33. REKAMAN SUARA

7.6K 730 16
                                    

HAPPY READING

JANGAN LUPA BERIKAN VOTE DAN KOMENTNYA YA 💚✨

"Semoga dia yang datang mengetuk pintu rumahku dan mengajakku untuk hidup bersama adalah dia yang sejalan denganku sampai di Jannah kelak."

(Hanania Hazzafa Naeswari)

☁☁☁

Menginjak semester 5 membuat sepasang suami istri tersebut disibukkan dengan tugas. Berusaha sebisa mungkin membagi waktu agar terselesaikan. Nathar berusaha membagi waktunya antara kuliah dengan mengurus perusahaan.

Sementara Hana berusaha membagi waktu untuk kuliah, mengurus rumah, serta sesekali mengurus perusahaan. Akhir-akhir ini Hana memang jarang ke Kantor bersama Nathar dikarenakan harus mengurus rumah dan urusan kuliah.

Walau Nathar tidak begitu disibukkan dengan urusan rumah, dia tetap membantu Hana dalam berberes rumah. Seperti membantu Hana membersihkan halaman belakang dan halaman depan.

Membantu mencuci piring dan membantu Hana memasak. Hana sudah melarang, namun Nathar tetap bersikeras mengerjakan.

Malam ini mereka duduk di ruang tv, dengan mata yang fokus menatap laptop. Nathar sibuk dengan tugas kuliahnya, begitu juga dengan Hana. Sesekali Nathar mendengus ketika mengerjakan tugas, membuat Hana terkekeh.

Duduk berdua di lantai ruang tv, dengan laptop yang diletakkan di atas meja kaca. Mereka duduk bersebelahan.

"Arghh, awas aja kalo Dosennya nggak masuk besok!" monolog Nathar.

"Memangnya Dosennya jarang masuk?" tanya Hana yang matanya tetap fokus pada laptop.

"Bukan jarang lagi, Han. Satu bulan di semester 5 ini, dia cuma masuk satu kali doang."

"Masalahnya, dia nggak masuk, tapi ngasih tugas terus. Siapa yang nggak kesal?" sungut Nathar kesal.

"Nggak boleh gitu, beliau kan juga punya kesibukan."

Kembali mendengus dengan wajah ditekuk.

"Kita bakal hargai kesibukan beliau, kalau beliau juga hargai kesibukan kita. Di Garwita memang ada beberapa oknum seperti itu, Han. Dia nggak peduli sama kesibukan kita, terus kita harus peduli kesibukan dia?" ujar Nathar mengajak Hana adu argumen.

"Ngasih tugasnya nggak ngotak, nggak pernah ngertiin mahasiswanya. Begitu mau dipeduliin?"

Hana menghela nafas, benar juga yang dikatakan Nathar. Tapi tetap saja sebagai mahasiswa harus ikut aturan. Jika Dosen memberikan tugas maka harus dikerjakan jika ingin ada nilai. Tapi kalau tugasnya tanpa henti ditambah beliau jarang masuk, juga tidak seimbang.

"Udah, jangan terbawa emosi. Yuk, dikerjain, biar cepat selesai," nasihat Hana seraya mengelus pelan lengan Nathar.

Mendapat perhatian berupa sentuhan dari Nathar, membuat hati lelaki itu menghangat. Bukannya malah mengerjakan tugas, Nathar malah menyenderkan kepalanya di pundak Hana. Memperhatikan jari-jari Hana yang sibuk dengan laptopnya.

"Hana," panggil Nathar kini sudah berpindah menjadi berbaring di paha Hana.

Gadis itu menunduk, mendapati wajah Nathar yang tersenyum manis kepadanya. "Loh, kok nggak ngerjain tugas?"

"Bosen, Han."

"Astaghfirullah, dikerjain dulu tugasnya. Kalo nggak siap, gimana?"

"Siap, tenang aja."

HANATHAR [END]Where stories live. Discover now