WAKTU KEDUAPULUH TUJUH

2.8K 391 30
                                    

Ada waktu dimana aku merasa  kamu tidak bisa tergantikan oleh apapun.
Tapi akan kah kamu masih mau mendengarkan keluhku?





.
.
.
.
.

Entah kebetulan  yang benar-benar kebetulan, atau sudah menjadi keharusan jika mereka akan sering bertemu.

Itu yang dipikirkan Jericho ketika melihat Taruna berdiri disana. Padahal baru kemarin mereka bertemu. Dan semesta mempertemukan mereka kembali hari ini.

Jericho mengkhawatirkan Alin yang kini belum menyadari kehadiran Taruna di Panti Asuhan ini. Mood Alin baru saja membaik setelah Jericho meyakinkan jika dirinya akan selalu ada untuk Alin, akhirnya emosi Alin stabil kembali.

Setelahnya mereka menikmati pemandangan hamparan sawah yang menghijau dan mendengarkan suara tawa anak-anak panti yang tak lepas dari lirikan mata Alin.

Meski mulut berkata tidak, tapi Jericho tahu jika Alin sangat ingin masuk ke tempat itu. Jadi Jericho mengajaknya dengan alasan ingin memberikan donasi untuk anak-anak panti. Alin tampak bahagia ketika masuk ke halaman panti hingga mereka bertemu dengan pengurus panti yang ramah.

Ketika mereka baru selesai memberikan donasi pada pengurus panti, Alin ingin berkeliling dan pengurus panti tidak keberatan dan kini mereka sedang berada di halaman belakang panti yang tampak ditanami berbagai jenis sayuran dan pohon buah-buahan.

Dan disinilah Jericho melihat Taruna berdiri diteras sebuah bangunan yang tidak jauh dari panti. Pria itu tampak berdiri mungkin juga tengah  menikmati pemandangan.

Satu pertanyaan yang mengganjal di pikiran Jericho adalah, yang ia tahu Taruna memiliki istri bernama Lima Ayudia yang telah meninggal beberapa bulan lalu.

Dan kemarin mereka bertemu dengan Taruna bersama wanita yang ia kenalkan sebagai Istri dan seorang anak berusia sekitar empat atau lima tahun.

Bagaimana bisa?

Bagaimana kehidupan rumah tangga pewaris Hardiatmaja itu?. Apakah orang-orang kaya seperti  mereka selalu memiliki kehidupan yang rumit dan penuh intrik dan rahasia?.

Pandangan mereka bertemu dan Taruna terlihat sedikit terkejut, tapi tak lama wajahnya lalu tersenyum dan segera mendekati Jericho.

Jericho menyesal seharusnya ia segera pergi dari sana sebelum Taruna melihatnya, tapi terlambat.

"Jericho, ada disini?". Tanya Taruna sambil menyalaminya.

"Eh, iya Mas, ada disini juga..?"

"Iya, sama Alin?"

Jericho mengangguk, menoleh ke arah Alin yang sedang bercakap-cakap dengan anak-anak panti, mereka terlihat akrab sekali.

"Sering kesini?" Tanya Taruna lagi.

"Baru kali ini mas, tadi Alin mau jalan-jalan, eh tahu-tahu kita  nyampe ke sini..."

"Oh begitu ..." Taruna menganggukkan kepalanya.

"Alin suka anak-anak, sepertinya.." Ujar Taruna ketika melihat Alin sedang tertawa. Dan disaat yang sama Alin menoleh ke arah mereka, dan Jericho bisa melihat raut terkejut di wajah Alin.

Taruna melambaikan tangannya.
Dan sekali lagi Jericho melihat jika Taruna sama sekali tidak terlihat menyembunyikan sesuatu tentang Alin. Pria itu tampak biasa-biasa saja.

Meski dalam hatinya Jericho sangat percaya jika Alina ada hubungannya dengan Taruna. Emosi Alin tampak begitu mudah berubah-ubah jika berada didekat Taruna.

"Bapak, disini juga...?"
Tanya Alin setelah ia mendekati Jericho dan  Taruna.

"Iya, kebetulan kita bertemu lagi ya..." Sahut Taruna.

MEMINJAM WAKTUWhere stories live. Discover now