WAKTU KEDUAPULUH EMPAT

2.8K 424 77
                                    


Melihat jejakmu disini,
Melecut tanya, kemana aku dulu?

.
.
.
.

Entah bagaimana pertemuan tidak sengaja mereka hari ini yang berujung Mereka memutuskan untuk makan siang bersama.

Dirinya dan Jericho baru saja keluar dari barber shop, tiba-tiba bertemu dengan Taruna. Lalu disinilah mereka berjalan beriringan menuju food court yang berada lantai paling atas mall ini.


Ternyata belum sepenuhnya bisa bersikap biasa ketika berhadapan langsung dengan Taruna,  terlebih bersama dua orang yang menjadi pusat dunia Taruna, Kirana dan Nata.

Betapa sempurna nya mereka, keluarga kecil bahagia. Sentuhan-sentuhan sayang, bisik-bisik mesra, saling tatap dengan tawa yang tak lepas dari wajah mereka. Demi Tuhan, sudah lewat enam tahun, sakit ini masih seperti baru.

Berkali Lima mengerjabkan matanya agar matanya tak memproduksi cairan yang akan membuatnya tampak aneh jika saat ini dirinya menangis.

Untungnya mereka berjalan di belakang Taruna, Kiran dan Nata hingga Lima bisa menyembunyikan kesedihannya

Tangan Jericho yang menggengam tangannya dijadikan Lima kekuatan. Jericho menoleh pada Tunangannya ketika ia merasakan genggaman wanita yang dicintainya itu lebih menguat.
Dengan lembut dibelainya punggung tangan mungil itu.

"Aku disini sayang.." Bisik Jericho menenangkan. Entah apa yang membuat Alina cemas, tapi Jericho ingin mengatakan jika Alina tidak usah cemas.

Lima menoleh ke arah Jericho yang menatap nya dengan lembut. Lima memaksa sebuah senyum.
"Kalau kamu capek, bilang ya Lin?" Bisik Jericho lagi. Kini sambil mencuri kecupan dipuncak kepala Lima.

"Nggak kok, aku nggak apa-apa.." Sahut Lima

"Good..." ucap Jericho dengan lebih tenang.

Tak lama mereka menemukan lokasi food court yang menyediakan wahana tempat bermain bagi anak.

"Kita duduk disini saja, biar dekat dengan arena bermain, biar ibu Kiran mudah mengawasi Nata....". Ujar Lima dan disetujui semua.

Kirana dan Taruna mengurus tiket masuk Nata ke arena bermain. Meski sakit Lima tak bisa melepaskan pandangannya dari ketiga orang itu.

Lima tersenyum meski pedih, setidaknya Taruna bahagia, dengan semua tekanan yang diterima pria itu dari Papa Heru, Taruna berhak untuk bahagia.

"Nanti kita juga gitu kok Yang.." Bisik Jericho dengan suara menggoda.

Lima menoleh ke arah Jericho dengan heran..
" Ya..?" Tanya Lima

"Itu...kamu liatin keluarga Mas Taruna gitu banget, nanti kita juga gitu kok, kamu mau anak berapa? Aku siap..."Jawab Jericho sambil menaikturunkan alisnya.

Lima menepuk bahu Jericho dengan gemas. Jericho terbahak-bahak, menangkap tangan Lima yang tadi digunakan untuk memukul lengannya. Dikecupnya tangan itu dengan penuh cinta.

Betapa beruntungnya Alin, mendapat pria yang mencintainya dengan sangat besar. Apakah yang akan dilakukan Jericho saat tahu jika wanita yang dipeluknya kini  bukanlah Alin?.

Rasa bersalah itu semakin bertumpuk dalam hati Lima.

"Aduh maaf kita jadi  ganggu moment nih..." Tiba-tiba Kiran dan Taruna sudah berada didepan mereka dan bersiap duduk. Taruna menarik kursi untuk Kiran, baru setelahnya ia duduk, hingga posisi Taruna berhadapan dengan Jericho. Sungguh hal ini tidak ada dalam bayangan Lima. Berhadapan langsung dengan Kirana dan Taruna secara bersamaan.

MEMINJAM WAKTUWhere stories live. Discover now