mas.
Saya baik.
Mas juga baik, kan?

Scent of LilyWhere stories live. Discover now