12

30.5K 2.4K 39
                                    

Selamat membaca
.
.

"Gimana nih, Zoya nggak ada di kosnya. Terus dia kemana coba, kalo tuh bocil diculik gimana woy?!"

Titan menampilkan wajah panik, sedari tadi lelaki itu berjalan mondar mandir yang membuat Algara dan yang lainnya merasa pusing sendiri.

Malam ini, mereka sedang berada di sebuah apartemen milik Yoga. Lebih tepatnya base camp untuk mereka berkumpul. Saat pulang sekolah, keempat remaja lelaki itu datang ke kos yang dulu pernah Zoya tempati namun nihil. Mereka tak menemukan keberadaan Zoya, sang pemilik kos hanya mengatakan bahwa Zoya telah pergi.

Mereka bingung, pergi kemana gadis polos itu.

"Coba hubungi nomernya" celetuk Langit.

"Masalahnya itu nggak bisa dihubungi" balas Yoga berdecak kesal.

"Terus gimana?" Tanya Titan pasrah, ia menempelkan tubuhnya pada tembok.

"Baru aja kenal bocil modelan Zoya gitu, mana gemes lagi. Masa harus di ghosting gini sih, rasanya behhh to the bone" ucap Titan mulai ngelantur.

Al hanya diam tak bersuara, sebenarnya Yoga sedikit kesal dengan sifat lelaki itu tapi mau bagaimana? Algara memang seperti itu. Seperti batu.

"Ck. Coba lo telfon Zoya, siapa tau kan udah hidup ponselnya" perintah Langit menatap Al yang sedari tadi hanya diam.

"Hmm"

Al mengambil ponselnya yang tergeletak diatas meja, lalu mencari nomor yang akan dituju. Lelaki itu menekan loudspeaker dan menaruh ponselnya diatas meja supaya semua teman-temannya mendengar.

Drtttt

Drtttt

"Anjir masuk!" Pekik Titan heboh.

Tanpa perasaan Langit melempar bantal ke wajah Titan dan kena. Titan ingin protes namun dicegah oleh Yoga karena...

"Jangan ganggu Zoya!"

"Anjing" umpat Titan pelan tanpa didengar oleh orang yang ditelfon.

Mendengar suara seorang pria tentu saja membuat keempat lelaki itu terkejut, mereka semakin berprasangka buruk.

"Dimana Zoya?"

"Jangan macam macam dengan Zoya!"

"Iya! Kita ini teman Zoya!"

Terdengar kekehan pelan diseberang sana.

"Jauhi Zoya!"

Setelah itu telfon terputus, mereka saling tatap lalu membuang nafas dengan kasar.

"Kita harus cari Zoya"

Perkataan Langit membuat yang lainnya mengangguk setuju.

"Gue bakal hajar orang yang udah nyulik si bocil" celetuk Titan mengepalkan tangannya keatas.

"Lo kali yang dihajar" balas Yoga memutar bola matanya jengah.

"Kira-kira siapa cowok tadi?" Tanya Al menunggu jawaban dari ketiga temannya.

Yoga mengedikkan bahunya.

"Penculik tuh" jawab Titan dengan sangat yakin.

"Kalo penculik, minimal ya minta tebusan lah. Ini malah nyuruh kita jauhin Zoya" balas Langit.

"Bisa aja tuh penculiknya udah terpesona sama si bocil"

"Stop bilang bocil! Zoya punya nama!" Sungut Yoga tak terima seraya memandang Titan dengan sinis.

BROTHERS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang