BAB WAKTU KESEBELAS

3.5K 407 25
                                    

"Katanya waktu bisa menyembuhkan..
Berapa lama yang aku butuhkan agar aku pulih?"










.

.

.

Waktu Kesebelas

Hari ini kondisi tubuhnya sudah mulai membaik. Setelah beberapa hari ia terapi motorik, membuat tubuhnya tudak kaku lagi. Namun gerakan yang masih terbatas. Ia masih harus banyak dibantu. Dan ia tak kekurangan orang yang bisa membantunya.

Setiap saat ada yang menemaninya. Ada antusiasme yang bisa ia rasakan dari setiap orang yang datang.

Seseorang yang menyebut dirinya Papa,seorang wanita cantik yang menyebut dirinya Mama.

Kemudian ada Lulu dan Mateo yang menyebut diri mereka adik. lalu Jericho yang menyebut dirinya adalah tunangannya.

Hidupnya terlihat indah dan menyenangkan.

Wajah-wajah ceria itu datang bergantian, hanya Jericho dan Mateo yang selalu ada disetiap malam.

Harus nya ia tak asing dengan mereka bukan?. Mereka adalah keluarganya. Itu yang selalu di ukang-ulang mereka.

Mama yang sering menunjukkan fotonya waktu kecil hingga dewasa seperti sekarang, lengkap dengan cerita-cerita tentang dirinya.

Papa yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca, lalu menepuk-nepuk pundak atau puncak kepalanya. Dan dari mulutnya tak henti mengucap syukur pada Tuhan.

Lulu yang selalu ceria dengan cerita-cerita keakraban mereka. Bahkan ia sudah membuat rencana trip liburan berdua, Girls Time!. Lulu terlihat antusias.

Mateo yang serius yang selalu menatap matanya dalam-dalam, seolah mencari-cari sesuatu entah apa. Tapi pria tampan yang adalah  adiknya itu selalu siaga jika melihat dirinya membutuhkan bantuan.

Dan Jericho yang terlihat sangat memuja dirinya, selalu menyempatkan mengecup tangan atau keningnya, yang selalu tersenyum dan mengucapkan kata-kata manis yang kadang membuat Mateo memutar bola matanya.

Pasti hidupnya menyenangkan.

Dengan keluarga lengkap yang menyayangi dirinya.

Hanya satu hal yang selalu mengganggunya.

Mengapa ia lupa?

"Alin, sayang..."

Itu suara Jericho yang kini sudah berpakaian rapi, dan akan berangkat kerja.

Ia menoleh pada tunangannya.

"Aku pergi dulu ya, sementara Mateo yang nemenin sampai mama dan papa datang...kamu nggak apa-apa kan?

Ia hanya bisa mengangguk, sungguh ia masih asing dengan nama Alin ini. Rasanya tidak tepat.

"Good, aku bakal kangen kamu terus yang..." Jericho mengecup puncak kepalanya.

"Mat, aku berangkat dulu ya, titip Alin"

Mateo hanya berguman ia masih sibuk dengan ponsel ditangannya.

Ia menatap kepergian Jericho hingga menghilang dibalik pintu.

Dan ia akan menikmati sepi bersama Mateo sang adik yang jarang sekali bicara.

Sungguh tempatnya bukan disini.

Tapi dimana?
.
.
.
.
*****
.
.

Taruna mencoba peruntungannya. Ia dan Lima punya rahasia. Lima selalu meletakkan kunci kamarnya pada dua tempat, didalam sepatu atau didalam butiran pasir kuarsa vas bunga.

MEMINJAM WAKTUWhere stories live. Discover now