BAB 2 WAKTU KEDUA

5.3K 514 18
                                    

"Waktu bersama terlalu singkat, yang tersisa rasa asing dan membuat kita semakin jauh"



WAKTU KEDUA

Sial!

Ketika berangkat menuju rumahnya tadi , Taruna meminjam mobil milik sahabatnya Rafi Pangestu.

Padahal ia sudah diingatkan jika mobil itu sedang bermasalah. Tapi karena terburu buru Taruna tidak terlalu mempermasalahkannya.

Baru saja keluar dari gerbang rumah besar itu, tiba tiba saja mobil itu mogok.

Dan Taruna baru sadar jika tas berisi ponsel dan dompet nya, tertinggal diruang kerja Ayahnya.

Double shit!

Setengah berlari ia kembali ke rumah yang baru saja ia tinggalkan.

"Merepotkan saja!" Ia menggumam sendiri. Tak dipedulikannya sekuriti yang bertanya padanya. Ia hanya ingin segera mengambil tas itu dan segera pergi lagi.

Suasana rumah sangat sepi. Pintu depan ia dapati tak terkunci, sehingga ia dengan mudah masuk. Ia mengutuki keteledoran ini. Memangnya kemana semua orang dirumah besar ini?.

Dengan kesal Taruna membuka kembali ruang kerja yang berada di lantai dua. Dan ia melihat keberadaan tas nya disana.

Ia mengambil tas itu, entah mengapa ia melangkahkan kakinya menghampiri jendela besar yang dulu dibuat khusus atas permintaan Ayahnya.

Dari posisinya sekarang Taruna bisa melihat dengan leluasa kehalaman belakang.

Tangannya meraih ponsel untuk menghubungi Rafi, ketika ia sedang mencari nomer telepon Rafi, ia terdistraksi melihat bayangan seseorang didekat kolam renang belakang rumah.

Entah kapan kolam itu dibuat, Ia tak tau. Tapi mengingat hanya wanita itu yang berada dirumah ini, tentu saja kolam itu dibuat atas inisiatif Lima.

Bahkan Lima tak merasa perlu mendiskusikannya terlebih dahulu dengannya.

Mungkin karena sertifikat rumah ini atas nama wanita tanpa perasaan itu, makanya pendapat dirinya tak perlu. Taruna tersenyum pahit.

Wanita itu memang tak tanggung tanggung dalam menancapkan kekuasaannya dirumah ini.

Tapi Taruna mengakui desain kolam dan taman belakang rumahnya sangat indah dan berkelas.

Tunggu saja saat ia akan mengusir wanita itu dari rumah ini.

Taruna memicingkan matanya, ia ingin memastikan siapa yang berada disana, dan dari lantai dua ini ia bisa melihat seseorang sedang mematung sedari tadi.

Setelah beberapa lama ia memperhatikan, ternyata sosok itu Lima. Penampilannya berbeda dari biasa.

Lima selalu tampil elegan dengan baju baju branded, kini Lima hanya mengenakan gaun tidur hingga mencapai mata kakinya, dan sebuah pasmina yang ia pakai menutupi kepala hingga punggungnya.

Wanita itu berdiri didekat bangku taman yang terbuat dari besi. Lampu taman yang temaram membentuk gambaran siluet Lima.

Taruna baru saja hendak berbalik ketika melihat Lima tiba-tiba duduk sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Bahu wanita itu berguncang.

Lima menangis?

Taruna tak bisa menahan senyumnya sinisnya.

Hari ini adalah hari dimana Lima kalah. Ia bukan istri dari Taruna pemilik Hardiatmaja Juang Coorporate lagi.

Saham miliknya kembali lagi, begitu isi perjanjian mereka berdua.

MEMINJAM WAKTUWhere stories live. Discover now