Part 41 : The love

1.2K 79 5
                                    

ARYAN yang sedari tadi melabuhkan punggung di hadapan piano tanpa berbuat apa-apa kini tangannya ligat untuk memainkan irama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ARYAN yang sedari tadi melabuhkan punggung di hadapan piano tanpa berbuat apa-apa kini tangannya ligat untuk memainkan irama.

So many years have come and gone,
But every picture without you still feels so wrong,
I've been thinking lately,
What would you say if you saw me?
Would you be proud of what I've become?

Pandangannya dituju pada sebuah frame sebelum menyambungkan nyanyian.

Oh, these cold hands,
This burning heart,
Will always be hollow without you,
I lost you,
But all the love you left behind,
Will always remind me,
Remind me of you.

Aryan mengemam bibirnya. Mindanya menayangkan satu persatu kenangannya bersama Cara seperti kaset yang sedang berpusing.

Maybe I'm hopeless,
But I'm only human,
I hope that you know that I'd give it all,
For a moment with you.

Matanya yang menahan air mata itu akhirnya mengalir jua. Selama lima tahun Cara meninggalkan dia, selama itu lah dia cuba untuk menahan air mata. Namun pada malam ini dia tewas.

"It's been 5 years since you left, dolce cuore. You said you will comeback to me but you didn't. Maybe it's just a words to you but it's a promises to me. I will always wait for you no matter what. I miss you Estella. I really do." rambut coklatnya diraupkan ke belakang.

Frame gambar mereka berdua ketika di Venice diambil. Terus saja Aryan menghadiahkan ciuman sekilas pada frame tersebut. Dia sangat rindukan isterinya.

Nafas dihela perlahan apabila terasa sesuatu yang berat menghimpap di dada. Rasa rindu yang terlalu sakit untuk dia hadapi. Lima tahun bukan lah jangka masa yang pendek malah sangat panjang seakan 5000 tahun.

Tanyakanlah padaku bagaimana rasanya hidup tanpa hati. Ingatan tentang dirimu berulang kali datang. But this time, I just want you to comeback.

Tiba-tiba gegendang telinganya
menangkap bunyi seseorang mengetuk pintu dari luar biliknya.

TOK! TOK!

"Masuklah!!" jerit Aryan tanpa bangun dari kedudukannya.

Sejurus itu, pintu dikuak perlahan. Kelihatan Carl yang baru memasuki ruang tidur Aryan.

"Kau buat apa kat sini tak tidur lagi?" terus Aryan menyoal sambil memusingkan tubuhnya untuk menghadap Carl.

"Saja la. Aku dengar bunyi piano. First time?" soalnya pelik. Aryan tak pernah sentuh piano sejak dari kematian daddynya. Namun kali ini berbeza pula.

Mrs. Aryan HerriezWhere stories live. Discover now