BAB WAKTU KEDUABELAS

3.4K 420 23
                                    

.....

"Detik demi detik berlalu, kini kilasan hadirmu semakin jelas, membawa kenangan yang ternyata indah.
Hanya saja waktu kita tak lagi sama "







...

.

.



.
.

Bagaimana dirinya tak resah?. Bahkan ketika ia sudah kembali ke sebuah rumah yang konon adalah rumah tempat ia dibesarkan, ia tetap tak ingat apa-apa.

Ia hanya koma selama satu minggu, mengapa ingatan seumur hidupnya terhapus begitu saja?.

Ia memandangi isi kamarnya, merasa sedikit aneh dengan nuansa biru pastel yang mendominasi. Ia merasa ini bukan dirinya.

Ia mengamati Foto-Foto di nakas dan satu Foto di dinding yang menampilkan dirinya dan Jericho.

Ia percaya jika Jericho benar-benar tunangannya begitu ia melihat kolase foto acara pertunangan mereka dibingkai dalam Frame cantik berwarna biru muda. Ia dan Jericho terlihat bahagia.

Harusnya ia ingat kan?

Tapi sama sekali tidak ada yang bisa ia ingat bagaimana acara di hari pertunangannya itu.

Ia mendudukkan dirinya di kursi meja rias. Melihat sekilas rangkaian perawatan wajah dan make up yang tersusun. Bahkan ia bisa merasa jika itu bukan yang biasa ia pakai.

Ia benar-benar merasa frustasi. Tadi ketika mereka batu sampai, ia berpura-pura baik-baik saja, ia berusaha terlihat sesantai mungkin agar ia tidak 'dikerubungi' bagai makhluk menyedihkan yang selalu harus dijaga.

Bahkan Jericho sangat berat meninggalkannya, tunangannya itu harus berangkat kerja.

Kedua orang tuanya juga harus pergi. Demikian juga Mateo dan Lulu yang harus berangkat kuliah.

Ia tinggal dirumah bersama seorang perawat yang dipanggil khusus untuk mendampinginya.

Begitu semua berangkat, Ia dengan halus mengatakan pada Anita Perawat nya itu untuk meninggalkannya sendiri di kamar.

Ia perlu waktu sendiri, ia perlu waktu untuk mencari sendiri apa yang terjadi padanya.

"Yang, jangan menyerah ya, aku mohon. Aku nggak akan bisa hidup tanpa kamu..." Jericho menatapnya sendu.

"Aku akan mendampingi kamu sampai kamu ingat semua, Sampai kamu ingat cinta kita..."

Ia hanya diam ketika Jericho mengatakan hal itu. Karena ia memang tidak tau harus berkata apa.

"Ada baiknya Alin pulang, pasti banyak hal dirumah yang bisa memicu ingatan Alin kembali..."

Sampai saat ini ia masih belum ingat apa-apa. Ia tetap merasa asing dirumah yang ia tempati sejak lahir. Bahkan kamar ini tidak menggugah ingatan apapun.

.

.

*******
.

MEMINJAM WAKTUOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz