WAKTU KETIGAPULUH TIGA

3K 455 43
                                    


Aku mengumpulkan keping demi keping kenangan
Berusaha menyatukannya agar bisa melihatmu lagi.
Walau tak sempurna
Itu memang salahku.


Ia menatap sosok pria yang tengah menyiapkan makan malamnya. Hatinya bergetar melihat semua itu. Ditahannya tangis yang selalu muncul jika melihat orang-orang yang mulai ia sayangi.

Mateo yang tengah serius dengan tugas kuliahnya, Lulu yang sibuk dengan laporannya. Dan Jericho yang sejak datang sibuk mengurusinya.

Ia sempat takut jika ia tak bisa bangun lagi, ia pikir jiwa Alin langsung menggantikannya. Ia takut jika langsung pergi meninggalkan keluarga barunya tanpa memberikan perpisahan yang layak.

Lima tahu ia sudah sangat nyaman berada dekat Jericho, tapi hatinya membangun tembok agar ia tak jatuh cinta karena Jericho bukan miliknya.

Sudah lama ia tidak mendapatkan perhatian seperti yang Jericho berikan. Perhatian dari seseorang yang mencintainya.

Sayang Jericho tidak mencintai dirinya, cinta dan perhatian itu untuk Alin.

Ia tulus mencintai Mateo dan Lulu, ia tulus mencintai papa dan mama barunya.

Ia harus memberikan kenangan indah bagi mereka yang mencintainya dengan tulus.

Berkali- kali ia mencoba mencari jalan agar bisa bertemu dengan Edward, pria dalam mimpinya itu. Entah siapa pria itu, Lima pikir mungkin ia adalah salah satu Malaikat. Tapi ia tidak menemukannya.

Lima ingin meminta waktu tambahan lagi, ia masih ingin membuat kesan baik.

Juga Ia ingin memastikan  HJC tak lagi digerogoti Bram. Ia juga ingin memastikan Taruna mendengar cerita yang benar dari rahasia Yang Heru bawa sampai mati.

Ia ingin Taruna berdamai dengan dirinya sendiri dan dengan Papa Heru.

Malam ini, ya malam ini ia ingin Edaward datang, harus malam ini.

"Sebuah usapan lembut dikepalanya menarik kesadaran Lima kembali

Sebuah senyum teduh ia dapatkan ketika menoleh pada Jericho.

"Boleh peluk?" Tanya Lima lirih.

Segera ia merasa tubuhnya hangat dibalut tubuh besar dengan aroma  parfum yang mulai ia sukai.

"Sudah?" Ia bisa mendengar suara berat itu dari dada Jericho.

Lima mengangguk, lalu pelukan itu melonggar.

"Nanti aku peluk sampai kamu tertidur, sekarang kamu harus makan dan minum obat dulu..." Lima tersipu dengan tatapan jahil  Jericho.

"Kak....." Lima menoleh dan mendapati Lulu yang menatapnya cemas. Gadis itu beringsut naik ke ranjang dengan hati hati.

"Jangan gitu lagi ya...
Aku nggak mau kakak kayak kemarin lagi.." Lima bisa melihat wajah sedih Lulu, seandainya saja lulu tahu siapa dirinya.

"Iya...maaf kakak bikin kamu cemas..." Sahut Lima sambil membelai lengan Lulu. Menenangkan adik Alin yang kini juga sudah ia anggap adiknya sendiri. Ia seperti melihat Adera dalam diri Lulu.

"Kakak, nggak usah kerja dulu kenapa?. Biar kondisi Kakak benar-benar baik, baru kerja lagi..". Mendengar itu Jericho berjanji akan memberikan jajan lebih pada Lulu besok. Ia berusaha menyimpan senyum dengan menundukkan kepalanya.

"Iya kan Bang?" Tanya Lulu

Jericho mengangkat wajahnya menoleh ke arah Lulu. Pura-pura tidak mengikuti pembicaraan.

MEMINJAM WAKTUWhere stories live. Discover now