18

22K 2.1K 164
                                    

Selamat membaca⚘
.
.

Malam ini, Zoya turun kebawah karena merasa lapar. Namun langkahnya semakin pelan saat melihat Damian masih sibuk dengan laptopnya, terlihat pintu kamarnya terbuka.

Zoya tak berani untuk melewati kamar abang pertamanya itu, gadis itu pun mengambil ancang ancang untuk berlari cepat melewati pintu.

Ia pun berlari namun sepertinya ia susah untuk menghentikan langkah, sebentar lagi dirinya akan jatuh di tangga.

Memejamkan mata dan tidak terjadi apa apa.

Zoya membuka mata, tangannya dicekal oleh seseorang. Dengan cepat ia berdiri tegak serta melihat siapa yang telah menyelamatkan dirinya.

Damian.

Abang pertamanya itu sedang menatap dirinya dengan tajam.

"A-abang maaf, Zoya-"

"Bagaimana jika terjatuh? Abang akan menyalahkan diri abang seumur hidup"

Damian memeluk tubuh Zoya dengan erat.

Zoya mengerjap, ia mengira abangnya marah karena merasa terganggu.

"Kenapa malam-malam keluar kamar hmm? Kenapa tidak memberi tahu abang?"

Zoya menunduk

"Zoya laper, Abang sibuk. Zoya nggak mau ganggu"

Damian membuang nafas kasar.
"Abang sengaja membiarkan pintu kamar terbuka, supaya kalau kamu ada apa apa bisa meminta bantuan abang"

Zoya diam, ternyata abangnya sangat peduli.

"Bagaimana jika abang terlambat tadi?"

Zoya semakin merasa tak enak saat mata abangnya itu memerah seperti menahan tangis. Dirinya juga ingin menangis sekarang.

"Maaf hiks, Zoya nggak tau hiks abang jangan nangis huaaaa"

Tangisan Zoya semakin keras, membangunkan seluruh penghuni mansion pada pukul 01.23 WIB.

Damian segera memeluk Zoya untuk menenangkannya.

"Ada apa?"

"Damian, ada apa dengan Zoya?"

"Princess!"

Jhonatan datang mendorong kursi roda Elina, Felix, Gio dan juga Calvin. Serta para maid yang ikut berdiri disana.

Mereka khawatir melihat Zoya menangis dipelukan Damian.

"Zoya hampir jatuh dari tangga"

"APA?!!"

Calvin segera mendekat, memeriksa tubuh Zoya begitupun Gio.

"Mana yang luka?"

"Apa kakimu sakit? Ayo ke rumah sakit"

Hiks hiks

Zoya menggeleng sembari menghapus air matanya. Menatap seluruh anggota keluarganya.

"Zoya laper hiks"

"Jadi kamu nangis karena lapar?"

Zoya menggeleng.

"Lalu?" Tanya Calvin

Zoya menunjuk Damian disampingnya "Abang nangis, jadi Zoya ikut nangis"

Semua bernafas lega, mereka mengira Zoya terluka.

"Udah nggak laper?" Tanya Jhonatan.

"Masih"

"Yasudah ayok kita makan malam lagi" putus Jhonatan.

BROTHERS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang