SoL 2

4.8K 732 34
                                    

Hey! Aku dateng lagiiii.

Gimana sama chapter 1nya?

Apakah ada yang udah kepincut sama tokoh utama kita?

Dahlah baca aja.

Semoga kalian suka, yaaa.

Happy reading.

Rencana pernikahan keduanya sudah disampaikan pada masing-masing kedua orang tua. Semuanya menyambut dengan sangat baik, terlebih hubungan keduanya yang memang sudah terjalin sangat lama. Hariawan merasa senang karena anaknya akan segera dipinang. Suami Lily kelak diharapkan bisa membantu menjalankan perusahaan keluarga mereka. Begitulah harapannya.

Perbedaan status sosisal di antara Lily dan Dipta bukanlah sebuah penghalang. Lily adalah anak dari seorang pengusaha sukses yang sepak terjangnya tak perlu lagi diragukan, sementara Dipta hanya anak dari seorang ayah yang pensiunan pegawai negeri dan ibu rumah tangga. Bagi kedua orang tua Lily, yang penting putri mereka bahagia.

Lily dan Dipta tengah duduk di hadapan kedua orang tua Lily. Mereka bermaksud membicarakan pernikahan macam apa yang akan digelar nantinya. Dipta tak punya banyak tabungan jika harus menggelar pesta pernikahan mewah bak sultan. Mengenai hal ini memang sudah ada pembicaraan di antara keduanya—Lily dan Dipta, tapi mereka tetap harus meminta pertimbangan para orang tua.

"Begini, Om ... saya dan Lily sepakat hanya akan menggelar pernikahan yang sederhana. Kami akan menyesuaikan dengan budget yang ada. Kami nggak mau merepotkan para orang tua. Yang terpenting adalah pernikahan kami sah di mata agama, hukum dan negara."

Hariawan dan Dahlia menanggapi laki-laki yang akan segera meminang putri mereka dengan senyuman. Bagi keduanya, Dipta memang seoarang laki-laki baik yang mudah-mudahan bisa mendampingi dan membimbing Lily dengan baik juga. Lily adalah anak perempuan satu-satunya di keluarga ini. Hariawan tidak munafik. Dia menginginkan pesta pernikahan putrinya digelar dengan sangat mewah. Hal itu sama sekali tak ada hubungannya dengan dirinya yang seorang pengusaha. Jika memang Dipta tak bisa menggelarkan pesta mewah, maka dirinya lah yang harus mengambil alih.

Dengan sangat hati-hati Hariawan memutuskan untuk menyampaikan keputusan yang sudah dibuatnya bersama dengan sang istri—Dahlia. Keduanya memang sudah sempat membahas soal masalah ini. Baik Hariawan maupun Dahlia sangat menyambut ide baik kedua calon pengantin itu, maka dari itu mereka harus menyampaikan keputusan untuk menggelarkan pesta meriah dengan sangat hati-hati. Jangan sampai ada yang tersinggung.

"Sebelumnya, Om dan Tante menyambut dengan sangat baik niatan kalian berdua. Tapi, ada satu hal yang harus kita ingat. Lily adalah anak perempuan satu-satunya di keluarga ini. Lily juga cucu perempuan satu-satunya di keluarga ini. Semoga kamu nggak salah paham dengan apa yang akan Om dan Tante sampaikan. Kami sudah mempertimbangkan soal pernikahan kalian. Om dan Tante sepakat untuk meng-cover seluruh biaya pernikahan. Dengan begitu, kamu bisa simpan uang kamu untuk kehidupan setelah pernikahan nantinya."

"Tapi, kami nggak mau merepotkan orang tua, Om," ucap Dipta.

"Om dan Tante nggak merasa direpotkan sama sekali," sela Dahlia. "Kamu cuma harus membahagiakan putri kami. Itu saja. Bisa?"

"Bisa, Tante. Saya pasti akan membahagiakan Lily sebaik yang saya bisa."

"Ada satu hal lagi yang mau Om sampaikan ke kamu. Om akan membelikan sebuah rumah yang nantinya bisa kalian berdua tempati setelah menikah."

"Jangan, Pa. Aku sama Mas Dipta sepakat untuk tinggal di apartemenku. Kami cuma berdua. Rasanya satu rumah akan terlalu besar kalau cuma aku sama Mas Dipta yang nempatin."

Scent of LilyKde žijí příběhy. Začni objevovat