WAKTU KETIGABELAS

3.3K 430 31
                                    

Aku lelah dan ingin berhenti sejenak dari kekacauan hidupku.
Tapi waktu terus berjalan mengabaikan keinginanku
Dan aku termangu
menyadari kedunguanku

.

.

.

.

.

.

.

Karangan bunga memenuhi kantor pusat HJC, mulai dari gerbang sampai loby. Itu pun telah disusun berlapis lapis. Taruna mengamati karangan bunga itu ketika laju mobilnya melambat, banyak nama perusahaan, nama pribadi dan nama yayasan yang asing bagi Taruna.

Jumlah karangan bunga itu, Menunjukkan ternyata  banyak yang kehilangan sosok Lima Ayudia. Sosok dingin yang seolah tak punya hati itu ternyata begitu dihormati dan dicintai.

Taruna memasuki Loby dan seorang security dengan membukakan pintu dan mengucapkan selamat pagi dan tak lupa Pria tinggi besar itu  mengucapkan turut berdukacita padanya. Taruna kembali tertegun, tak lama ia menganguk, samar ia menggumamkan terima kasih.

Sepanjang lorong menuju ruangannya semua karyawan yang berpapasan dengannya menganggukan kepala dan menunjukkan raut belasungkawa.

Semua mengira ia adalah suami yang tengah berduka. Hatinya terusik. Taruna merasa tak layak mendapatkan perhatian itu. Ia adalah suami brengsek dan bodoh.

Tiga hari dihabiskannya berada dirumah Lima. Ia menghindar bertemu dengan Wira dan Adera. Selama itu ia ingin mencari tahu tentang kehidupan Lima yang ia abaikan selama enam tahun.

Sangat terlambat,

Sangat terlambat, dan sesalnya kini hanya menjadi sesuatu sia-sia.

Lebih dari enam tahun ia biarkan Lima terpuruk dengan langkah  terseok, berjuang sendiri, dan dirinya telah menjadi duri dan bara disetiap langkah wanita itu.

Tapi Lima terus berjalan sampai janjinya tunai. Menahan perih dalam diam, sendiri menerima benci yang ia lemparkan.

Berkebalikan dengan dirinya sendiri, Ia melupakan janjinya pada Papa saat dirumah sakit, janji jika dirinya akan menjaga Lima seumur hidupnya.

Denting lift membuatnya sadar, segera ia melangkah menuju ruangan besar yang dulu adalah milik Papanya. Lima bahkan menggunakan ruangan lain untuk ia jadikan kantornya, meskipun ia berhak duduk disana.

Direktur Utama

Begitu tulisan yang terpasang di depan pintu.

Ruangan itu hanya ditempati Taruna.

Taruna berhenti sejenak di depan pintu itu. Kini ia penguasa HJC seperti keinginannya. Sendiri tanpa harus berbagi lagi.

Lima menyerahkan kembali semua miliknya.

Dalam diam Lima mengabdi, bukan saja hanya padanya, Lima mengabdi pada Mama dan papa,pada seluruh keluarganya, bahkan pada seluruh karyawan mereka. Terbukti dari suasana duka yang pekat digedung ini.

Taruna memijit pelipisnya. Ada banyak hal yang harus ia selesaikan dan hadapi. Ia melangkahkan kakinya, bersiap memulai langkah pertamanya hari ini.

Begitu ia membuka pintu, disana sudah Wira dan Adera yang telah menunggunya.

Mereka telah membuat janji untuk bertemu hari ini. Taruna memilih pertemuan mereka ditempat ini. Karena Jika di rumah,  ia sangat merasa terintimidasi oleh setiap kenangan yang akan membuatnya merasa  bersalah.

MEMINJAM WAKTUWhere stories live. Discover now