WAKTU KEDUAPULUH DELAPAN

2.7K 413 80
                                    

Jika kelak kita bertemu,
Masihkah kamu akan memanggilku?
Menyeru semua kata yang sering kamu ucapkan padaku?
Aku rindu....

.
.
..
.
.
.........

.
.

Taruna memandang makanan yang tersaji dihadapannya. Bagaimana Alina tahu jika ia tidak suka emping dalam gado-gadonya?.

Lalu matanya memandang minuman berisi potongan cincau yang selalu ia pesan ditempat ini?.

Matanya mengamati Alina yang menyuapkan gado-gado, wajahnya terlihat serius memperhatikan iPad yang diletakkannya dimeja.

Taruna mengingat-ingat kapan ia membagi hal ini pada Alin. Tapi tak urung tangannya menyuapkan gado-gado favoritnya itu.

Dan satu lagi,

Bagaimana Alina tahu tempat ini?

Pasti kebetulan saja, pikir Taruna. Ia terus menyantap gado-gado kesukaannya itu. Kapan-kapan ia akan mengajak Kirana makan ditempat ini.

Tapi ketika matanya kembali melihat Alin, ia menyadari ada yang berbeda dengan dirinya, ada sesuatu yang membuatnya nyaman berada di dekat wanita ini, entah apa. Sesuatu yang familiar yang pernah ia rasakan.

Karena itu saat ia harus meeting dengan Crosscountry Delivery ia memilih Alin untuk mendampinginya. Dan benar saja, Alin tampak luwes dan sangat kompeten hingga beberapa point kesepakatan berhasil mereka dapatkan yang pasti menguntungkan.

Selama ini dirinya merasa sepi, sendiri ditengah kesibukannya. Tapi berdiskusi dengan Alin membuatnya lebih tenang. Seolah Alin tahu semua keinginannya.

Ia turut bahagia untuk Jericho yang memiliki Alin sebagai kekasih. Taruna bisa melihat jika keduanya sangat serasi.

Tiba-tiba ponsel nya berdering, dan ketika melihat siapa yang melakukan panggilan, Taruna tersenyum.

"Halo sayang...."

"Sudah makan siang mas?"

"Hummm ini lagi makan siang..."

"Bagus kalau begitu, makan apa?.."

"Makan gado-gado, kamu mesti coba makan disini, kapan-kapan aku ajak, enak banget!"

"Mas makan diluar?"

"Hu um sama Alin, kebetulan ada meeting diluar.."

"Oh....."

"Kamu dama Nata sudah makan?"

"Sudah, ini baru habis makan, Nata langsung ngantuk..."

Taruna terkekeh. "Dasar Nata..."

"Ya udah mas terusin makannya, aku mau nemenin Nata tidur siang.."

"Oke, see you.."

"Bye mas.."

Taruna menyimpan kembali ponselnya ke saku.

"Kamu sudah selesai Lin?" Tanya Taruna ketika melihat Alin sudah mendorong piringnya ke tengah meja.

"Sudah Pak, umm..bapak nggak usah buru-buru , saya kalau makan memang cepat.." Sahut Alin sambil tersenyum.

Taruna tertegun, sekali lagi ia familiar dengan hal ini.

"Kenapa Pak?" Kini Alin yang bertanya ketika melihat Taruna seperti bingung

"Eh, nggak..nggak apa-apa.." Sahut Taruna sambil menggelengkan kepalanya. Apa yang ia pikirkan?

MEMINJAM WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang