21. KANTOR

11.2K 1K 31
                                    

HAPPY READING

JANGAN LUPA BERIKAN VOTE DAN KOMENTNYA YA 💚✨

"Pendidikan setinggi apapun tidak akan mampu membeli sikap sopan santun dan etika seseorang."

☁☁☁

Seluruh penghuni Universitas Garwita pagi ini harus dikejutkan dengan pemandangan baru. Pemandangan yang baru kali ini mereka lihat.

Dimana sosok lelaki yang selalu dipuja-puja ketampanannya oleh para mahasiswi, datang bersama seorang perempuan. Ralat, lebih tepatnya lagi hanya mengantarkan.

Bukan, kali ini bukan Aldara si primadona Kampus, melainkan gadis bercadar yang mereka yakini antara Hana dan Naira. Sulit ditebak, tapi setelah melihat Fakultas gadis itu barulah mereka semua dapat menebak. Desas-desus terdengar di sepanjang koridor, membicarakan dua insan yang baru sampai di Fakultas Agama Islam.

Sadar menjadi bahan pembicaraan pagi ini, gadis tersebut menunduk malu seraya menutup pintu mobil.

"Syukron, Nathar."

"Afwan."

"Eits, langsung pergi gitu aja?" Nathar menahan Hana yang hendak berbalik badan untuk pergi.

Hana menoleh dengan kening mengernyit. "Ada yang aku lupain?" tanya Hana.

"Nggak salam sama suami?"

Dalam hitungan detik, pipi yang dibalut cadar berwarna army itu memerah. Mata Hana membulat lucu membuat Nathar tak kuasa menahan tawa. Gadis itu kembali membuka pintu mobil dan segera menyalami Nathar.

"Gitu dong."

"Kalo didenger orang gimana?" tanya Hana.

"Biarin, kan emang lo istri gue," balas Nathar enteng.

Hana berdecak pelan. "Maksudnya, semua orang di Kampus taunya kamu sama Dara--"

"Oh, jadi lo mau gue umumin hubungan kita di depan mereka?"

"Nggak gitu, Nathar." Hana menggeleng panik.

"Oh, jadi gue bukan suami lo, gitu?!" ketus Nathar.

"Astaghfirullah, bukan. Iya, kamu suami aku."

"Oke," sambar Nathar cepat. "WOI, LO SEMUA! DENGARIN GUE! MULAI HARI INI GUE DAN HANA---mph!"

"Astaghfirullah, Nathar!" Buru-buru Hana membekap mulut Nathar sebelum satu Kampus menjadikan mereka berdua topik gibahan.

"Anjir, lo mau gue mati?!"

Nathar mendelik tajam karena Hana hampir membuatnya tak bisa bernapas. Gadis itu, lain dari yang lain. Membekap mulut sekaligus hidung Nathar membuat siapapun yang dibekapnya bisa kehabisan oksigen.

Hana mendelik garang kala mendengar kata kasar dari mulut suaminya. "Ih, kok ngomong kasar? Istighfar!" omel Hana memperingatkan.

"Astaghfirullahaladzim."

"Lain kali jangan kayak gitu, malu tau!" ucap Hana membuat Nathar terkekeh.

"Lagian lo takut banget digibahin sama mereka. Santai aja kali, kalo digibahin juga mereka yang rugi. Pahalanya transfer ke lo," ujar Nathar bijak.

Tak mau memperpanjang masalah, Hana memilih mengalah. "Ya udah. Udah, kan? Aku telat nih," kata Hana seraya melirik jam di layar ponselnya.

"Ya udah, sana."

Hana bernafas lega, akhirnya selesai juga. Gadis itu kembali keluar dari mobil dan tak lupa menutup kembali pintu mobil tersebut.

"Gue pergi."

HANATHAR [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon