9. KUMPUL BARENG

10.5K 1K 8
                                    

HAPPY READING

JANGAN LUPA BERIKAN VOTE DAN KOMENTNYA YA 💚✨

"Jika kau tidak mampu merangkul temanmu ke surga, setidaknya jangan menjadi jembatan baginya untuk menuju neraka."

☁☁☁

Sesuai kesepakatan mereka kalau Minggu ini mereka akan berkumpul di rumah Nathar untuk kerja kelompok. Nathar sudah bersiap menunggu seusai menunaikan sholat zuhur.

Beruntung kemarin dia sudah belanja bahan makanan dan camilan untuk stok di kulkas, sehingga tak perlu repot-repot lagi untuk memesan makanan.

Semua sudah lengkap di kulkas, tinggal pilih saja mau yang mana. Tidak sampai menunggu lama, kini teman-temannya sudah datang. Seperti biasa, lengkap ditambah Zehra yang memang berniat untuk kerja kelompok. Mereka berenam masuk setelah mengucap salam terlebih dahulu.

"Yang udah punya rumah sendiri mah beda," celetuk Melvin langsung mengambil duduk di sofa ruang tamu.

Bertepatan saat mereka sudah berkumpul, saat itu juga Hana turun, berniat membuat minum dan camilan untuk Nathar dan teman-temannya.

Hana tidak terkejut dengan kedatangan mereka, karena Nathar sudah lebih dulu mengatakan kalau nanti teman-teman Nathar akan datang.

Saat Hana turun dan melewati mereka semua, sontak semua pasang mata menatap dirinya kecuali Gaffi. Lelaki itu menundukkan pandangan dan mencari objek lain untuk dipandang. Nathar yang menyadari semua mata tertuju pada Hana pun berdehem keras membuat mereka tersadar.

"Kayak nggak pernah liat orang aja," sinis Nathar menatap Melvin, Vito dan Raihan bergantian.

"Cemburu bilang," ucap Melvin terkikik bersama Vito dan Raihan.

"Itu tadi siapa, Thar? Adik lo?" tanya Zehra pada Nathar.

Wajar gadis tomboi itu tidak tau, namanya juga baru kali ini datang ke rumah Nathar yang baru. Saat Nathar menikah saja ia tidak diundang, jadi tidak heran kalau Zehra bertanya.

"Istrinya," jawab Shazfa cepat membuat Zehra tampak kaget.

"Istrinya?" ulang Zehra tidak percaya.

"Iya, neng Zehra. Itu istri Nathar, namanya Hana," jelas Melvin kembali membuat Zehra tercengang.

"Kok gue baru tau? Lo sama Dara putus ya makanya nikah?"

Nathar diam sebentar sebelum menjawab. "Nggak." Hanya itu yang keluar dari mulut Nathar untuk menjawab pertanyaan Zehra.

"Maksudnya?" bingung Zehra.

"Udahlah, Ra. Nggak usah dibahas. Yang penting lo udah kenal, yang tadi namanya Hana. Satu Kampus sama kita, dia anak Ekonomi Syari'ah, temennya Naira," ujar Shazfa.

Zehra manggut-manggut mengerti. Mungkin itu privasi Nathar, ia jadi merasa tidak enak karena sudah bertanya lebih.

"Mana bahan materinya?" tanya Nathar pada Zehra dan Vito.

Zehra memberi beberapa referensi buku dan menunjukkan beberapa artikel pada Nathar. Kalau terus mengobrol saja bisa-bisa nanti tugas kelompok mereka tidak siap, jadi lebih baik mengerjakan tugas terlebih dahulu. Nathar dan Vito pun mulai membaca apa yang diberikan Zehra barusan.

"Kenapa nggak di rumah lo aja kerja kelompoknya, Ra? Bosen gue di rumah Nathar mulu," ucap Melvin yang gabut sendiri. Bingung juga mau ngapain.

Nathar yang mendengar itu pun menatap sinis Melvin. "Ini baru pertama kalinya lo ke rumah baru gue," sarkas Nathar.

HANATHAR [END]Where stories live. Discover now