20

21.3K 1.8K 84
                                    

Selamat membaca⚘
.
.
.
.

Calvin menatap lekat wajah Zoya yang sedang tertidur dipangkuannya, sepulang sekolah Zoya terlihat sedih dan murung. Membuatnya penasaran.

Dengan susah payah, Calvin bertanya hingga akhirnya Zoya menceritakan semuanya sambil menangis.

Ponsel mahal yang telah dibelikannya, hancur tak berbentuk. Siapa pelakunya? Zoya tak tau namanya. Adiknya itu hanya mengatakan bahwa mereka adalah teman Zara.

Saat itu juga, Calvin menahan rasa amarahnya. Meski telah menghabisi Zara, ternyata masih ada yang mengganggu adiknya.

Benar, Zara menghilang adalah karena ulah Calvin. Sepulang sekolah, Calvin dan Reno menyelesaikan urusan yaitu membunuh Zara yang telah berani menyakiti adiknya, tapi- apakah alasan Calvin membunuhnya hanya karena hal itu?.

Melihat bekas air mata di pipi adiknya, membuat emosi Calvin bangkit. Sepertinya akan ada urusan lagi untuk dirinya.

Tak berselang lama, Damian datang dengan masih menggunakan pakaian kantornya.

"Ada apa?"

"Lihat"

Damian beralih menatap ponsel yang telah rusak, itu adalah ponsel yang diberikan untuk Zoya.

Seketika rahangnya mengeras, tangannya mengepal kuat serta sorot matanya menajam. Kentara sekali bahwa pria itu sangat marah.

"Siapa yang melakukannya?" Desis Damian.

"Se-"

"Eunghh..."

Perlahan mata Zoya terbuka, menoleh menatap Damian.

"Abang" gumamnya.

Zoya bangun dan duduk didekat Calvin Lalu matanya berkaca-kaca dengan bibir melengkung kebawah. Gadis itu menatap Damian dengan kondisi yang siap untuk menangis.

"Hiks maaf abang, maafin Zoya. Zoya nggak bisa jaga barang dari abang hiks" ungkap Zoya menyesal.

Damian mengontrol emosinya, pria itu berjalan dan berjongkok dihapadan Zoya. Tangannya mengusap air mata yang menetes dipipi Zoya.

"Zoya tidak salah"

"Zoya salah hiks, itu ponselnya mahal hiks Zoya nggak punya uang buat gantinya huaa"

"Heii dengarkan abang, Zoya tidak perlu mengganti apapun. Abang akan berikan lagi yang baru, okey?" Ucap Damian dengan sangat lembut, mencoba menenangkan adiknya itu.

"Tapi itu ponselnya mahal, Zoya salah. Nanti pasti daddy marah sama Zoya" balas Zoya dengan suara parau.

"Apa Zoya yang menghancurkannya?"

Zoya menggeleng.

"Bukan Zoya, tapi temen Zara yang ngerusakin ponsel Zoya"

"Itu artinya Zoya tidak salah"

"Zoya nggak bisa jaga barang dari abang"

"Apa Zoya nggak berusaha bertahan?" Tanya Damian lagi.

"Udah, tapi mereka berdua. Zoya sendiri hiks"

"Abang menghargai usaha Zoya, jadi sekarang jangan sedih. Abang akan belikan yang baru"

Zoya menggeleng.

"Zoya takut nggak bisa jaga, Zoya takut abang sedih"

Hati Damian merasa sedih melihat adik perempuannya seperti itu. Dia akan membalas orang yang membuat adiknya sedih seperti ini.

BROTHERS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang