BAB 4 WAKTU KEEMPAT

4.3K 508 40
                                    

"Aku lupa jika waktu tak dapat diulang, lalu bagaimana cara aku mencari keliru ku yang dulu?"


WAKTU KEEMPAT
.

Hingga pagi menjelang Lima belum sadarkan diri.

Berbagai selang dan alat terhubung ke tubuh ringkihnya. Taruna hanya bisa tertunduk menunggu Dewa yang masih mengawasi Lima.

Tak sekalipun Dewa mengatakan sesuatu ia hanya bergumam mengatakan nanti ia akan jelaskan.

Ia hanya bisa terdiam ketika Dani dengan sigap mengetahui apa yang harus dilakukannya setelah sampai dirumah sakit.

Taruna hanya mengikuti Dani kesana sini dan mendengarkan penjelasan jika ia bertanya pada pria muda itu.

Tampaknya Dani mengetahui dengan  baik apa yang harus dilakukannya.

Meskipun ia tak menghendaki pernikahan ini, ada sebersit perasaan bersalah ketika ia baru tau jika Lima mengalami sakit parah.

Meskipun ia belum tau sakit apa, tapi ia bisa melihat jika Lima sekarat.

Taruna terlalu fokus dengan hidupnya, menutupi banyak rahasia.

Ia tidak tau apa yang terjadi pada Lima. Sebenarnya ia tidak peduli untuk apapun yang terjadi pada wanita itu.

Kini ia ragu apakah rahasia yang dimilikinya, sebenarnya bukan rahasia lagi bagi Lima?

Bahkan Lima mengetahui semua hidupnya. Tapi mengapa ia tidak merasakan dampak dari itu semua? Ia tetap memegang perusahaan di Jepang, ia dibuang ke anak perusahaan paling kecil yang dimiliki HJC.

Bagaimana ia harus bekerja keras dengan dana yang sangat terbatas.

Lamunannya berhenti saat ia menangkap bayangan adiknya. Perwira Hardiatmaja.

Yang selama ini juga dijauhinya entah dengan alasan apa, mungkin karena Wira tidak menjadi tumbal dalam 'kekacauan' yang dibuat Papa.

Karena yang berubah hanya kehidupannya, kedua adiknya tidak mendapat pengaruh apa apa dari wasiat Papa.

Wira berjalan dengan tergesa,entah adiknya itu mengabaikannya atau memang tak melihat dirinya yang tengah duduk dikursi tunggu.

Wira terus berlalu dan masuk ke ruang ICU itu.

Taruna bangkit dan ia mengikuti langkah adiknya. Ia bisa melihat Wira berbicara serius dengan Dewa dibalik kaca.

Penampilan adiknya itu terlihat kacau, beberapa kali ia mengacak rambutnya seperti biasanya jika ia sedang kalut.

Ia melihat Wira menghampiri Lima. Memegang tangan wanita itu lalu tak lama adiknya yang memiliki postur  tinggi dan besar itu tiba tiba berlutut dan kepalanya menunduk ditangan yang terkulai lemah itu.

Semua keluarga menyayangi Lima, tak terkecuali Wira yang seumur dengan Lima. Mereka bersekolah di sekolah yang sama sejak Lima menjadi bagian keluarga mereka.

Pun dirinya dulu adalah salah satu yang sangat menyayangi gadis itu.

Bahkan ia tau jika Lima lebih dekat dengannya dibanding Wira dan Adera adik bungsunya.

Lima selalu menantikan saat dirinya pulang sekolah, kuliah, kerja atau kemana pun ia pergi.

Semua berubah saat Ayah mereka Hardiatmaja meninggal. Ia membuat surat wasiat yang mencengangkan, membuat keluarga mereka bingung dan Taruna yang paling banyak mendapatkan kejutan.

Taruna berbalik keluar ketika melihat bahu Wira berguncang. Hal itu membuatnya semakin kelu, ia yakin ada sesuatu yang besar yang tidak ia tau.

Ia tersenyum sinis, ia telah dibuang dan tidak ada satu pun hal yang ia tau tentang keluarganya. Mereka mendiamkan nya, dan ia pun mendiamkan mereka, berusaha untuk tidak peduli dengan apapun kecuali tentang mama.

MEMINJAM WAKTUWhere stories live. Discover now