Puncak

2.4K 265 127
                                    

Paquito tampak menunjukkan smirk sekilas, ia perlahan menghadap kearah Chou yang berjalan kearahnya. "Lo! Kemana aja ha??! Gila ya lu, tiba-tiba—" seketika ucapan Chou terpotong saat menatap perempuan cantik yang berdiri disebelah Paquito, rambut pirang elegan dengan wajah yang cantik.

"Haii, kenalan Paquito kah??"

Chou berganti pandangan kearah Paquito yang masih berdiri santai, "jelasin, sekarang." Ucapnya dengan nada penekanan. "Kenalkan, ini Freya. Pacar saya." Balas Paquito singkat dan jelas, membuat Chou terdiam. Setelah itu, uratnya tampak menonjol.

"Gila ya lu, bajingan. Perjanjian kita bahkan belum selesai!"

Ucap Chou dengan nada cukup tinggi, Freya menatap bingung. "Perjanjian apa?" Tanyanya kearah Paquito, "lu mau tau? Gw dan Paquito pernah ngelakuin perjanjian buat having—" Paquito langsung membawa Chou sembari menutup mulutnya. Ia meninggalkan Freya seorang disana.

Paquito berhenti di tepat pintu kamar Chou, "tidak bisakah berbicara baik-baik?" Ucapnya dan melepaskan tangannya. "Gimana gw bisa ngomong baik hah? Jelas-jelas lu udah bikin gw campur aduk." Balas Chou sembari menatap tajam Paquito, "apakah itu alasan?" Tanya Paquito.

Chou berdecih, ia memang emosi kali ini tapi tetap saja Paquito selalu berhasil membuatnya diam. "Tatap saya." Ucap Paquito menyekram pipi Chou agar menatapnya, "apakah salah jika saya memiliki pacar?" Tanyanya lagi. Chou memberikan ekspresi jengkel, "salah! Ukh-" tangan Chou memegang pergelangan tangan Paquito.

"Berikan alasannya, Chou."

Paquito melepas tangannya, "walaupun kita melakukan perjanjian tanpa saling suka, bukan berarti lu bisa punya pasangan." Balas Chou mengusap pelan pipi. Tangan Paquito sedikit menggebrak pintu kamar Chou, membuat lawannya menatap kaget. "Hm.. alasan yang lucu." Ucapnya.

"Apa yang lucu? Jelas-jelas gw gak ngelawak, dan lu tau? Pria egois kek lu seharusnya gak dapet cewe semanis dia."

Paquito menatap datar kearah Chou, "egois?" Ucapnya sembari menaikkan satu alisnya. "Heh, iya egois. Lu itu udah masuk egois, menghentikan perjanjian hanya sepihak." Balas Chou memberikan ekspresi tidak suka. "Hm.. apa yang kau tau tentang hubungan saya dengannya?"

"Gw emg gak tau, cuman gw kasihan ama cewe itu. Gimana ya, kalau dia tau kalau lu pernah seks dengan pria juga? Dan lu malah kabur kek pengecut secara tiba-tiba tanpa memberitahu lawan lo."

Paquito terdiam sekilas, "saya tidak pengecut, saya berhenti karena alasan tertentu." Balasnya dengan nada berat. "Kalau gitu kasih gw alasannya." Ucap Chou, "alasan? Bukankah perempuan-" . "Alasan yang lebih jelas!" Potong Chou. Paquito menghela nafas berat.

"Kenapa? Gak bisa jawab? Dah gw duga sih, miris juga tuh cewe. Dapet cowo semacam lu."

Ucap Chou menatap kearah Paquito, tatapan tidak suka. "Apa maksud dari perkataan mu barusan?" Tanya Paquito mengerutkan keningnya, "itu artinya, lu itu kek cowo bajingan." Balas Chou blak-blakan. Paquito menatapnya datar, "katakan sekali lagi."

"Lu, kek bajingan."

BRUK!

Chou tersungkur dilantai kamar hotelnya sendiri, Paquito masuk ke dalam lalu menutup pintunya cukup keras. Ia menarik kerah Chou agar berdiri, "mengatai seseorang sebelum tau mengenainya, adalah sebuah kesalahan Chou." . "GAK USAH SENTUH GW LAGI!" Chou menepis tangan Paquito.

"Dasarnya emg lu bajingan! Kalau emg lu mau punya pacar, gak usah sok-sokan menghilang. Bilang tinggal bilang, apa sulitnya hah?! Pengecut."

Paquito kembali menghela nafas, "Chou, jujur saja saya tidak mau ada keributan disini. Tapi kata-kata mu sangat tidak pantas di dengar." Ucapnya menatap kearah Chou yang merapikan bajunya. "Apa? Kurang? Apa perlu gw katain tu cewe lu sekalian?" . "Kau mulai menjengkelkan."

𝗧𝗛𝗘 𝗕𝗢𝗫𝗘𝗥 𝗔𝗡𝗗 𝗠𝗥.𝗥𝗔𝗣𝗣𝗘𝗥 [✓]Where stories live. Discover now