19. BERMAIN PANAHAN

11.8K 1K 48
                                    

HAPPY READING

JANGAN LUPA BERIKAN VOTE DAN KOMENTNYA YA 💚✨

"Allah akan menghapus perasaanmu kepada seseorang jika seseorang itu tidak ditakdirkan untukmu."

☁☁☁

Nathar tidak melepas pelukannya, melainkan melonggarkan pelukan seraya menatap Hana. "Kalo gue nggak mau, gimana?"

"Aku lari nih?"

"Jangankan lari, gerak juga lo nggak bisa."

"Ya makanya lepas dulu, Nathar." Hana merengek membuat Nathar tak tahan untuk melepaskannya.

"Udah?" Nathar melepas pelukannya pada Hana.

Gadis itu lantas bernafas lega, akhirnya kesehatan jantung Hana terselamatkan. Tapi belum ada lima detik, Nathar kembali memeluk Hana dengan gemas.

"Argh, lucu banget sih lo, Han! Gemes, pengen cium!" teriak Nathar gemas.

Hans yang mendengar kalimat terakhir Nathar spontan mendelik. "Heh!" peringat Hana yang masih pasrah dalam pelukan Nathar.

"Lepas dulu, Nathar. Aku mau ke kamar."

"Ya udah, gue ikut."

"Iya, lepas dulu makanya," pinta Hana.

"Oke." Nathar kali ini benar-benar melepas pelukannya dan tak berniat menjahili Hana lagi.

"Makasih, Nathar. Dahhh!" Mendapat celah melarikan diri, Hana langsung bangkit dari pangkuan Nathar lalu belari cepat menuju kamar.

Menyesal Nathar melepaskan Hana.

"HANA! BERHENTI NGGAK LO?"

Seperti anak kecil, Nathar berlari mengejar Hana membuat gadis itu mempercepat langkahnya.

"NGGAK MAU. TANGKAP DULU KALO BISA."

Hana tertawa bahagia selama berlari. Begitu lah mereka berdua. Perubahan sikap Nathar membuat Hana merasa bahagia. Lelaki itu kian berubah sesuai janji. Intinya Hana bahagia, hubungannya dan Nathar mulai membaik.

"BERHENTI ATAU LO HABIS SAMA GUE, HAN!"

☁☁☁

Hari Minggu ini, Hana habiskan dengan berdiam diri di rumah. Begitulah Hana, lebih suka berdiam diri di rumah dari pada pergi keluar rumah.

Kebiasaan dari kecil terbawa hingga sudah berumah tangga. Sejak SMP Hana jarang keluar rumah, bahkan keluar jika ada urusan penting saja. Sampai sekarang juga seperti itu.

Sesudah menunaikan salat zuhur bersama Nathar, Hana kembali masuk ke kamarnya untuk membenarkan hijab. Ingin membenarkan di depan Nathar, tapi Hana masing canggung. Mungkin nanti kedepannya akan terbiasa.

Sebelum memakai hijab, Hana membenarkan tatanan rambutnya. Menyisir terlebih dahulu sebelum memakai ciput.

Di tengah-tengah aktivitas menyisir rambut, tiba-tiba saja pintu kamar Hana dibuka dari luar. Spontan membuat Hana menoleh cepat.

"Hana, ayo-- eh? Sorry, Han."

"Nggak papa, Nathar. Masuk aja."

Ah, ternyata itu Nathar si lelaki ketus yang sekarang rela merubah sikapnya kepada Hana. Nathar yang tadi hendak menutup kembali pintu kamar, terhenti. Tadi Nathar langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, alhasil ia jadi melihat Hana yang tidak mengenakan hijab.

HANATHAR [END]Where stories live. Discover now